Sebagai seorang muslim, sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui dan memahami rukun islam. Rukun islam pertama yang harus dilakukan oleh seorang muslim adalah membaca dua kalimat syahadat. Akan tetapi, tidak cukup membacanya saja namun harus dipahami. Kajian Islam Pekanan pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 membahas tentang makna syahadatain yang dibawakan oleh Ustadz Arfinsyah. KIP dilaksanakan pada pukul 16.00 di Ruang Kuliah Perpustakaan Fakultas Biologi UGM.
Pertama yang disampaikan oleh Ustadz Arfinsyah adalah urgensi syahadatain. Dua kalimat syahadat merupakan pintu masuk islam. Allah berfirman dalam Q.S. Alhujurat : 15 yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
Orang yang masuk islam, maka harus bersyahadat. Syahad tidak cukup diucapkan, namun harus diimani dengan mempercayai sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Apabila dari ketiga hal yang disebutkan dalam beriman, maka akan menjadi orang yang munafik. Urgensi yang kedua adalah syahadat sebagai inti sari ajaran islam karena dalam kalimat tersebut mencangkup akidah tauhid yaitu mengesakan Allah. Ketiga, syahadat merupakan titik tolak perubahan yaitu dari kejahilyahan menuju cahaya. Orang yang mengucapkan kalimat syahadat maka seharusnya bisa menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya, menjadi manusia yang lebih lembut dan santun serta mampu menebarkan kebaikan dan mencegah perbuatan yang mungkar. Yang keempat, syahadat sebagai hakikat dakwah Rasul yaitu untuk menyampaikan ajaran tauhid untuk tidak menyekutukan Allah. Kelima, syahadat sebagai keutamaan yang besar. Barangsiapa yang mengucapkan kalimat syahadat pada saat sakaratul maut, maka syurga baginya.
Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, maka kita telah membuat komitmen dan janji kepada Allah. Kandungan kata syahadah adalah ikrar (pengakuan), sumpah, dan janji. Di dalam syahadat mengadung iman yaitu meyakini dan membenarkan sepenuh hati sehingga mampu diucapkan dengan tegas dan senantiasa membuktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Makna lain dari syahadat adalah istiqamah tentang keyakinannya bahwa Allah adalah Rabb seluruh alam semesta. Iman tidak akan pernah goyah meskipun dipuji, dihina, dan dicaci; dilihat atau tidak dilihat; saat pagi atau sore hari, seperti yang difirmankan Allah pada Q.S. Fussilat : 30 yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata “Tuhan kami adalah Allah “ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Sebagai mahasiswa, sikap istiqamah harus diterapkan pada kehidupan sehari-hari untuk kebaikan yaitu istiqamah untuk menunjukkan sebagai mahasiswa yang berkualitas. Istiqamah akan berdampak pada perasaan yang berani (tidak minder), ketenangan hati dan sikap yang optimis. Ketika seorang muslim senantiasa merasa diawasi oleh Allah sehingga dia selalu berupaya untuk melakukan kebaikan secara terus menerus, maka Allah akan senantiasa menjamin hidupnya, mencukupi kebutuhan hidupnya, dan Allah meningkatkan derajadnya. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim harus menjadikan Allah sebagai orientasi pertama di atas apapun.
Akan tiba suatu zaman ketika manusia seperti makanan kerupuk di nampan besar, jumlahnya banyak akan tetapi tidak bermanfaat. Ketika muslim memahami dan mengamalkan makna kalimat syahadat ini, akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Pemuda muslim seharusnya menjadi pemuda yang aktif, kreatif dan inovatif serta optimis. Pemuda muslim harus menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari dakwah. Apabila generasinya tidak terlalu baik, maka dia harus menjadikan generasi keturunannya menjadi lebih baik dari generasi sebelumnya. Karena muslim tidak boleh menghasilkan generasi yang lemah. Ustadz Arfiansyah menutup KIP dengan beberapa pesan bagi para peserta kajian.
“Jalanilah aktivitas sebagai muslim dengan kapasitas mahasiswa yang aktif, kreatif, dan inovatif. Sebagai mahasiswa UGM maka wajib untuk menjaga baik tujuan dan cita-cita UGM dan yang paling penting, sebagai seorang mahasiswa, jangan pernah mengukur kebahagiaan hanya dari keberhasilan semata, namun kebahagiaan yang hakiki adalah ketika Allah mempermudah jalan kita untuk selalu taat kepada Allah.“
Wallahuálambissawaf