Tim peneliti Fakultas Biologi UGM melakukan monitoring rutin terhadap kegiatan Program mitigasi dan penanganan Covid-19, kegiatan ini merupakan kerjasama antara tim peneliti Fakultas Biologi UGM dengan DGB (Dewan Guru Besar) sebagai bentuk pengabdian UGM kepada masyarakat untuk membantu masyarakat pada masa pandemi ini. Kegiatan monitoring ini dilakukan secara rutin setiap minggunya untuk memastikan bahwa program yang dilakukan berjalan dengan lancar tanpa kendala.
Pada kegiatan monitoring ini juga dilakukan diskusi antara tim peneliti dengan warga masyarakat yang menjadi sasaran program ini, diskusi dilakukan untuk mengetahui kendala serta masalah apa saja yang dihadapi oleh mesayarakat dalam menjalankan program ini. Monitoring dilakukan di 2 tempat yaitu budidaya labu susu di Dusun Mutihan Desa Madurejo Kec. Prambanan dan monitoring budidaya lele, kelengkeng serta pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan monitoring budidaya lele, kelengkeng serta pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan di Dusun Gejayan, Desa Condong Catur kec. Depok.
Pada program ini dilakukan budidaya 4 kultivar labu susu yang berbeda yaitu kultivar merk Panah Merah, kultivar Citra yang dikembangkan oleh Fakultas Biologi, kultivar Hannah dan Jacquililine. Dari hasil monitoring yang dilakukan pada ke-4 kultivar labu susu tersebut, diketahui kultivar Jacquililine memiliki tingkat produktivitas jumlah buah yang lebih rendah dibandingkan 3 kultivar lainnya. Selain itu, kultivar Jacquililine memiliki tingkat ketahanan yang lebih rendah terharap serangan penyakit. Hasil pengamatan ini akan dijadikan evaluasi dalam penanaman labu susu, sehingga budidayanya lebih efektif dan menguntungkan bagi masyarakat, khususnya petaani labu susu.
Sejalan budidaya labu susu di Dusun Mutihan, program budidaya lele yang dilakukan di Dusun gejayan juga menunjukan hasil yang menggembirakan karena lebih dari 90% lele yang dibudidayakan tumbuh dengan baik, diperkirakan tanggal 10-15 Desember 2020 dapat dilakukan panen tahap 1 hasil budidaya lele. Budidaya lele ini menggunakan pakan alternatif yang diolah dari sisa limbah rumah tangga sehingga lebih murah dalam pemeliharaannya, selain itu limbah rumah tangga yang tidak bisa digunakan untuk pakan ikan dapat dimanfaatkan untuk membuat Pupuk Organik Cair (POC).
Program ini diharapkan dapat terus dilakukan kedepannya dan dapat melibatkan berbagai pihak sehingga bisa membantu banyak masyarakat ,terutama dalam rangka kemandirian pangan selama masa pandemi Covid-19.