Beriku kami sampaikan Pengumuman Pelaksanaan Ujian Susulan UAS Semester genap TA 2018 2019 selengkapnya dapat diunduh disini
Uncategorized Selasa, 25 Juni 2019
Beriku kami sampaikan Pengumuman Pelaksanaan Ujian Susulan UAS Semester genap TA 2018 2019 selengkapnya dapat diunduh disini
Uncategorized Jumat, 29 Maret 2019
Pelaksanaan dan Jadwal Ujian Tengah Semester Genap T.A 2018-2019 Fakultas Filsafat UGM dapat dilihat dibawah ini dan di papan Pengumuman Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM.
Jadwal UTS Genap 2018-2019
Uncategorized Jumat, 29 Maret 2019
Syarat mengikuti Perkuliahan Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) dan Ujian Akhir Semester Genap T.A. 2018/2019 dapat dilihat dibawah ini dan dipapan pengumuman Akademik dan Kemahsiswaan
Syarat Perkuliahan MKWU dan UAS TA 2018-2019Uncategorized Rabu, 21 November 2018
Makanan tradisional merupakan salah satu pondasi pariwisata Yogyakarta dengan berbagai jenisnya. Mulai dari makanan, minuman, makanan ringan, hingga proses pembuatan produk bisa dijual sebagai aset pariwisata. Walaupun demikian, banyak pihak pembeli yang menganggap makanan tradisional tersebut hanya memiliki nilai konsumsi dan estetika saja. Padahal, makanan tradisional memiliki nilai filosofis yang tinggi pula. Maka dari itu, untuk menguatkan nilai filosofis dari makanan tradisional, tim TTG UGM-Pengembangan Makanan Tradisional melaksanakan pelatihan. Pelatihan dilaksanakan pada hari Rabu, 21 November 2018 dengan mengundang Widodo, S. TP. dari Fakultas Teknologi Pangan UGM untuk memberikan pemahaman kepada penjual makanan tradisional di area Pasar Ndhelik, Puri Mataram. Mengangkat tema “Makanan Tradisional dan Filosofinya”, pelatihan ini merupakan agenda keenam dari rangkaian acara yang akan berakhir pada 25 November nanti.
“Sejauh ini, para penjual hanya terbagi menjadi beberapa kelompok saja tanpa adanya nama kelompok. Dengan pemberian nama kelompok yang mengadopsi dari nama-nama dewi khas cerita pewayangan, diharapkan masyarakat umum memiliki rasa ingin tahu yang lebih mengenai nama-nama tersebut, sehingga para penjual mampu bercerita lebih banyak tentang produknya.”harap Widodo.
Pada pelatihan ini, pelaksanaan diskusi cukup intens karena banyak saran dari Widodo yang disambut antusias oleh ibu-ibu penjual di Pasar Ndhelik. Dimulai dari bagaimana cara penyajian, pengelompokan makanan, penentuan porsi, pemilihan komposisi makanan, hingga proses penjualan dengan konsep “njawani” diterima dengan baik oleh para penjual.
Para penjual menyampaikan beberapa keluhan seperti komplain pembeli mengenai harga makanan. “Banyak yang ngomong kok mahal e bu, disini lima ribu padahal diluar cuma tiga ribu” kata kelompok Dewi Taro. Walaupun demikian, pembeli akhirnya memberikan pendapat bahwa makanan tersebut enak dan merasa impas dengan suasana yang didapatkannya. Selain harga, tenaga yang melayani pembeli juga dirasa kurang, seperti diungkapkan oleh kelompok Dewi Sri. Saran yang disampaikan oleh Widodo yaitu dengan cara menyiapkan makanan yang sudah siap saji, sehingga tidak perlu ribet mengatur berbagai komponen makanan. Selain itu, Widodo juga menyampaikan agar ibu-ibu penjual semakin banyak membaca mengenai kisah dewi-dewi yang menjadi nama kelompoknya. Sehingga aset yang dijual di Pasar Ndhelik tidak hanya makanan dan suasananya saja, namun juga interaksi kepada konsumen berupa cerita dewi-dewi dan proses pemasakan makanan tradisional.
Uncategorized Senin, 29 Oktober 2018
Dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat, gabungan beberapa Dosen Fakultas Biologi dan Fakultas Teknologi Pertanian UGM yang diketuai oleh Lisna Hidayati, S.Si. M.Biotech kembali melaksanakan kegiatan pengabdian yang bertema “Pengembangan Produk Pangan Tradisional Alami dengan Teknologi Tepat Guna untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kampung Flory”. Kegiatan pengabdian tersebut berisikan pelatihan-pelatihan yang diperuntukan kepada komunitas penjual Pasar Ndelik, Kampung Flory. Pasar Ndelik ini meyediakan berbagai makanan tradisional yang buka setiap hari Minggu dari pukul 08.00 – 14.00 WIB.
Pada tanggal 26 Oktober 2018, telah dilaksanakan Pelatihan TTG (Teknologi Tepat Guna) ke-4 di Puri Mataram, Kampung flory. Kegiatan pelatihan tersebut dimulai pukul 10.00 – 16.00 WIB. Kegiatan tersebut diikuti oleh 15 peserta dengan narasumber dari TIM UGM dan 4 narasumber mitra kerja sama. Kegiatan diawali dengan pematerian oleh Aries Bagus Saspngko, M. Biotech (TIM UGM) dan Drs. Suranto Yudobusono, Ak., CA dari KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank) Yogyakarta, tentang Perhitungan Harga Pokok dan Laba-Rugi dalam UMKM. “Ibu-ibu Pasar Ndelik memerlukan pendampingan manajemen keuangan untuk mengoptimalkan pendapatan dari penjualan makanan tradisional di pasar Ndelik”, ungkap Aries Bagus Sasongko, salah satu anggota tim pengabdian ini.
Selanjutnya setelah ISHOMA, acara dilanjutkan dengan pematerian oleh Dwi Larasati Nur Fibrie, Ph.D. (TIM UGM) dan Nurdeana Cahyaningrum S.TP dari BPTP DIY tentang Kualitas Bahan Pangan. “Kualitas bahan pangan adalah kunci produk makanan yang berkualitas. Selain cara memilih bahan, peserta juga dibekali cara menyimpan bahan yang dapat mempertahankan kualitas”, tambah Dwi, dosen FTP UGM yang juga anggota tim pengabdian ini.
Narasumber terakhir yang memberi pematerian ialah Lisna Hidayati (TIM UGM) serta Nuju Widodo dan Ibrahim Hasan dari JCI Yogyakarta tentang Strategi Pemasaran dan Customer Care. “Senang melihat peserta yang tetap antusias dan semangat berdiskusi meskipun hari sudah mulai sore. Semoga mereka bisa menerapkan ilmu yang sudah di dapat. Pelatihan selanjutnya diagendakan pada hari Jumat, 2 November 2018”, tambah Lisna.
Kegiatan pelatihan TTG harapannya dapat bermanfaat bagi seluruh peserta yang merupakan penjual di Pasar Ndhelik, Kampung Flory. Sehingga, para peserta dapat memiliki wawasan yang lebih dalam mengenai managemen laba-rugi, kualitas bahan pangan dan strategi pemasaran.
Uncategorized Senin, 8 Januari 2018
Welcome to web instansi Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!
Uncategorized Senin, 24 Juli 2017
Universitas Gadjah Mada kembali mengirimkan delegasinya untuk mengikuti International Summer Course (ISC) on Advanced Marine Biology pada tanggal 7 Juli-14 Juli 2017 bertempat di Sugashima Marine Biological Laboratory (SMBL), Graduate School of Science, Nagoya University. Tahun ini merupakan tahun ketiga mahasiswa UGM mengikuti kegiatan ISC tersebut. Tahun 2015 lalu, UGM mengirimkan 5 mahasiswa Fakultas Biologi UGM, sedangkan tahun 2016 diikuti oleh 3 mahasiswa Fakultas Biologi UGM dan 1 mahasiswa Fakultas Pertanian UGM. Kegiatan ISC 2017 diikuti oleh 2 mahasiswa Fakultas Biologi UGM yaitu Riris Anindya Ghifari (2013) dan Dewi Permatasari (2013) dan 1 mahasiswa Fakultas Pertanian UGM yaitu Catur Rudy Atmoko (2015). ISC 2017 ini diikuti oleh 12 peserta dari berbagai negara yaitu Indonesia, Malaysia, Tiongkok, Jepang, Prancis, Meksiko, Austria, dan Singapura.
Dibawah arahan Professor Hitoshi Sawada, SMBL memiliki konsentrasi studi mengenai biologi kelautan. Dalam kegiatan yang bertema Advanced Marine Biology ini, para peserta dapat mempelajari mengenai basic science biology seperti dasar taksonomi hewan, observasi pada proses fertilisasi dan tahapan perkembangan sea urchin dan ascidian, selain itu juga mempelajari mengenai molecular phylogenic analysis, proteomic analysis, serta genome editing technique menggunakan teknologi TALEN. Para peserta juga melakukan eksplorasi laut dengan melakukan pengambilan sampel biota laut di zona intertidal Pulau Sugashima, sampling plankton di daerah seashore dan offshore untuk membandingkan jenis plankton di kedua lokasi tersebut, serta mengunjungi Toba Aquarium untuk mempelajari biota-biota laut yang dapat ditemukan di perairan Jepang.
Peserta dari UGM juga memperkenalkan budaya Indonesia dengan cara mengenakan pakaian tradisional saat farewell party di akhir program ISC. Selain itu juga mengenalkan karakter-karakter wayang kepada para peserta ISC dan para staf, serta mengenalkan candi-candi dan alat transportasi tradisional di Yogyakarta seperti delman dan becak dalam bentuk souvenir khas Yogyakarta. Peserta dari UGM mengajarkan beberapa kata dan kalimat dalam Bahasa Indonesia karena peserta dari negara lain tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
Melalui kegiatan ISC 2017 ini diharapkan kerjasama Fakultas Biologi UGM dengan Nagoya University yang telah terjalin sejak tahun 1995 dapat semakin erat, tidak hanya dalam hal student exchange namun juga dapat mewujudkan research collaboration untuk mengembangkan penelitian dalam bidang kelautan di Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan skill para peserta dalam melakukan riset di bidang biologi kelautan, memperluas koneksi di level internasional, serta dapat menambah pengalaman belajar, bekerja sama, dan berinteraksi aktif dengan mahasiswa-mahasiswa dari negara lain.
Uncategorized Selasa, 28 Februari 2017
Sebagai komunitas yang memiliki visi dan misi dalam penjagaan kedaulatan hayati di Indonesia, Indonesian Movement for Biodiversity (I-MoB) mengadakan kegiatan berjudul “Biodiversity for Society”. Acara tersebut berlangsung pada hari Jum’at 24 Februari 2017 dan dihadiri lebih dari 60 peserta. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah sebagai salah satu bentuk pengabdian komunitas dalam upaya penjagaan kekayaan hayati dan kearifan lokal Indonesia. Acara ini terselenggara atas kerjasama dan dukungan dari LPPM serta Fakultas Biologi UGM, untuk memfasilitasi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN (Kuliah-Kerja Nyata) tahun periode 2017. Pada kegiatan ini, kami mengundang Prof. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D (direktur LPPM UGM), Dr. Bambang Hudayana, M.A (Kepala departemen Antropologi UGM) dan Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc (Dosen F.Biologi UGM, sekaligus Dosen Pembimbing lapangan KKN- NTT-02 tahun 2016, kabupaten Alor).
Pada kegiatan ini topik yang disampaikan merupakan pengarahan dari berbagai pihak (pembicara) untuk memberikan kemudahan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN dalam penyusunan rencana program dilokasi KKN. Prof. Irfan memberikan pengarahan mengenai pentingnya pengabdian keoada masyarakat. Beliau menyampaikan bahwa perlu dilakukan pengoptimalan kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh pihak perguruan tinggi, sehingga menjadi masif. Program KKN yang diadakan setiap tahunnya selalu mendapatkan apresiasi baik dari masyarakat, pemerintah dan mahasiswa itu sendiri. Karenanya beberapa daerah mengajukan untuk diberikan KKN. Banyaknya pengajuan kepada LPPM, sehingga pihak lppm harus menyeleksi daerah-daerah tersebut dan cenderung terdapat persaingan, karena pihak LPPM tidak dapat mengakomodir semuanya. Beliau juga menyampaikan bahwa output dalam kegiatan KKN sangat diharapkan oleh LPPM dalam bentuk pemetaan, karena pemetaan adalah dasar dari pengembangan selanjutnya.
Dr. Bambang Hudayana menyampaikan bahwa mahasiswa KKN hendaknya sebagai fasilitator dan mampu mempelajari budaya masyarakat desa serta cerdas sehingga dapat mengoptimalkan diri untuk masuk dalam masyarakat. Pak bambang juga menyampaikan bahwa kedaulatan pangan dalam struktur komunitas atau masyarakat juga perlu untuk diperhatikan. Hal tersebut sangat terkait dengan biodiversitas lokal. Peran biodiversitas di masyarakat merupakan hal strategis dan perlu dikembangkan. Mahasiswa yang akan melakukan KKN pada periode 2017 diharapkan mampu mengembangkan potensi pangan lokal sehingga dapat menciptakan swasembada pangan. Pak Donan menyampaikan bahwa potensi biodiversitas sangatlah besar. Sebelum dimanfaatkan, menginventarisasi flora-fauna di suatu daerah adalah hal penting yang harus dilakukan, khususnya bagi mahasiswa Biologi. Dengan dilakukannya inventarisasi dan pengenalan biodiversitas yang ada, akan lebih mudah untuk dilakukan pengembangan dan pemanfaatannya.
Acara ditutup dengan sosialisasi program “Biodiversity for Society” yang di inisiasi oleh I-MoB. Dalam program ini kami menampung beberapa artikel baik cerita ilmiah ataupun bukan, mengenai potensi biodiversitas lokal dan kearifan masyarakat dalam KKN periode 2017. I-MoB akan menampung segala bentuk cerita tersebut menjadi sebuah buku yang akan di launching pada akhir Desember 2017 (Riki).