Kegiatan dimulai dengan sambutan dan pengantar dari ketua KMP F. Biologi UGM, Eko Prasetya, dan perwakilan pengurus PMI Kota Yogyakarta, Bapak Harris Syarif Utsman, SH. Bapak Harris menyampaikan bahwa seharusnya donor darah itu menjadi gaya hidup (life style) kita. “Jadikan donor darah sebagai life style!”, ajak Bapak Harris. Dalam kesempatan ini beliau juga memberikan apresiasi kepada panitia karena menyelenggarakan kegiatan positif yang dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Selain itu beliau juga memaparkan manfaat kegiatan donor darah, baik bagi resipien maupun bagi pendonor.
Kegiatan donor darah ini terbuka umum baik bagi seluruh civitas akademika Fakultas Biologi UGM maupun masyarakat luas. Sebanyak 77 partisipan mendaftar untuk ikut mendonorkan darahnya. Namun hanya 21 orang yang bisa lolos untuk mendonorkan darahnya, sehingga kegiatan donor darah ini mendapat 21 kantong darah. Secara prosedural, petugas akan melakukan pre-skrining kepada calon pendonor yaitu tabulasi data terkait kondisi fisik, kelainan/penyakit yang diderita dan data kesehatan umum. Selain itu akan dilakukan pengukuran berat badan dan kadar hemoglobin. Menurut Levi Crosmitha, Teknisi pre-skrining PMI, berat badan pendonor minimal adalah 50 kg, hal ini terkait safety bagi pendonor, untuk meminimalisasi kemungkinan buruk paska donor, misalkan pusing, pingsan, dan sebagainya. Sedangkan standar kadar hemoglobin adalah 13, hal ini terkait dengan masa penyimpanan darah yang telah didonorkan. Darah dengan kadar Hb kurang dari 13 akan memperpendek masa simpan, karena darah tersebut mudah rusak. Banyak partisipan yang kecewa karena belum bisa ikut mendonor, salah satunya dirasakan oleh Silvia Hana K. Sirait, mahasiswa pascasarjana Biologi angkatan 2012. Dalam pemeriksaan awal, Hana tidak lolos skrining karena kadar Hb (Hemogrobin) kurang dari 13. “Kecewa ya tetep kecewa, karena penginnya membantu orang lain dengan darah saya, eh, ternyata gak bisa. Mungkin next time lah.”, tutur Hana.
Selanjutnya darah yang terkumpul akan dilakukan skrining sebelum didistribusikan bagi yang memerlukan. Skrining dilakukan di kantor PMI untuk memastikan darah tersebut bebas dari penyakit yang dapat menular melalui darah. Beberapa penyakit yang membayakan tersebut misalnya liver, hepatitis dan HIV/AIDS. “Darah yang lolos skrining akan kami simpan dan nantinya akan kami transfusikan kepada yang memerlukan, sedangkan jika darah tersebut terindikasi penyakit atau mengandung virus/bakteri berbahaya maka darah tersebut akan dimusnahkan.”, pungkas Bapak Harris.
Satu hal yang unik dari acara ini adalah souvenir yang dibagikan panitia kepada 25 pendonor pertama. Cinderamata yang diberikan panitia terbilang nyentrik, yaitu pot mini berisikan bibit tanaman cabe, pare, tomat, dan terong. “Selain menanamkan cinta lingkungan, tanaman-tanaman tersebut adalah tanaman yang dapat memperlancar peredaran darah.”, tutur Yuanita Rahmawati, koordinator acara donor darah ini.
(Priyambodo-Alan/KMP F.Biologi UGM/foto:AL)