Pada Sabtu, 17 Februari 2018 BiOSC dan Kagama Orchid menghadiri acara “Pelatihan dan Penanaman Anggrek Spesies Indonesia”. Acara ini terdiri atas dua sesi.
Sesi pertama berupa pemaparan materi mengenai keanggrekan dan cara penanamannya melalui presentasi.
Sesi ini dilakukan di ruang Multimedia Rektorat UGM. Pada pukul 09.00 WIB, acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh seluruh peserta, dilanjutkan dengan sambutan oleh ibu Retno selaku ketua panitia. Pemaparan materi dimulai pada pukul 09.30 WIB mengenai penjelasan secara singkat tentang habitat, tipe pertumbuhan, cara menanam dan perawatan anggrek, yang disampaikan oleh Dedek Setya Santosa, pengusaha anggrek asal Batu, Jawa Timur. Pak Dedek menjelaskan bahwa perawatan anggrek sangat bergantung dan dipengaruhi oleh agroklimat, yang berupa suhu, kelembabapan, intensitas cahaya, dan ketinggian. Untuk menanam dan memelihara anggerk dibutuhkan penyiraman, pencegahan hama, pergantian media, pemberian vitamin dan pupuk yang memadai. Pada akhir pemaparan materi oleh pak Dedek tersebut, dibuka sesi tanya jawab. Peserta sangat antusias dalam bertanya mengenai kiat-kiat perawat maupun berbisnis anggrek. Acara pematerian tentang anggrek yang meliputi cara bertanamnya tersebut berakhir pada pukul 12.00 wib.
Acara dilanjutkan dengan sesi kedua, berupa demo anggrekisasi secara langsung, yaitu pemindahan anggrek dari media pembenihan (botol) ke media yang lebih besar. Sesi kedua ini dilakukan di halaman belakang rektorat UGM. Anggrek tersebut dipindahkan dan ditanam satu persatu dalam tiap wadah yang berbeda untuk setiap individu, dengan substrat sebagai media (syarat) hidup.
Pada pukul 13.15 WIB acara dilanjutkan dengan anggrekisasi kampus UGM. Anggrekisasi merupakan penanaman anggrek yang telah dewasa dengan cara ditempatkan pada tumbuhan inang. Anggrekisasi ini dilakukan oleh segenap anggota BiOSC baik dari AD X, AD XI maupun AD XII serta anggota Kagama Orchid. Terdapat tujuh Pohon Cemara Udang di sekitar halaman Rektorat UGM yang terpilih sebagai tempat dilakukannya anggrekisasi.
Anggrek yang ditanam merupakan spesies khas dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia, seperti Ascosentrum miniatum, Coelogyne pandurata, Dendrobium capra, Gramatophilum speciosum dan lain-lainnya. Beberapa dari spesies anggrek tersebut terancam punah akibat penurunan jumlah populasinya yang dikarenakan kurangnya perhatian serta konservasinya dari masyarakat tentang anggrek tersebut. Oleh sebab itu, anggrekisasi pada beberapa pohon ini diharapkan dapat membantu melestarikan jumlah populasi anggrek yang terancam punah serta dapat sebagai media pembelajaran secara langsung.
Spesies anggrek yang ditanam pada berbagai pohon tersebut berjumlah 150 anggrek. Penanaman pada masing-masing pohon disamaratakan antar satu spesies dengan spesies lainnya, karena perbedaan karakterisasi yang dimiliki masing-masing anggrek. Sehingga, anggrekisasi harus disesuaikan dengan cara dan kebutuhan hidupnya. Apabila spesies anggrek tersebut cocok diletakkan pada intensitas cahaya tinggi, maka anggrekisasi dilakukan pada batang pohon yang sering terkena sinar matahari, begitu pula selanjutnya.
Penanaman anggrek ini ditempatkan pada tujuh pohon cemara udang yang dilakukan selama kurang lebih satu jam dan selesai pada pukul 14.30 wib.
Kemudian, dikarenakan banyaknya individu dari berbagai spesies anggrek yang tersisa, maka segenap anggota BiOSC melanjutkan anggrekisasi pada beberapa pohon di sekitar area belakang perpustakaan pusat UGM dan berakhir pada pukul 16.00 wib.
Anggrekisasi oleh BiOSC di daerah UGM dilanjutkan kembali pada hari Minggu, 18 Februari 2018. Anggrekisasi ini dilakukan di sekitaran gedung alumni.
Melalui kegiatan anggrekisasi di halaman Gedung Rektorat UGM ini, diharapkan mampu membuat lingkungan UGM menjadi lebih indah dan lebih asri lagi, juga diharapkan mampu membantu konservasi anggrek-anggrek yang ada di indonesia”