Tiga orang mahasiswa S1 UGM dari fakultas berbeda mengikuti Tohoku University Science Summer Program 2015 (TSSP 2015) selama dua minggu, 6 – 18 Juli 2015 di Tohoku University, Sendai, Miyagi, Jepang. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Abdullah Langgeng (Biologi), Nisa Humairo (Kedokteran Gigi), dan Christina Liantara (MIPA). TSSP 2015 merupakan program sekolah musim panas tahunan berbasis sains yang diselenggarakan oleh Tohoku University. Kali ini TSSP 2015 mengangkat tema “Advanced Science and Technology at Tohoku University”. Program ini menawarkan kuliah-kuliah mengenai pengetahuan dan teknologi yang telah maju yang dikembangkan di Tohoku University dan bertujuan untuk memberikan wawasan pada peserta mengenai pengetahuan dan teknologi maju yang dibutuhkan masyarakat di masa depan dan bagaimana kontribusinya terhadap masyakarat. TSSP 2015 dihadiri oleh 31 orang peserta dari berbagai negara, yaitu Indonesia, Thailand, Singapura, Cina, Swiss, Australia, dan Amerika Serikat.
Dalam kegiatan ini, peserta diberi kuliah mengenai perkembangan terbaru dari teknologi carbon nanotube, spintronik, neutrino, robotics, tren terbaru dalam organokatalisis, dan life science spaceflight, serta kegagalan Jepang dalam mengantisipasi M9 Tohoku Earthquake pada tahun 2011 lalu. Kunjungan ke laboratorium terkait topik kuliah juga dilakukan. Setelah memperoleh kuliah tersebut, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri atas peserta dari berbagai negara dan berbagai bidang ilmu. Lalu tiap kelompok ditugaskan untuk membahas sesuai perspektif bidang ilmu masing-masing mengenai topik kuliah yang telah diberikan tadi untuk selanjutnya dipresentasikan di penghujung program.
“Melalui TSSP 2015 ini, kami dapat memperoleh pengetahuan baru. Topik kuliah yang ditawarkan TSSP 2015 tidak hanya fokus pada bidang ilmu kami saja, tetapi juga perkembangan teknologi dan pengetahuan di luar bidang kami, sehingga kami dapat memperoleh wawasan dan perspektif baru mengenai topik tersebut dan mengkaitkannya dengan bidang ilmu kami.” tutur Langgeng selaku perwakilan tim.
Selain itu, peserta diberikan kuliah Bahasa Jepang untuk membekali peserta ketika berkomunikasi dengan masyarakat dan dikenalkan dengan beberapa kebudayaan Jepang seperti seni merangkai bunga (Ikebana), upacara minum teh dan kimono. Program ini juga menawarkan field work ke kota yang terkena dampak tsunami 2011 yang sangat parah, Ishinomaki dan field trip ke kuil-kuil bersejarah di kota Hiraizumi.
“Tidak hanya pengetahuan baru, banyak pengalaman yang sangat berharga juga kami peroleh melalui TSSP 2015. Kami diberi kesempatan untuk melakukan ikebana, mengenakan kimono, melaksanakan upacara minum teh dan diajari meramu teh hijau sendiri, mengunjungi Kuil Dougenin yang dijadikan shelter saat tsunamidi Ishinomaki, bertemu dengan Miki Onosaki penulis buku Warm Hands yang berisi kumpulan puisi refleksi kehidupan di shelter saat tsunami 2011, dan kunjungan ke tempat bersejarah seperti Sant Juan Bautista Park di Ishinomaki, kuil Motsu-ji dan Chuson-ji di Hiraizumi, dan tentunya menjalin persahabatan yang akrab dengan peserta dari negara lain serta para student volunteer dari Tohoku University.” kata Langgeng.
Pada kesempatan terpisah, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., Wadek Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM berpesan bahwa seyogyanya para mahasiswa dapat memanfaatkan program-program short course yang ditawarkan beberapa universitas mitra UGM untuk menambah ilmu dan pengetahuan serta wawasan dan kepercayaan diri sehingga ke depan dapat memperkuat jejaring dan kerjasama internasional.