(Kalirejo, 31/5) – Dalam rangkaian agenda LUSTRUM XII Fakultas Biologi UGM, BEM Biologi UGM bekerjasama dengan komunitas I-MoB (Indonesian Movement for Biodiversity) dan KSF (Kelompok Studi Fakultas) Biologi UGM mengadakan acara peringatan Hari Biodiversitas yang bertempat di SDN Plampang 02 Desa Kalirejo, Kec. Kokap, Kab. Kulon Progo yaitu Desa Binaan BEM Biologi yang disebut juga Kampung Lindung Hayati. Inisiasi kegiatan berasal dari program kerja Departemen Pengabdian Masyarakat BEM Biologi UGM. Kegiatan dimulai pukul 10.00 WIB, diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan pematerian serta nonton film ‘bareng’ dari I-MoB. I-MoB merupakan sebuah komunitas yang bergerak di bidang biodiversitas dan menjadi mitra BEM Biologi dalam memperjuangkan kelestarian dan pemanfaatan Biodiversitas Indonesia, khususnya kasus Biopiracy. KSF Biologi UGM yang notabene memiliki expertise yang mumpuni di bidang keilmuan masing-masing juga turut andil dalam memberikan pemahaman akan pentingnya penjagaan biodiversitas kepada adik-adik Kalirejo.
Hari Biodiversitas yang jatuh pada tanggal 22 Mei lalu sejatinya merupakan momentum yang harus dimanfaatkan untuk mengingatkan akan aset ‘hidup’ yang dimiliki Indonesia. Acara ini bertujuan agar adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah khususnya SD bisa menjaga biodiversitas yang ada di sekelilingnya. Selain itu juga untuk mengingatkan bahwa terciptanya lingkungan yang lestari diawali dengan terjaganya biodiversitas yang ada di alam. Seluruh Kelompok Studi Biologi UGM turut serta memberikan kontribusinya yaitu, KSK (Kelompok Studi Kelautan), KSAT (Kelompok Studi Arsitektur Taman), KSH (Kelompok Studi Herpetologi), KSE (Kelompok Studi Entomologi), BioSC (Biology Orchid Study Club), dan Kopma Biogamma. Perwakilan KS dan Lembaga tersebut membawa atribut sesuai dengan background keilmuan KS dan Lembaga tersebut. Sehingga, adik-adik Kampung Lindung Hayati dapat melihat langsung beberapa jenis hewan yang diperagakan. Dari KSK membawa hewan laut yang sudah diawetkan seperti, bulu babi, hiu, dan bintang laut. KSE membawa insectarium yang berisi beberapa jenis kupu-kupu. Dari KSH membawa ular jenis pithon dan kura-kura. KSAT membawa bagan yang menerangkan tentang tanam. BioSC membawa bunga anggrek. Sedangkan Kopma membawa kertas lipat yang digunakan untuk membuat beberapa bentuk origami. Selain memperlihatkan hewan-hewan tersebut, setiap KS juga menjelaskan hewan-hewan tersebut pada adik-adik yang ikut dalam acara.
Setelah itu, dilanjutkan dengan permainan di luar ruangan (games biodiversitasi) dengan membagi beberapa kelompok. Permainan pertama yakni membedakan hewan dan tumbuhan, menyusun puzzle biodiversitas dan dilanjutkan dengan menempelkan jenis keduanya dalam 2 kolom yang berbeda. Terakhir, acara ditutup dengan foto bersama dengan adik-adik dan guru-guru dari Desa Kalirejo (Kampung Lindung Hayati). Miswati (Biologi/2013) selaku Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat BEM Biologi menuturkan bahwa program ini merupakan program sederhana namun harus senantiasa diadakan mengingat semakin berkurangnya kesadaran anak-anak akan kekayaan biodiversitas disekeliling mereka. Program ini merupakan suatu terobosan sederhana, menarik, dan inovatif yang harus dievaluasi dan dirancang untuk semakin baik lagi, mengingat keterbatasan waktu yang menjadi kendala kemarin, performance KS belum optimal, “adik-adik Kalirejo sangat tertarik, namun waktu masih sangat terbatas sehingga belum optimal” ujar Hanung Charendra (Biologi/2012) selaku Ketua KSK yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Perjuangan dalam menjaga biodiversitas tidaklah gampang, ketika kita sebagai rakyat Indonesia dilahirkan ditengah-tengah kekayaan biodiversitas, terkadang kita lupa dan tidak sadarkan diri bahwa biodiversitas yang dulu beraneka ragam kini semakin terancam, terlebih lagi dengan maraknya kasus Bioporacy. Semoga kita semua mampu menjaga alam dan seisinya, menjaga biodiversitas Indonesia. (Dita&Iffah)