Selama dua hari kemarin (Sabtu-Minggu, 26-27 April 2014) kesibukan sangat terasa di Fakultas Biologi UGM. Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2014, Keluarga Mahasiswa Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Bumi. Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April ini memberikan sebuah inspirasi bagi para panitia untuk membuat sebuat peringatan Hari Bumi 2014 yang lain dari pada yang lain. Dengan merangkul seluruh elemen sivitas akademika di Fakultas Biologi UGM, pada akhirnya terciptalah sebuah rangkaian kegiatan yang luar biasa.
Butterfly, 2014. Begitulah acara ini disebut. Acara yang merupakan agenda tahunan, meskipun dengan rangkaian yang berbeda-beda di setiap tahunnya, merupakan sebuah aksi nyata para mahasiswa Fakultas Biologi UGM untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap Bumi. Melalui sebuah cara yang populis dan menarik, Butterfly 2014 mampu untuk menjadi inspirasi bagi orang lain, mampu untuk terus membangun kembali puing-puing kesadaran akan pentingnya penjagaan terhadap Bumi.
Di hari pertama, Sabtu, 26 April 2014, sejak pukul 06.00 sudah nampak adanya kehidupan di area kampus Fakultas Biologi UGM. Di ruang-ruang sekretariat Kelompok Studi dan semua lembaga yang ada di Fakultas Biologi sudah terbuka lebar. Disana dapat dilihat beraneka ragam karya-karya anggota masing-masing KS (Kelompok Studi:red) dan lembaga tersebut. Di hari pertama peringatan hari bumi akan diadakan Longmarch dan Parade Pakaian Bumi Merakyat oleh Fakultas Biologi UGM dan bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan UGM. Longmarch dengan tema “Mahakarya Gadjah Mada untuk Bumi Indonesia” ini mampu untuk menciptakan sebuah gebrakan baru peringatan Hari Bumi dengan adanya aksi yang di lakukan di sepanjang Jalan Malioboro-KM 0, orasi-orasi yang disampaikan dari perwakilan berbagai BEM/LEM/DEMA seluruh UGM, dan juga teatrikal dari Komunitas Seni Kehutanan Fakultas Kehtanan UGM.
Kontingen dari Fakultas Biologi sendiri tampak penuh semangat meneriakkan berbagai macam yel-yel di sepanjang jalan. “Bumi kita sudah memanas.. bumi kita sudah memanas..” begitulah salah satu kalimat yang disampaikan para partisipan ini. Dengan kostum beraneka warna dan beraneka bentuk, mulai dari bentuk lobster, kupu-kupu, cumi-cumi, bunga, sampai bugs, para mahasiwa yang cinta bumi ini berjalan menghiasi jalanan Malioboro. Dengan kostum yang menarik, mereka dapat mencuri perhatian para pengguna jalan, teruma anak-anak kecil yang sedang berada disekitar jalan tersebut. Yang menjadi perhatian disini adalah kostum tersebut bukan sembarang kostum. Kostum tersebut dibuat dengan memanfaatkan berbagai barang bekas yang ada di fakultas. Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa mahasiswaBiologi merupakan mahasiswa yang mencintai bumi. Kreatifitas mereka pun sangat teruji disini. Terbuksi dengan hadirnya kostum-kostum yang cantik dan unik dari barang-barang yang semula hanya teronggok di tempat sampah.
Di KM 0 para peserta longmarch mengadakan freez mob dengan menunjukkan berbagai poster yang menunjukkan kerusakan yang sudah terjadi di bumi kita. Poster-poster tersebut pun mengiringi para orator kita dalam menyampaikan orasi mereka. “Apa yang sudah kita lakukan buat bumi? ” teriak salah seorang orator. Mungkin sepele, tapi kalimat itu perlu kita renungkan matang-matang. Sudah berapa lama kita tinggal di bumi ini?Adakah hal yang sudah kita lakukan untuk menjaga bumi? Mungkin, hanya kita pribadi yang bisa menjawabnya.
Kegiatan longmarch tersebut diharapkan dapat mengedukasi masyrakat sekitar dan pengunjung kawasan Malioboro – titik 0 kilometer. Untuk lebih peka terhadap keadaan bumi saat ini. Sangat disayangkan jika penyesalan datang di kemudian hari. Menyayangkan dimana kita telah membuang waktu untuk sekedar merawat dan menjaga tempat tinggal semua makhluk hidup. Manusia sebagai organisme yang memiliki akal yang lebih sempurna seharusnya menjadi tonggak utama penjaga bumi bukan perusak bumi.
Minggu, 27 April 2014 Keluarga Mahasiswa Fakultas Biologi UGM kembali menemukan kebahagiaannya. Kebahagian dengan datangnya generasi-generasi muda Indonesia yang sudah menunjukkan kecintaannya akan bumi ini. Pada hari itu, di Fakultas Biologi UGM sedang berlangsung sebuah perlombaan lukis tong sampah untuk siswa SMP dan SMA se kota Yogyakarta. Perlombaan yang mengusung tema “Sampahku Istanaku” mendapatkan apresiasi yang luar bisa dari adik-adik kita yang masih belia ini. Sejak pukul 07.00 pagi mereka satu persatu datang ke Fakultas Biologi untuk menyemarakkan serangkaian hari bumi ini. Hasil karya mereka pun sangat mengagumkan. Terkuak lagi salah satu bukti bahwa negara kita kaya akan generasi muda yang penuh potensi. Generasi muda yang kelak akan membawa Indonesia ini menjadi negara terdepan dalam segala bidang.
Perlombaan melukis tong sampah yang berlansung selama 90 menit itu menghasilkan 2 team juara. Juara terkreatif SMA didapatkan oleh SMAN 1 Yogyakarta dengan tema kehidupan laut. Menurut Vivin,salah seorang anggota team tersebut mereka mengambil tema biota laut karena sebenarnya bumi itu tidak hanya apa yang ada di darat. Di laut itu merupakan bagian dari bumi dan sekarang laut juga semakin rusak akibat banyaknya sampah yang dibuang ke laut. Sementara itu dari jenjang SMP, juaranya jatuh kepada SMP 3 BOPKRI dengan tema global warming yang mampu mencairkan es di kutub. Selain kedua pemenang tersebut, masih terdapat 11 karya lain yang sama-sama luar biasa.
Pada hari minggu tersebut, juga diumumkan pemenang parade kostum bumi merakyat yang diadakan pada saat longmarch. Pemenang jatuh kepada Kelompok Studi Entomologi(KSE) dan Kelompok Studi Arsitektur Taman(KSAT) yang sudah menciptakan karya yang cantik dan penuh makna. Sebenarnya keputusan penentuan pemenang tidaklah mudah karena masing-masing Kelompok Studi dan Lembaga mempunya maskot dan keunikan masing-masing.
Rangkaian acara ini, meskipun terlihat sederana, tetapi banyak maksud yang terkandung di dalamnya. Dari mulai kebersamaan sampai edukasi adik-adik usia sekolah agar mau peduli terhadap bumi yang ditinggalinya. Harapan kedepan dengan adanya peringatan hari bumi ini, mulai saat sekarang hari bumi tidak hanya bulan april saja, tidak hanya tanggal 22 saja, tida hanya hari ini saja, tetapi setiap hari. Everyday is earth day. Save our earth, save our environment. Hijaukan kembali bumi kita. Cintai bumi kita. Semoga kita merupakan orang-orang terpilih untuk menjadikan bumi kita menjadi lebih baik lagi. (Qisti/Agung)