Canopy tiba di Fakultas Biologi pukul 11.30 WIB disambut hangat oleh warga BiOSC dan Ibu Endang Semiarti sebagai Dosen Pembimbing BiOSC. Foto bersama pun tidak terlewatkan. Prosesi ramah tamah secara resmi dilakukan di Ruang Sidang Bawah yang diawali dengan sambutan dari Ibu Endang. Di akhir sambutannya, beliau menyampaikan harapan besar untuk BiOSC dan OMPT Canopy. “Untuk ke depannya, Ibu berharap BiOSC dan Canopy dapat menjalin persahabatan dan kerjasama melakukan ekspedisi bersama di suatu lokasi”, kata beliau. Tak ayal tepuk tanganpun diberikan sebagai tanda setuju terhadap harapan yang merupakan tantangan untuk diwujudkan tersebut. Acara dilanjutkan dengan sambutan dan pengenalan organisasi secara umum oleh ketua OMPT Canopy, Abinubli Tariswafi Mawarid dan ketua BiOSC, I Made Saka Wijaya. Ada dua kalimat dari Abi yang sangat menginspirasi, yaitu “Tanamlah bibit pohon yang ada ditanganmu sekalipun dunia ini akan kiamat” dan “Ketika pohon terakhir tumbang dan air berhenti mengalir, uangpun tidak mampu untuk menyelamatkannya”. Usai sesi perkenalan, dilanjutkan dengan sesi pematerian mengenai karakteristik anggrek alam yang disampaikan oleh Saka Wijaya dan Koordinator Divisi Konservasi, Riana Nindita Putri. Pematerian yang diberikan tidak hanya secara teoritis, melainkan juga tentang prakteknya yang dilakukan dengan mengamati morfologi anggrek yang ditanam di depan Laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Belum puas dengan anggrek – anggrek tersebut, acara pun dilanjutkan dengan menguak keanekaragaman anggrek di Bukit Turgo, Gunung Merapi.
Perjalanan menuju Bukit Turgo ditempuh selama 45 menit. Begitu sampai di Bukit Turgo, teman – teman OMPT Canopy dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok didampingi oleh 3 warga BiOSC. Rentetan Dendrobium sagittatum, Pholidota carnea, Eria retusa dan Eria oblitterata mengawali observasi kami. Durasi observasi ini hanya 4 jam. Bukan waktu yang cukup untuk menyusuri bukit ini, namun cukup untuk menemukan berbagai spesies anggrek. Salah satu anggrek yang menarik perhatian kami adalah Gastrodia crispa. Anggrek saprofit ini ditemukan melimpah di tempat yang teduh, bersembunyi diantara serasah daun bambu. Spesies lain yang ditemukan antara lain Thrixspermum anceps, Trixspermum purpurescens, Dendrobium mutabile, Bulbophyllum flavescens, Coelogyne speciosa, Dienia ophrydis, Malaxis kobi, Appendicula angustifolia, Appendicula reflexa, Vanilla planifolia, Eria iridifolia, Schoenorchis juncifolia, Agrostophyllum laxum dan Phaius tankerviliae. Banyaknya anggrek yang ditemukan ternyata membuat kami makin bersemangat. Sharing metode eksplorasi dan berbagi ilmu survival di lapangan menjadi lebih berkesan.“Kapan – kapan kita harus kesini lagi, tentunya dengan waktu observasi yang lebih lama”, ujar Hestri dengan semangatnya.
Pukul 17.00 WIB, kami bertolak dari Bukit Turgo menuju ke salah satu rumah makan untuk sharing keorganisasian dan makan bersama. Topik sharing tersebut terdiri dari 3 poin utama, yaitu kaderisasi, struktur kepengurusan dan sumber dana untuk kegiatan. Sharing keorganisasian merupakan rangkaian terakhir dari acara studi banding OMPT Canopy dan ditutup dengan pertukaran cindera mata antara BiOSC dengan OMPT Canopy. Haru biru, semangat, tantangan dan kebersamaan. Empat hal yang menjadi satu dalam satu hari ini. Semoga tantangan untuk ekspedisi bersama ini bisa terwujud tahun depan. Amin.
BiOSC,
tumbuh, berkembang, lestari !
(imsw, rnp; ed: es)