Nglanggeran, Sabtu, 8 Juni 2013. BiOSC sebagai salah satu wadah mahasiswa pecinta anggrek di Fakultas Biologi UGM mengadakan kegiatan Diklat lanjut BiOSC 2013. Kegiatan ini diikuti oleh hampir semua warga BiOSC, dan peserta Diksar Angkatan ke-7 sebagai peserta utama yang menjalani Diklat Lanjut 2013 (Gambar 1). Acara Diklat Lanjut 2013 ini dilaksanakan selama tiga hari mulai dari tanggal 8-10 Juni 2013, bertempat di Gunung Api Purba Nglanggeran Yogyakarta. Gunung Api Purba ini adalah salah satu obyek wisata perbukitan batu yang berada di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Area kajian yang kami pilih ini memiliki karakteristik yang berbeda apabila dibandingkan dengan lokasi diklat dasar sebelumnya, karena karakteristik tanahnya hampir didominasi oleh bebatuan.
Acara ini sebagai salah satu tahapan kaderisasi yang wajib diikuti oleh setiap warga BiOSC untuk menempuh jenjang pendidikan kedua di BiOSC. Pada tingkatan ini, setiap peserta akan dihadapkan dengan tantangan eksplorasi yang lebih menantang dibandingkan dengan diklat dasar yang telah dilalui sebelumnya. Pada tahapan ini, peserta diharapkan mampu mengenali dan mengidentifikasi anggrek yang ditemukan di alam dengan benar, selain itu diharapkan peserta mampu menerapkan etika konservasi dan teknik eksplorasi yang telah diajarkan sebelumnya (Gambar 2). Sebelum menempuh Diklat Lanjut, peserta diwajibkan untuk mengikuti serangkaian kegiatan untuk menunjang Diklat Lanjut BiOSC meliputi BIG (Big Intensive Group) Ruang dan Lapangan, serta SIG (Small Intensive Group) yang dilakukan selama empat bulan terakhir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi setiap warga, sehingga diharapkan warga dapat mengaplikasikannya dengan baik ketika berada di lapangan. Setelah mengikuti serangkaian acara Diklat Lanjut, nantinya peserta akan di tempatkan pada masing-masing divisi yang berada di BiOSC yaitu divisi Penelitian, Budidaya, dan Konservasi sesuai dengan minat dan bakat masing-masing peserta.
Kegiatan Diklat Lanjut 2013 ini secara umum berjalan dengan lancar. Walaupun terkendala dengan cuaca hujan, peserta tetap merasa senang dan puas dengan kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut. Menurut hasil eksplorasi dan inventarisasi yang dilakukan oleh BiOSC 8 Juni 2013, setidaknya terdapat delapan jenis anggrek terestrik, enam jenis angrek litofit, dan dua jenis anggrek epifit (Gambar 3). Kegiatan Diklat lanjut BiOSC tahun 2013 diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk pengembangan ekowisata dan konservasi Anggrek di Gunung Api Purba, Gunung kidul, serta melengkapi basis data keanekaragaman Anggrek di Yogyakarta. Karena Yogyakarta menyimpan berjuta keindahan yang tak kalah menarik apabila dibandingkan dengan daerah lainnya (DI/WE).
Panitia dan peserta diklat