Sholat merupakan rukun islam yang ke-2 setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah menebutkan bahwa lewat sholat, seorang muslim dapat dipermudah urusannya dan dijauhkan dari perbuatan munkar. Kajian Islam Pekanan yang dilaksanakan pada Kamis, 9 November 2017 berjudul “Sudahkah Khusyuk Sholatku?”. KIP kali ini disampaikans oleh Ustadz Sulhan. Pada pukul 16.00, mahasiswa Fakultas Biologi sudah memasuki ruang Biodas Atas Barat dan siap mengikuti kajian.
Di awal kajian, Ustadz Sulhan menyampaikan bahwa sholat merupakan bentuk ibadah yang langsung kepada Allah. Oleh karena itu, sholat disebut sebagai ibadah maghdhah. Ibadah maghdah merupakan ibadah yang haram dilakukan apabila tidak sesuai dengan dalil yang ada. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sholat yaitu:
- Kondisi sebelum sholat.
Apakah sudah suci? Karena tidak sah sholat seseorang apabila ketika melaksanakannya dalam kondisi yang tidak suci. Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan dalam kesucian sebelum sholat yaitu kesucian hati dan kesucian jasmani. Kesucian hati meliputi akidah. Selain itu, kesucian hati sangat ditentukan dengan niat. Ketika melaksanakan sholat, harus diawali dengan ikhlas. Kesucian jasmani meliputi kesucian tubuh dari hadast besar dan kecil, kesucian pakaian dan norma dalam berpakaian ketika sholat sepeti harus menutup aurat, dan kesucian tempat sholat yang berarti dalam pelaksanaan sholat, tidak dipebolehkan disembarang tempat. Tempat yang digunakan untuk sholat, harus tempat yang suci dari najis.
2. Wudhu
Poin ini berkaitan dengan kesucian tubuh. Wudhu merupakan hal yang selalu dilakukan sebelum sholat untuk mensucikan diri. Dalam berwudhu, rukun-rukunnya perlu diperhatikan. Cara seseorang dalam melakukan wudhu, akan menentukan bagaimana orang itu sholat. Ketika dalam wudhu tergesa-gesa, maka ketika sholat akan tergesa-gesa pula. Ketika dalam sholat tergesa-gesa, maka tidak akan mendapat kekhusyukan dan kesempurnaan sholat. Oleh karena itu, wudhupun perlu disempurnakan dalam pelaksanaannya. Ketika tersedia air yang cukup melimpah, maka dalam berwudhu tetap harus menghemat penggunaan air. Air digunakan secukupnya saja. Akan tetapi, ketika air yang tersedia hanya sedikit, maka diperbolehkan untuk melakukan tayamum. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Maidah : 6 yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajah dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu, dan (basuh) kedua kakimu sampai ke mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air, dan menyentuh perempuan (saat laki-laki menyentuh perempuan non mahrom dan saat perempuan menyentuh laki-laki non mahrom), maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajah dan tanganmu dengan debu itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”
- Tuma’ninah.
Ketika sholat, setiap gerakan sholat harus dilakukan secara tuma’ninah atau dilakukan secara sempurna. Maksudnya adalah, gerakan sholat dilakukan dengan tidak tergesa-gesa dan bacaan sholat tidak diucapkan secara terburu-buru. Setiap gerakan sholat harus dipenuhi haknya. “Rukuklah kamu sampai benar-benar rukuk dan sujudlah kamu sampai benar-benar sujud”. Seseorang dapat dikatakan sebagai pencuri gerakan sholat apabila dalam sholat, gerakan yang dilakukannya tidak secara tuma’ninah. Ketika gerakan sholat tidak disempurnakan, maka seseorang tidak akan memperoleh kekhusyukan dalam sholat.
- Mengenal dan mamahami bacaan sholat (Ma’rifat)
Untuk meraih kekhusyukan, sangat penting bagi seorang muslim untuk memahami makna bacaan sholat. Ketika memahami bacaan sholat, maka seorang muslim akan merasakan interaksi antara dirinya dan Allah. Ketika hanya Allah yang dituju ketika sholat, maka Allah akan memberikan kekhusyukan di hatinya. Hal ini dapat kita pelajari dari kisah sahabat Rasulullah SAW yaitu Umar Bin Khattab r.a. yang ketika sholat, panah yang menancap dipunggungnya dicabut, tetapi beliau tidak mereasakan sakit sama sekali
Ibadah merupakan perpaduan ekspresi ketaatan dan kecintaan seorang muslim kepada Allah. Seorang muslim harusnya tidak pernah meremehkan sholat. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Maun : 4-5 yang artinya:
“Maka celakalah orang-orang yang sholat. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya.”
Lalai di sini bermakna tidak menghargai dan melalaikan pelaksanaan dan waktu-waktu sholat. sikap lalai terhadap sholat ditunjukkan pula dengan kualitas sholat. Ketika melaksanakan sholat tergesa-gesa itu juga bentuk melalaikan sholat. Ketika sholat tergesa-gesa, maka bacaan dan gerakan tidak akan terpenuhi secara sempurna sehingga berdampak kepada tidak khusyuknya sholat.
Ustadz Sulhan menyampaikan bahwa kekhusyukan sholat dapat dicapai dengan memenuhi keempat poin yang telah disebutkan sebelumnya. Ketika dalam sholat dapat merai kekhusyukan, makan berdampak baik dalam dimensi social yaitu seseorang yang khusyuk, dijaga oleh Allah untuk tidak melakukan kemungkaran. Selain itu, keimanan seseorag yang khusyuk akan ditambah oleh Allah. Ketika memiliki hati yang khusyuk, maka Allah limpakan kenikmatan ketenangan dalam hatinya dan ketenangan dalam menghadapi urusan dunia.
Wallahu’alambissawaf