Peralatan yang digunakan untuk latihan navigasi darat adalah peralatan standar meliputi kompas bidik atau kompas orientasi, protraktor atau busur derajat, serta peta topografi atau peta kontur. Navigasi darat meliputi orientasi medan atau pemahaman bentuk-bentuk medan kemudian disesuaikan dengan peta. Selain itu juga dilakukan penentuan titik dengan metode resection dari dua titik yang telah diketahui secara pasti di medan maupun di peta. Kemampuan navigasi darat ini menjadi bekal dasar bagi anggota Matalabiogama untuk berkegiatan di alam terutama untuk menghindari resiko tersesat. Tak hanya itu, melalui berkegiatan di alam pun anggota akan mendapat pembajaan mental sehingga semakin tangguh dan dapat bersikap tenang maupun berpikir jernih meski dalam keadaan terdesak.
Selain latihan navigasi darat, di sela-selanya selama perjalanan dilakukan pendataan sumber daya survival (sds) atau tanaman edible (dapat dimakan-Red) sebagai salah satu bukti kekayaan keanekaragaman hayati yang ada di gunung tersebut. Adapun sds yang dapat dijumpai di Merbabu antara lain Rubus niveus, Rubus rosaefolius, Debregassia longifolia, Melastoma sp., tanaman-tanaman tersebut dapat dimakan buahnya yang masak, Impatiens sp. Yang dapat dimakan bunganya, dan Selaginela sp., tumbuhan paku yang dapat dimakan daunnya. Tak hanya itu, selama kegiatan juga teramati macam-macam avifauna yang ada seperti kipasan ekor merah (Rhipidura phoenicura), kutilang (Pycnonotus aurigaster), anis gunung (Turdus poliecepalus), elang hitam (Ictinaetus malayensis), sepah gunung (Pericrocotus miniatus), dan lain-lain. Sebagai seorang calon ilmuwan tentu saja kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjadi langkah awal untuk menyadari kekayaan alam Indonesia serta turut melesatarikannya. Seperti semboyan SAR, avignam jagat samagram, damailah bumi beserta isinya.(MTL/335)