Talkshow di awali oleh MC sudara Alfianto dan pemutaran video dari mahasiswa yang belajar di Jepang. Kemudian Moderator yang memandu talkshow, Saudara Jundi Faaris Alhazmi memulai acara dengan Memberikan pertanyaan kepada Pembicara.
Bulan Ramadhan di Indonesia yang kurang lebih 12-13 jam mungkin sudah biasa bagi kita, terlebih dengan kondisi cuaca yang cukup mendukung. Lalu bagaimana saudara-saudara muslim kita di belahan dunia lainnya? Berapa lama waktu puasanya? Bagaimana lingkungan dan cuaca di sana? Pembicara kali ini akan menjawab semua pertanyaan itu.
Bapak Sukirno S.Si., M.Si., Ph.D yang merupakan salah satu dosen S2 di Fakultas Biologi, pada Oktober lalu baru saja kembali dari pendidikan S3 Entomology di King Saud University, Arab Saudi. Beliau bercerita tentang sistem pendidikan di KSU yang berbeda dengan Indonesia di mana menggunakan perpaduan sistem pendidikan Inggris dan Amerika. Pada pendidikan S3 sendiri, mahasiswa diharuskan lulus Comprehensive Exam untuk dapat lulus S3.
Selain bercerita mengenai pendidikan di KSU, Bapak Sukirno juga menceritakan pengalamannya pada bulan Ramadhan. Beliau pernah merasakan bulan Ramadhan pada musim dingin hingga musim panas dengan suhu sangat tinggi di mana waktu puasa mencapai 16 jam. Namun, di Arab Saudi sendiri segala kegiatan di bulan Ramadhan seperti halnya kuliah diberikan keringanan. Setiap hari, di masjid para jamaah saling bersalam-salaman. Namun, di sana tidak terdapat kajian-kajian seperti halnya di Indonesia, kecuali apabila mencari forum orang Indonesia. Walaupun tetap ada forum kecil di masjid yang dipimpin oleh seorang syekh. Untuk buka puasa, biasanya disediakan oleh masjid ataupun di jalan-jalan.
Lain halnya dengan Miftahul Ilmi Ph.D yang merupakan dosen mikrobiologi di Fakultas Biologi yang mendapatkan beasiswa S3 di Universitas di Belanda. Beliau bercerita bahwa pendidikan S1 di Indonesia setara dengan S2 di Belanda. Pendidikan S3 Bapak Ilmi sendiri mengambil kategori AIO.
Sementara pengalaman Ramadhan Bapak Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si., di Belanda juga sangat luar biasa. Beliau lebih sering menikmati bulan Ramadhan pada musim panas di mana waktu puasa minimal adalah 16 jam, dan bahkan pernah waktu maghrib pukul 21.30 dan subuh pukul 03.00. Di daerah beliau terdapat 3 masjid, yaitu masjid Suriname, Turki, dan Maroko, yang biasanya menyediakan makanan untuk buka puasa Ramadhan sekaligus sahur, karena singkatnya waktu antara keduanya. Satu jam sebelum buka puasa terkadang diadakan suatu kajian. Namun, berbeda dengan Bapak Sukirno, di Belanda sendiri segala kegiatan berjalan seperti biasa tanpa adanya keringanan bagii umat yang berpuasa.
Bagi Bapak Sukirno maupun Bapak Ilmi, berpuasa di negeri orang yang sangat berbeda keadaannya dengan Indonesia, tidaklah berat. Segala ibadah yang diniatkan karena Allah pastilah akan terasa ringan. Maka sudah sepatutnya kita yang berada di Indonesia dengan segala kenikmatan bulan Ramadhan harus selalu mensyukurinya.
Acara kemudian diakhiri oleh MC saudara Alfianto menjelang Maghrib