Puluhan warga Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul mengikuti pelatihan budidaya Kelengkeng Super Sleman. Dalam pelatihan yang diselenggarakan Fakultas Biologi UGM, 11 Mei 2017 di Desa Kemadang ini warga dibekali pengetahuan terkait teknik dan pengembangan budidaya Kelengkeng Super Sleman.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., dalam kesempatan tersebut menyampaikan harapan besar kedepan warga Desa Kemadang dapat mengembangkan Kelengkeng Super Sleman. Bahkan, menjadikan buah ini menjadi salah satu produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul sehingga dapat meningkatkan potensi agro wisata di kawasan tersebut.
“Kami berharap masyarakat Kemadang bisa membudidayakan Kelengkeng Super Sleman ini dengan baik dan menjadikannya salah satu produk unggulan Gunungkidul,”harapnya.
Sementara itu, Dr. Purnomo, M.S., staf pengajar Fakultas Biologi UGM, menyampaikan kelengkeng merupakan tanaman yang memiliki beragam karakter dan varietas. Umumnya, kelengkeng yang dibudidayakan adalah varietas kelengkeng diamond river, kelengkeng aroma durian atau mata naga, kelengkeng itah, kelengkeng jenderal, kelengkeng kristalin, dan masih banyak lainnya.
“Masing-masing kelengkeng tersebut memiliki keunggulan,”jelasnya.
Demikian pula dengan Kelengkeng Super Sleman yang dikembangkan oleh Yusuf Suleman, SIP, salah satu staf Fakultas Biologi UGM. Kelengkeng jenis ini memiliki sejumlah kelebihan salah satunya mudah dalam perawatannya. Perawatan yang dilakukan cukup sederhana, seperti mebersihkan gulma, penyiraman dua kali sehari, dan pemupukan satu minggu sekali.
“Kendala yang biasa dihadapi adalah hama kupu-kupu dan belalang,” kata Yusuf.
Yusuf menyebutkan dalam waktu tiga tahun Kelengkeng Super Sleman sudah mampu menghasilkan buah. Buah yang terbentuk biasanya berkisar antara 80-90 persen dari total bunga. Sementara produksi buah umumnya berlangsung selama tiga bulan.
Kelengkeng Super Sleman memiliki karakteristik daging buah yang lebih tebal dan rasa lebih manis. Selain itu, kelengkeng jenis ini tidak begitu terpengaruh terhadap musim.
“Tidak kenal musim, musim kemarau atau penghujan tidak mengubah rasa buah,”jelasnya.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang merupakan pelaksanaan program hibah desa dan diketuai Soenarwan Hery Poerwanto S.Si., M.Kes., ini mendapatkan sambutan positif dari warga setempat. Para warga terlihat sangat antusias berdiskusi terkait cara budidaya Kelengkeng Super Sleman.
Ketua Kelompok Tani Desa Kemadang, Suwarno, mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman. Dia juga berencana untuk menamam di kawasan bukit karst Kemadang.
“Jika kelengkeng ini berhasil ditanam di sini, kami ingin ada pengembangan lagi,”ujarnya.(Humas UGM/Ika)