Melon ‘TACAPA’ merupakan melon unggul hasil penelitian Fakultas Biologi UGM yang telah dikembangkan sejak tahun 2009. Dari hasil pengembangan tersebut, melon Tacapa kini memiliki 3 kultivar, yaitu Tacapa Green Black dengan ciri warna kulit hitam gelap, Tacapa Silver dengan ciri warna kulit putih keperakan dan Tacapa Gold dengan ciri warna kulit buah kuning keemasan, yang disebut unggul karena buahnya yang berukuran besar dengan berat sekitar 1,7-3,2 kg, rasa buah manis, daya simpan lama, tahan terhadap jamur tepung penyebab penyakit powdery mildew dan potensial untuk dikembangkan di lahan kritis karst dalam upaya konservasi lahan, serta dapat dibudidayakan menggunakan media tanam abu vulkanik. Pada tahun 2015, Tacapa Green Black dan Silver telah mendapatkan SK pemberian Tanda Daftar Varietas tanaman holtikultura dari Kementerian Pertanian RI.
Selain dari karakter fenotip yang tampak kasatmata, untuk memperkuat dan menunjukkan bahwa melon kultivar Tacapa tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan melon lainnya, maka perlu dilakukan karakterisasi secara genetik/molekular. Dari latar belakang tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Biologi UGM melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-PE) tahun 2018 melakukan penelitian mengenai bagaimana variasi genetik ketiga melon kultivar Tacapa. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Indah Oktaviana, Muhammad Alif Ishak dan Nastri Khairunnufus yang dibimbing oleh bapak Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr,Sc.
“Meskipun indukan ketiga melon ini sama yaitu dari melon ‘Tacapa’ akan tetapi secara fenotip mempunyai perbedaan karakter. Selain karakter fenotip yang digunakan untuk menentukan karakter melon, karakter genotip juga penting untuk diperhatikan. Seiiring dengan perkembangan teknik genetika molekular, variasi genetik dapat diketahui melalui analisis DNA. Data pendukung berupa karakter molekular diperlukan untuk memperkuat dan menunjukkan bahwa melon kultivar Tacapa Gold, Tacapa Green Black dan Tacapa Silver memiliki karakter yang berbeda dengan melon lain” ungkap Alif.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan, Fakultas Biologi UGM. Metode PCR-ISSR dan RAPD dengan 6 primer acak digunakan untuk mengevaluasi karakter molekular melon Tacapa. Dari hasil penelitian, dengan menggunaan metode ISSR didapatkan tingkat similaritas Tacapa Green Black dan Tacapa Silver sebesar 91,2 %, Tacapa Green Black dan Tacapa Gold sebesar 77,8 %, dan Tacapa Silver dengan Tacapa Gold sebesar 80%. Sedangkan menggunakan metode RAPD dapat diketahui tingkat similaritas Tacapa Green Black dan Tacapa Silver sebesar 93 %, Tacapa Green Black dan Tacapa Gold sebesar 90,5 %, dan Tacapa Silver dengan Tacapa Gold sebesar 92,9 %. Dari data tersebut menunjukkan bahwa melon kultivar Tacapa Gold, Tacapa Green Black dan Tacapa Silver memiliki variasi secara genetik. Selain itu diketahui pula bahwa metode ISSR lebih efektif untuk menganalisis variasi genetik melon Tacapa dibandingkan metode RAPD karena menghasilkan polimorfisme yang paling tinggi dan waktu amplifikasi yang lebih efisien.
“Data molekular ini merupakan data awal yang dapat digunakan lebih lanjut untuk membuat penanda genetik spesifik guna membedakan ketiga kultivar melon tersebut. Maraknya kasus pengklaiman kekayaan Indonesia oleh negara lain dapat diatasi dengan membuat barcoding dari hasil sequencing DNA. Hasil dari proses ini dimasukkan ke dalam ke gene bank sebagai sumber daya genetik flora asli Indonesia dalam upaya mendorong terciptanya katahanan pangan nasional” tambah Indah.