Hari libur merupakan hari istirahat dan bersantai untuk menghilangkan kepenatan selama sekian hari sibuk dengan rutinitas pekerjaan, namun berbeda halnya dengan Bapak Yusuf atau biasa dikenal akrab dengan nama Bapak Sule, seorang staf Fakultas Biologi UGM yang sedang menggeluti salah satu bidang tanaman yaitu budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman. Hari libur merupakan hari sibuk bagi Pak Yusuf untuk menata, membenahi dan memantau kembali tanaman Budidaya Kelengkeng Super Sleman tersebut. Saat kami berkunjung ke rumah beliau di daerah Condongcatur, Sleman Yogyakarta, kami melihat banyak tanaman kelengkeng hasil dibudidaya baik yang siap di tanam maupun yang masih bibit. Menurut beliau, merawat tanaman sama halnya dengan merawat diri kita sendiri. Kita harus memahami seperti apa kebutuhan tanaman, dalam hal ini nutrisi sebagai sumber pakannya maupun air sebagai penyegar tubuhnya. Pemberian nutrisi berupa vitamin tanaman diberikan olehnya minimal setahun sekali, dan penyiraman dua kali sehari.
Setiap waktu, beliau juga melakukan pengecekan kesuburan tanah pada tanaman tersebut. Menurutnya tanah yang keras dan tidak subur menghambat pertumbuhan tanaman. Penghambatan ini ditandai dengan pertumbuhan daun kecil, menguning dan mengarah pada kelayuan serta kematian. Ketika tanaman tersebut telah mengalami hal ini, sebaiknya perlu ada perubahan atau pergantian jenis tanah yang baik. Tanah yang baik merupakan tanah yang telah bercampur dengan unsur hara lainnya. Beliau menggunakan pupuk kompos (dari kotoran hewan) yang telah dibersihkan dan diolah sebagai sumber nutrisi bagi tanaman tersebut.
Dalam waktu dekat, beliau juga akan menyewa tanah yang berada tidak jauh dari rumahnya untuk pengembangan budidaya tanaman kelengkeng ini. Saat itu, kami juga melihat lokasi tanah yang akan disewakan dan mendapatkan setangkai buah kelengkeng yang telah masak. Kelengkeng dengan buah yang besar, daging buah yang tebal, biji yang sangat kecil dan dengan rasa manis, membuat kami semakin surprise dengan pengembangan budidaya tanaman tersebut. Kelengkeng jenis ini tidak akan mengenal musim dan menghasilkan buah sangat lebat dari setiap pohon yang baik dan sehat. Beliau menyatakan bahwa, satu pohon Kelengkeng Super Sleman ini mulai dari budidaya pertama kali hingga saat ini telah berbuah 2 kali dengan hasil dalam sekali berbuah sebanyak 20 kg buah kelengkeng berkualitas baik.
Keberhasilannya dalam mengembangkan tanaman budidaya Kelengkeng Super Sleman ini akan berdampak postif pula ke daerah lain dalam waktu dekat. Menurutnya, beliau telah menerima undangan dari Pemerintah Daerah di Palembang, Sumatera Selatan melalui bantuan publikasi dari teman lamanya yang saat itu tinggal di sekitar Tangerang Banten, untuk mengembangkan budidaya tanaman kelengkeng Super Sleman ini areal kosong seluas 10.000 ha. Hal ini tidaklah mudah, dan perlu ketelitian serta kerjakeras. Beliau akan membantu mengawal pengembangan budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman di daerah tersebut dan berharap berjalan dengan baik serta tidak hanya di areal 10.000 ha tertapi mungkin lebih. Hal ini ditinjau dari kebutuhan vitamin dan nutrisi manusia melalui buah terus meningkat. Dengan demikian, keberhasilan pengembangan tanaman Budidaya Kelengkeng ini akan membawa harum nama Fakultas Biologi UGM dirancah Nasional dan berharap ke tingkat Internasional nantinya. Sukses selalu untuk Budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman tersebut. Kami Bangga! (doc.Ike N.Nayasilana).