Pengelolaan Sampah
- SDG 3: Kehidupan sehat dan sejahtera
- SDG 6: Air bersih dan sanitasi layak
- SDG 7: Energi bersih dan terjangkau
- SDG 12: Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
Kegiatan ini juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s), khususnya:
- SDG 2: Tanpa Kelaparan – dengan meningkatkan kualitas pakan ternak, diharapkan hasil ternak dapat meningkat dan berkontribusi pada ketahanan pangan.
- SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab – dengan mengedukasi peternak tentang pemanfaatan limbah, program ini mendukung produksi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
- SDG 15: Kehidupan di Darat – pengelolaan limbah ternak yang lebih baik berkontribusi pada kesehatan tanah dan ekosistem darat.
Senin (27/5), Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM kembali memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik bagi warga Yogyakarta. Pelatihan ini terselenggara atas permintaan Plt. Lurah Caturtunggal, Aminudin Aziz. Peserta pelatihan adalah Kelompok Wanita Tani Caturtunggal yang hadir sebanyak 30 orang. Satgas Pengelola Sampah Organik yang diketuai oleh Soenarwan Hery Poerwanto, M.Kes. menyampaikan materi sekaligus praktek selama empat jam terkait pembuatan kompos dengan penambahan Bioferti 2023.
“Pelatihan pembuatan kompos berbahan sampah rumah tangga ini masuk dalam programpemerintah KalurahanCaturtunggal,” ungkap Aziz dalam sambutannya. Kalurahan Caturtunggal juga merasakan imbas dari penutupa TPA Piyungan, sehingga sampah rumah tangga menjadi permasalahan yang harus segera diatasi. “Pelatihan ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat Fakultas Biologi yang memiliki formula Bioferti 2023 untuk membantu mempercepat pengomposan materi organik”, kata Hery saat pematerian.
Bioferti 2023 merupakan produk starter dari Fakultas Biologi UGM yang terbukti mampu mendegradasi sampah organik dalam waktu sekitar 7 sampai 14 hari. Hasil analisis formula ini mempunyai kandungan N 2,70% , P 0,62% dan K 68,3% sehingga memenuhi standar pupuk organik. Formula ini terus dikembangkan oleh Satgas Pengelola Sampah Organik yang mempunyai tim ahli Sukirno, S.Si.,M.Sc.,Ph.D. dan Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc.
Program pelatihan pembuatan pupukorganik di Kalurahan Caturtunggal, kabupaten Sleman, Yogyakarta ini merupakan pengejawantahan dari SDGs 3 (Good Health and Well Being) dan SDGs 11 (Sustainable Cities and Communities). “kami akan terus memberikan kontribusi bagi warga Yogyakarta dalam penanganan sampah organik” ucap Hery mengakhiri pelatihan. (dus)
Rabu (22/5) Tim Satgas Pengelola Sampah Fakultas Biologi UGM memberikan pelatihan pengelolaan sampah organik warga Kalurahan Patehan, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta. Tim Satgas kali ini menerjunkan anggota Harjito dan Nanang yang dikawal langsung oleh Ketua Satgas, Soenarwan Hery Poerwanto, M.Kes.Pelatihan dihadiri sekitar 15 orang yang diketuai oleh Ibu Sri marpinjun.
Pelatihan yang diberikan oleh Satgas Pengelola Sampah Fakultas Biologi UGM ini menjawab surat permohonan warga Kalurahan Patehan yang disampaikan ke Satgas Pengelola Sampah. “Percobaan pengomposan dengan berbagai metode telah kami lakukan, namun masih banyak tantangan yang menyebabkan semangat warga melemah,” ungkap Sri memberikan alasan permohonan pelatihan ini. “ lamanya masa pelapukan di perumahan padat kami membuat permasalahan tersendiri,” Sri menambahkan.
Satgas Pengelola Sampah Fakultas Biologi UGM memiliki formula yang dapat mempercepat pengomposan yaitu Bioferti 2023. Pengomposan dengan probiotik Bioferti 2023 formula dari Fakultas Biologi UGM terbukti mampu mendegradasi sampah organik membutuhkan waktu sekitar 7 – 14 hari dengan kadar pupuk organik N (2,70%) , P (0,62%) dan K (68,3%) yang telah memenuhi standar pupuk organik.
Program pendampingan Satgas Pengelola Sampah Organik di Kalurahan Patehan, Kemantren Kraton, Yogyakarta ini merupakan salah satu Upaya mewujudkan SDGs 3 (Good Health and Well Being) dan SDGs 11 (Sustainable Cities and Communities). “Besar harapan kami, warga Kalurahan Patehan akan melakukan pengomposan sampah orgaiknya secara mandiri sehingga mengurangi beban pengelolaan sampah bahkan bisa menjadi contoh bagi warga di kalurahan lain di Yogyakarta,” ungkap Hery menutup pelatihan (dus)
Pada Hari Jum’at, tanggal 31 Mei 2024, Tim Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Biologi UGM dalam skema Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) Tahun Anggaran 2024 yang menggandeng Dusun Pogung Dalangan sebagai mitra mengadakan rapat koordinasi dalam rangka persiapan realisasi program pengolahan sampah secara mandiri. Tim ini diketuai oleh Dr. Rury Eprilurahman, S.Si., M.Sc. dan beranggotakan tujuh mahasiswa, yaitu: Alyaa Sarah, Hanifah Trihastuti, Jauza Haura Azzahra, Nurul Maf Qurrotun I, Nur Fitriana Putri K, Prananda Imammuddin D, dan Priscilla Megantari. Pertemuan diselenggarakan di kediaman Bapak Rury yang sekaligus menjadi basecamp dalam kegiatan ini, beralamat di Pogung Dalangan RT 07 RW 50 No 02, Sinduadi, Mlati, Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta 55284.
Target kegiatan difokuskan pada segenap warga Pogung Dalangan RT 07 RW 50, namun juga akan turut mengundang perwakilan RT sekitarnya, melibatkan penghuni lokal dan para pendatang yang bertempat tinggal secara indekos seperti mahasiswa dan karyawan. Dengan adanya program ini, Tim berharap terdapat sinergi yang baik antara warga lokal dan para pendatang untuk mengelola sampah organik dan anorganik dalam rangka menciptakan lingkungan tempat tinggal yang bersih, sehat, dan asri. Koordinasi dimulai dengan pembahasan rencana kerja untuk pelaksanaan Periode I (Semester Genap Tahun Akademik 2023/2024) dan Periode II (Semester Gasal Tahun Akademik 2024/2025) yang terdiri dari Program Kelompok dan Program Individu. Dalam acara ini, Tim mengundang Ibu Laksmindra Fitria, S.Si., M.Si. untuk berbagai pengalaman mengenai Program Pengolahan Sampah yang pernah dilakukan oleh beliau dalam skema PkM-MBKM tahun 2021 di Kampung Satwa sebagai Desa Mitra.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya permasalahan sampah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan saat ini sedang menjadi perhatian utama pemerintah daerah untuk mencari solusi yang tepat untuk menanganinya. Tim yang menamakan diri sebagai “Pogung Dalangan Resik!” sedang memformulasikan ide-ide pengolahan sampah yang nantinya dapat dilakukan oleh warga Pogung Dalangan secara mandiri, antara lain: Teknologi ember tumpuk, pembuatan sabun dari jelantah, pembuatan kompos dari sampah daun kering, Biopori, Loseda, Ekoenzim, dan pemilahan sampah anorganik untuk bank sampah. Dengan metode pemberdayaan masyarakat diharapkan program ini tidak hanya memberikan solusi praktis dalam pengolahan sampah, tetapi juga meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat setempat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Realisasi kegiatan mencakup sosialisasi, demonstrasi, pelatihan (workshop), hingga kegiatan gotong royong/kerja bakti. Melalui pendekatan kolaboratif dan edukatif, tim PkM-MBKM Pogung Dalangan berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Program Pengolahan Sampah ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama tujuan ke-11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan) dan tujuan ke-12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab). Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
“Kami berharap program ini dapat menjadi contoh bagi komunitas lain dalam pengelolaan sampah dan memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi permasalahan sampah di Yogyakarta,” kata Pak Rury, “Kerja sama antara mahasiswa dan warga setempat sangat penting dalam mencapai tujuan ini, dan kami sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak.”
#PengolahanSampah #PKM #MBKM #SDGs #YogyakartaBersih #LingkunganHidup #PogungDalangan
Yogyakarta, 8 Maret 2023 – Bertempat di Ruang Sidang KPTU Fakultas Biologi UGM, Fakultas Biologi menerima kunjungan dari 3 mitra MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Acara tersebut disambut langsung oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi, dan dihadiri oleh perwakilan dari LAZNAS Yatim Mandiri, Yayasan Jaringan Satwa Indonesia, dan Bank Sampah Bumi Sembada, serta dosen Fakultas Biologi selaku pelaksana kerja sama diantaranya Wahyu Aristyaning Putri, S.Si., M.Sc., Ph.D. dari Laboratorium Bioteknologi, Novita Yustinadiar, S.Si., M.Si. dari Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan, dan Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si. dari Laboratorium Sistematika Hewan.
Yatim Mandiri adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan yatim dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf) serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga. Sampai saat ini Yatim Mandiri sudah memiliki 46 kantor layanan di 14 Propinsi di Indonesia. Dengan berbagai program kemandirian yang ada, harapannya Yatim Mandiri semakin berkembang lebih baik dan mampu menebar manfaat lebih luas.
Yayasan Jaringan Satwa Indonesia adalah Jakarta Animal Aid Network atau dikenal dengan JAAN didirikan pada bulan Februari 2008 oleh Femke den Haas, Karin Franken dan Natalie Stewart sebagai wadah bagi masyarakat untuk menghubungi/melaporkan kasus-kasus kekerasan terhadap hewan atau mengetahui informasi mengenai kesejahteraan hewan di Indonesia.
Sementara Bank Sampah Bumi Sembada berdiri sejak 2023 yang terletak di Desa Sukoharjo Padukuhan Besi, Sleman. Terdapat 75 kategori jenis sampah yang dapat dijual masyarakat ke bank sampah sehingga diharapkan masyarakat lebih semangat dalam memilah sampah dengan meningkatkan ekonomi masyarakat dan membantu mengatasi masalah sampah.
Kunjungan tiga mitra tersebut bertujuan untuk menjalin kerja sama dengan Fakultas Biologi khususnya melalui skema MBKM dengan jumlah tiga perjanjian kerja sama untuk masing-masing mitra. Prof. Budi menyambut langsung inisiasi kerja sama yang akan dilangsungkan dan berharap kerja sama tersebut dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak.
Dengan terjalinnya kerja sama dengan 3 mitra trersebut, Fakultas Biologi UGM berharap ilmu Biologi dapat bermanfaat untuk masyarakat luas dan juga dapat memberikan kontribusi untuk pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Program; SDGs) khususnya dalam pengembangan Pendidikan inklusif (SDG 4), kota dan permukiman yang berkelanjutan (SDG 11) melalui kolaborasi dan kerja sama yang berkelanjutan dengan membangun kemitraan untuk mencapai tujuan (SDG 17).
Rabu (7/2), Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi memenuhi undangan PT PLN UP3 Yogyakarta untuk memberikan pelatihan yang diberi tajuk “Sosialisai, Edukasi dan Praktik Pengelolaan Sampah Kantor Terpadu-Zero Waste”. Satgas diwakili oleh Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si.,M.Kes., Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc., Suharjita dan Danang Sudarmadi diterima oleh Manager PT PLN UP3 Yogyakarta, Adi Dwi Laksono beserta jajaran pimpinan, perwakilan koordinator wilayah dan dharma Wanita PT PLN UP3 Yogyakarta.
Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari permohonan secara informal yang disampaikan oleh Adi Dwi Laksono, ketika bertemu dengan Satgas Pengelola Sampah di Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul bulan lalu. “PT PLN UP3 Yogyakarta diharapkan mampu secara mandiri mengelola sampah kantor maupun rumah tangga sebagai bentuk partisipasi pada upaya Yogyakarta bebas darurat sampah”, ungkap Adi dalam sambutannya. Pada pelaksanaannya nanti Adi juga berharap PT PLN UP3 Yogyakarta dan Fakultas Biologi UGM dapat memiliki MoU atau PKS sehingga pengelolaan sampah ini akan berjalan secara sustain.
Pelatihan diawali dengan pemaparan Hery, ketua satgas dengan materi berjudul “Pengelolaan Sampah”. Hery menjelaskan bahwa semua sampah dapat dimanfaatkan dengan reduce, reuse dan recycle termasuk sampah residu yang saat ini dapat dikelola oleh sebuah perusahaan pengelola sampah residu di Klaten. Hery juga memaparkan sejarah terbentuknya Satgas Pengelola Sampah Fakultas Biologi serta beberapa skema pengelolaan sampah organik yang telah dilakukan di fakultas ini.
Dwi Umi Siswanti sebagai pemateri kedua menyampaikan, “Pengelolaan Sampah Mandiri sebagai Upaya Mewujudkan Zero Waste Household”. Dwi mejelaskan peran pupuk organik cair atau POC dalam pertumbuhan dan produktivitas tanaman serta perannya pada media tanam. “Pemanfaatan POC untuk tanaman kita bukan hanya meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas namun juga menekan biaya produksi dan sebagai salah satu upaya mengelola sampah organik di lingkungan” tutur Dwi.
Pelatihan dilanjutkan dengan praktik pengolahan sampah berupa serasah menjadi kompos plus, yaitu kompos dengan penambahan Bioferti 2023, salah satu produk Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM. Praktik pembuatan kompos dipandu oleh Suharjita dan Danang.
Kegiatan pelatihan ini merupakan perwujudan Sustainable Development Goals nomor 3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera serta nomor 17 yaitu Kemitraan untuk mencapai Tujuan. “Semoga pelatihan ini mejadi langah awal PT PLN UP3 Yogyakarta sebagai pioneer sekaligus pilot project instansi yang mampu mengelola sampah secara mandiri sehingga menjadi patron bagi BUMN dan instansi lain di Yogya”, ungkap Adi menutup acara pelatihan di Ruang Malioboro Lantai V Gedung PLN UP3 Yogyakarta. (DUS).