Dies Natalis ke- 69 Universitas Gadjah Mada pada 1-2 Desember 2018 diisi dengan beberapa kegiatan salah satunya adalah Festival Batik. Dalam Festival Batik tersebut Fakultas Biologi UGM diwakili oleh Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc., Prof. Nyoman Puniawati, Dr. Regina Melianawati (alumnus doktor Biologi UGM) dan Widya Mudyantini S.Si., M.Si. (mahasiswi Program Doktor Biologi UGM) menampilkan hasil karya cipta batik Biologi UGM.
Batik yang ditampilkan dalam Festival Batik tersebut sangat berbeda dari batik pada umumnya dari sisi motif. Batik Histo Ikan yang dipamerkan memiliki pola jaringan histologi ikan. Berbeda dengan motif batik pada umumnya seperti motif sri katon, kawung, nitik ataupun abstrak. Batik ini sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta dimana salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah kegiatan launching atau peluncuran. Keunikan dan nilai cipta yang tinggi ditunjukkan motif histologi ikan yang diproduksi melalui teknik batik cap.
Motif merupakan hasil penelitian program Doktoral Fakultas Biologi UGM oleh Regina Melianawati dibawah bimbingan salah seorang ko-promotornya yaitu Prof. Nyoman Puniawati. Beberapa preparat yang dihasilkan yaitu insang, jantung dan pembuluh darah ikan dijadikan sumber inspirasi bagi motif batik tersebut. Pengubahan preparat menjadi motif batik dilakukan oleh Widya Mudyantini yang mengimplementasikan motif tersebut menjadi cetakan tembaga untuk digunakan dalam teknik batik cap.
Dalam Festival Batik UGM tersebut Batik Histo Ikan yang dipamerkan merupakan hasil kerjasama dengan mitra produsen batik di wilayah Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Inventor Hak Cipta tersebut terdiri atas tiga orang yaitu Regina Melianawati, Widya Mudyantini dan Prof. Nyoman Puniawati. Hak Cipta yang dalam proses pendaftaran nantinya akan diserahkan kepada Fakultas Biologi UGM sebagai pemegangnya. “Cinta almamater sebagai bentuk sumbangsih kami pada Fakultas Biologi UGM melalui Hak Cipta tiga motif batik dari preparat jaringan ikan kerapu”, tambah Widya Mudyantini. Mengenai Hak Cipta sendiri menurut Regina Melianawati sangatlah penting sebagai bentuk perlindungan dan pengakuan terhadap suatu kekayaan intelektual.
Ketika ditanya mengenai latar belakang karya cipta tersebut “niat kami membumikan Biologi, semoga Biologi semakin dikenal masyarakat, tidak hanya jadi ilmu yang bagi pelajar dianggap banyak hafalannya. Melalui gambar, memahami lebih mudah daripada menghafal, selain itu harga jual yang terjangkau diharapkan menarik minat konsumen dari berbagai kalangan sehingga lebih dikenal”, jawab Widya Mudyantini.
Menurut Regina Melianawati “kehadiran batik dengan motif berbasis keilmuan Biologi diharapkan dapat memperkaya khazanah motif batik di Indonesia. Disamping itu, juga diharapkan dapat lebih membumikan Biologi di tengah masyarakat, terlebih apabila motif batik Biologi tersebut telah memasuki komersialisasi”, tutur beliau.
Ketika ditanya hal yang sama Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. mengungkapkan implementasi pola-pola organik di alam contohnya preparat ke dalam bentuk goresan malam di atas kain menghasilkan karya yang memiliki nilai cipta dan originalitas tinggi. Dalam kesempatan yang sama dicetuskan pula “perlu dikembangkan kurikulum Biologi berbasis Batik Ilmiah hasil riset-riset di Biologi”, jawab beliau.