Setelah mengikuti LK (Latihan Kepemimpinan) 1 Morula beberapa bulan yang lalu, kini kader JMMB telah mengikuti tahap upgrading selanjutnya, yaitu LK 2: Blastula. LK 2: Blastula dilaksanakan Sabtu (10/5) dan Minggu (11/5) di Piyungan, Bantul. Acara ini dihadiri 28 peserta dan berjalan dengan lancar. Terlebih, pemandangan alam dan lingkungan yang asri juga membuat suasana menjadi menyenangkan.
Berbeda dengan rangkaian LK sebelumnya, kali ini pematerian LK 2 banyak dilaksanakan secara outdoor. “Pematerian dilakukan secara outdoor supaya peserta tidak bosan. Selain itu, tujuannya juga untuk merangsang kepedulian peserta pada lingkungan sekitar. Hal tersebut juga diterangkan pada pematerian analisis sosial,” terang Fajar P, selaku anggota tim ahli Biro Kaderisasi dan Psikologi Organisasi JMMB.
Hari pertama LK 2 terdapat dua pematerian, yaitu tentang Qiyadah wal Jundiyah (pemimpin dan prajurit) dan Urgensi Syuro. Kedua pematerian tersebut dilakukan di tempat yang berbeda dan diapit dua outbond. Setelah itu dilanjutkan dengan makan malam yang dimasak dan disiapkan sendiri oleh para peserta. Kemudian peserta menonton film yang diputar dalam aula sebelum akhirnya beristirahat.
Pada hari kedua, peserta dibangunkan dini hari untuk tahajud berjamaah. Seraya menunggu waktu shalat subuh, seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk sesi sharing bersama Pengurus Harian (PH) dan staf ahli. Setelah sholat subuh berjamaah, untuk menjaga kebugaran tubuh, panitia beserta peserta melakukan senam bersama. Canda dan tawa tak lepas dari kegiatan ini.
Menariknya, pada hari kedua tersebut diundang Yanuar Rizki P, mantan ketua BEM KM UGM 2013, untuk mengisi pematerian terakhir, yaitu analisis sosial. “Dakwah itu bukan untuk teman-teman yang sudah alim. Itu namanya saling menasihati, saling mengingatkan. Dakwah itu, misalnya untuk teman-teman akhwat yang belum berjilbab. Makanya perlu analisis yang matang untuk melakukannya,” ujar Yanuar.
Dengan semangat yang menggebu, Yanuar berhasil memancing para peserta untuk kritis dalam analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Hal tersebut terbukti pada saat diskusi dan presentasi analisis SWOT yang diadakan setelah pematerian tersebut.
Meskipun rangkaian acara terkesan padat, ibadah tetap nomor satu. Selama acara berlangsung, peserta ditugaskan untuk menghafal surat Ali-Imran: 159 dan Ash-Shaff: 2-4. Selain itu, para peserta juga terbiasa membawa dan membaca Al-Quran karena juga ditugaskan tilawah 1 juz per hari. Saat pagi dan siang hari pun Al Ma’tsurat tak luput dibaca bersama-sama.
Bagaimanapun, acara ini tetap menyenangkan. Itulah yang diungkapkan oleh Miswati, salah satu peserta LK 2. Hana S, sebagai salah satu peserta LK 2 juga mengungkapkan hal serupa. “Alhamdulillah dapat pengetahuan lebih luas tentang dakwah. Selain itu kebersamaan disini sangat terasa,” pungkas Hana.
(Pipit/Muslih)