Konservasi Daerah Aliran (Zona Riparian) Sungai, menjadi isu menarik untuk dimunculkan sebagai upaya mencegah semakin menurunnya kualitas ekosistem sungai. Hal ini terjadi karena semakin meningkatnya aktivitas manusia yang mengesampingkan dampak negatif rusaknya habitat dan ekosistem sungai yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas sistem sungai tersebut. Menurunnya kualitas sistem sungai berdampak pada tidak lestarinya sungai, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan manusia yang sangat memerlukan kehadiran sungai di setiap aspek kehidupannya.
Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM melalui Hibah Pengabdian Masyarakat Berbasis Education for Sustainable Development (ESD Sekolah) tahun 2019 bekerja sama dengan SMPIT Alam Nurul Islam melakukan rintisan restorasi ekosistem sungai di Sungai Bedog wilayah Sleman Yogyakarta. Serangkaian kegiatan akan dilakukan dan sebagai awal diselenggarakan diskusi ilmiah dengan tema ” Konservasi Vegetasi Riparian sebagai Program Strategis Restorasi Ekosistem Sungai”, dengan narasumber Abdul Razaq Chasani, Ph.D. dari Fakultas Biologi UGM dan Siti Aisah, S.Si., M.Si dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat kepedulian terhadap kelestarian sungai di kalangan masyarakat sekolah dan penduduk setempat yang sama-sama berlokasi di tepi Sungai Bedog wilayah Godean Sleman Yogyakarta. Kemudian dalam agenda kegiatan berikutnya, peserta yang hadir dalam diskusi ini menjadi penyelenggara kegiatan Peduli Sungai Bedog yang akan dilaksanakan nanti pada hari Sabtu 28 September 2019.
Acara dimulai pukul 08.00 WIB, secara langsung dibuka oleh Kepala Sekolah SMP IT Alam Nurul Islam, Bapak Muh. Zuchri, S.Pd. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan selamat datang di SMPIT Alam Nurul Islam atau juga dikenal sebagai SALYO (Sekolah Alam Yogya), serta sangat mendukung kegiatan semacam ini. Dari 35 tamu undangan, hadir sekitar 26 orang. Selain guru SD dan SMPIT Alam Nurul Islam, hadir pula pengurus Yayasan Nurul Islam, beberapa tokoh setempat, dan guru-guru SMP dan MTS di wilayah kecamatan Godean dan Gamping.
Di tengah pemaparan dibuka diskusi dan peserta diberikan keleluasaan untuk memberi tanggapan, bertanya ataupun menyampaikan informasi mengenai restorasi sungai. Peserta diskusi menyampaikan rasa gembira diselenggarakannya kegiatan untuk membicarakan konservasi sungai. Ternyata beberapa progam sudah dilakukan oleh pemerintah setempat misalnya penanaman pohon untuk penghijauan namun masyarakat lebih memilih menanam pohon-pohon yang bernilai ekonomi daripada pohon-pohon yang hanya bernilai ekologis. Oleh karena itu, para guru, pemerintah dusun/desa dan masyarakat disekitar Sungai Bedog mengapresiasi kegiatan semacam ini, dan mengajak untuk bersama-sama menyelamatkan sungai, dimulai dari komunitas kecil ini.
Salah satu ide dan rekomendasi dari kegiatan diskusi adalah memperbanyak lahan tanam untuk vegetasi riparian dengan memanfaatkan tanah-tanah milik kas desa atau tanah milik Negara yang masih belum dipergunakan. Hal ini sangat strategis sebagai salah satu upaya menjemput program besar dari GKR Hemas yang sedang mengusulkan adanya Museum Air dan Museum Sungai.
Setelah diskusi yang berjalan sangat cair, akhirnya acara disudahi tepat pada pukul 11.00 WIB. Semua yang hadir menyepakati untuk melajutkan kegiatan ini dalam bentuk-bentuk aksi maupun kegiatan lainya. Salah satunya adalah kegiatan Peduli Sungai Bedog berupa susur sungai, outbond dan pelatihan biomonitoring sungai pada tanggal 21 September 2019. Acara di tutup dengan sesi foto bersama narasumber, panitia, dan seluruh peserta.