Peneliti dituntut menciptakan inovasi baru yang bisa digunakan masyarakat. Penelitian merupakan salah satu kegiatan tri-dharma Perguruan Tinggi (PT). Penelitian di PT mayoritas bersifat pengembangan ilmu yang cakupannya sangat spesifik, hanya diketahui segelintir manusia di negera ini. Oleh karena itu harus dipublikasikan agar kebenaran hasilnya dapat diperiksa.
Begitu pula yang dilakukan Dr. Eko Agus Suyono, M.Sc. dan Dr. Endah Retnaningrum, M.Si. yang juga menyampaikan hasil penelitian disertasinya Kamis (09/04) kemarin di Ruang Sidang Bawah Fakultas Biologi UGM di depan dosen-dosen dan mahasiswa pascasarjana Biologi UGM.
Penelitian Dr. Endah yang bertajuk penekanan emisi N2O menyimpulkan bahwa pemberian pupuk hayati penambat nitrogen bersamaan dengan pupuk N dapat menurunkan emisi N2O pada tanaman jagung dan kacang tanah. Sektor pertanian berkontribusi 13,5% dari total emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dunia. Emisi dari sektor ini umumnya dalam bentuk dinitrogen oksida (N2O) (46%), metana (CH4) (45%), dan karbon dioksida (CO2) (9%). N2O termasuk dalam GRK berumur panjang dan memiliki potensi gas rumah kaca 300 kali lebih tinggi dibanding CO2. “Selain menururnkan emisi N2O, pemberian pupuk hayati penambat nitrogen bersamaan dengan pupuk N juga meningkatkan hasil biji,dan indeks panen tanaman jagung dan kacang tanah”, ungkap Beliau.
Dengan tema penelitian yang berlainan, Dr. Eko mengungkap potensi mikroalga Tetraselmis sp. Isolat Ancol sebagai sumber produksi bioetanol. Bahan bakar nabati yang diharapkan menjadi alternatif yang paling banyak digunakan secara global adalah bioetanol yang diproduksi dari biomassa yang mengandung karbohidrat. Salah satu biomassa yang melimpah dan secara alami memiliki simpanan karbon dalam bentuk karbohidrat adalah berasal dari mikroalga Tetraselmis sp. “Hasil analisis filogenetik jenis-jenis Tetraselmis sp. Menyimpulkan bahwa strain Ancol berkerabat dekat dengan Tetraselmis sp. lainnya yaitu strain Cilegon, Manado, Vancouver Island dan Northumberland dan mampu menghasilkan karbohidrat tertinggi pada hari ke-7 di bawah penyinaran 12 jam terang dan 12 jam gelap”, tutur Dosen Biologi UGM yg menyelesaikan research disertasinya di Eropa tersebut.
Banyak permasalahan dari sektor pertanian, perikanan, maupun ekonomi yang dapat dicari solusinya melalui sains dan atmosfer. Penelitian harus selalu dikembangkan dan diharapkan mampu diaplikasikan untuk memecahkan permasalahan atau konflik sosial yang terjadi di masyarakat. (Dewi R.)