egiatan webinar Entotalk × Seminar Kewirausahaan diadakan oleh divisi penelitian bersama divisi kewirausahaan Kelompok Studi Entomologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada telah dilaksanakan pada Sabtu, 24 April 2021 pukul 09.00-11.00 WIB melalui Google Meet dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 49 orang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan peluang berbisnis lebah madu serta ke masyarakat. Kegiatan ini bersifat terbuka baik untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Materi Webinar Entotalk × Seminar Kewirausahaan dibawakan oleh Bapak Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D selaku Dosen Fakultas Biologi UGM sekaligus Pembina Kelompok Studi Entomologi Biologi UGM dan Muhammad Nabil Pratama sebagai pemilik dan pendiri beehaior.id dengan moderator Fathur Syahrian, mahasiswa Fakultas Biologi UGM. Sesi pematerian pertama diisi oleh Bapak Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. Beliau menyampaikan peran dari lebah madu ditinjau dari sisi biologi dan ekosistem, klasifikasi lebah yang mencakup perbedaannya dengan lebah klanceng, membandingkan peternakan lebah madu di Indonesia dengan negara lain serta permasalahan dan tantangan yang umum dihadapi oleh peternak lebah madu. Pada sesi kedua, pematerian dibawakan oleh Muhammad Nabil Pratama. Beliau membawakan materi mengenai peluang berbisnis dengan lebah madu, cara memulai dan persiapan berbisnis dengan lebah madu, tantangan berternak lebah madu dan strategi bisnis untuk mengatasinya, serta beliau memberikan penjelasan mengenai madu yang ada di Indonesia dan dunia.
Sesi pematreian berlangsung lancar dan terlihat antusias audiens saat sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama diajukan oleh Estialsa dari UGM yang bertanya alasan madu hutan lebih mahal dan kandungan alkoholnya lebih tinggi, serta menanyakan kandungan yang diunggulkan madu hutan daripada madu klenceng dan madu lainnya. Jawaban dari narasumber : Madu hutan jauh dari pencemaran, makanan yang dimakan lebah semuanya alami. Harga yang mahal karena banyaknya hasil panen tergantung musim. Kandungan alkohol muncul karena madu belum matang, masih encer sehingga ragi alami dapat hidup dan menghasilkan alkohol atau asam. Pertanyaan kedua disampaikan oleh Praptining dari Upgris, yang menanyakan perbedaan rasa atau kandungan atau kualitas dalam madu randu, multiflora, kenkeng, dsb. Jawaban dari narasumber : Makanan yang dimakan lebah tergantung musim buah. Ketika sedang musim klengkeng, madu yang dihasilkan dinamakan madu kelengkeng. Namun, kandungan jenis jenis madu tersebut kurang lebih sama. Pertanyaan ketiga diajukan oleh Situ Zulaikha dari UINSA yang menanyakan tentang fungsi ekologis kelompok lebah dengan lepidoptera dan perbedana porsi dalam membantu proses penerbukan. Jawaban dari narasumber : Penyerbukan tanaman tergantung spesies, tiap spesies tanaman buah memiliki politanor yang khas. Begitupun sebaliknya, jenis polinator yang berbeda bisa saja lebih menyukai bunga yang berbeda. Tiap jenis polinator memiliki daya jelajah yang berbeda-beda. Pertanyaan selanjutnya diajukan oleh Cornelius dari UGM yang menanyakan solusi apabila mengalami kegagalan dalam berternak lebah dan membedakan madu asli dan madu tiruan. Jawaban narasumber : mas Muhammad Nabil Pratama pernah mengalami kegagalan antara lain Koloni lebah banyak yang mati terserang hama parasit ketika musim hujan. Solusinya lebih sering melakukan kontrol koloni. Membedakan madu asli dan palsu paling baik dengan uji lab karena uji secara panca indra tidak dapat mendeteksi madu tiruan.