Ancaman wabah covid-19 yang masih cukup tinggi di beberapa negara termasuk Indonesia tidak menyurutkan semangat masyrakat Desa Ngoro-Oro, Patuk, Gunungkidul untuk terus bergerak. Di saat banyak sektor perekonomian mengalami keterpurukan Bersama dengan tim pengabdian masyarakat dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, mereka berusaha mengembangkan bibit ayam unggulan yang merupakan hasil persilangan antara ayam betina jawa super dengan ayam jantan kampung unggul. Tim ini diketuai oleh Dr.med.vet. drh Hendry TSG Saragih, M.P. dengan anggota Dr. Ardaning Nuriliani, S.Si., M.Kes., Adi Susanto, S.Pd., M.Sc. dan Sari’ah Cintami Damayanti, S.Si. dan didanai oleh Dana Masyarakat UGM melalui hibah Teknologi Tepat Guna tahun 2021.
Kegiatan produksi bibit ayam unggulan ini merupakan program tahun ke-3 di desa Ngoro-Oro. Sebelumnya tim yang sama dari tahun 2019 sudah melakukan program pengabdian masyarakat di desa Ngoro-Oro. Pada tahun 2019 dan 2020 tim tersebut berfokus pada pengembangan ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas ayam lokal berpotensi petelur. Menurut Dr.med.vet. drh Hendry TSG Saragih, M.P., ayam jawa super memiliki potensi untuk dijadikan sebagai ayam petelur. Pada program tahun 2020, tim ini berhasil mempelajari potensi bahwa ayam jawa super yang diberi perawatan dan pakan tepat dapat menghasilkan telur sekitar 25 butir/ekor/bulan. Hal ini lah yang kemudian memunculkan ide untuk mengembangan produksi bibit ayam unggul melalui persilangan antara ayam betina jawa super dengan ayam jantan kampung unggul pada tahun ketiga (2021). Hasil persilangan diharapkan menghasilkan keturunan dengan sifat ayam kampung yang dominan namun memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan menghasilkan telur lebih banyak dari ayam kampung asli. Sehingga ke depan, anakan ini dapat dijadikan sebagai ayam pedaging dengan rasa ayam lokal.
Program pengabdian masyarakat di desa Ngoro-Oro tahun 2021 dilakukan dari bulan april sampai oktober 2021 yang dimulai dengan pembagian 105 ekor ayam betina jawa super umur ± 3 bulan dan 21 ekor ayam jantan kampung unggul siap kawin. Selama program berlangsung, tim yang diketuai oleh Dr.med.vet. drh. Hendry TSG Saragih, M.P. juga memberikan pendampingan terhadap pemeliharaan ayam. Selain itu, tim tersebut juga memfasilitasi masyarakat desa Ngoro-Oro untuk memanfaatkan pakan alternatif yang terbuat dari larva lalat hitam dengan memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai media tumbuh larva lalat hitam. Selanjutnya, program ini berhasil mendapatkan anakan hasil persilangan yang cukup banyak dan pertumbuhan anakan dipantau hingga usia 4 bulan. Pada usia 4 bulan anakan hasil persilangan antara ayam jawa super betina dan ayam kampung jantan unggul memiliki berat rata-rata sebesar 971 gram. Bobot tersebut merupakan bobot ideal ayam untuk dijual di pasaran dan dikonsumsi sebagai ayam pedaging. Oleh karena itu, program ini memberikan harapan cerah untuk pengembangan lebih lanjut dan pemasaran potensi ayam hasil persilangan khususnya bagi masyarakat Desa Ngoro-Oro, Patuk, Gunungkidul. Tim ini berharap bahwa ke depan potensi ini dapat dikembangkan lebih lanjut tidak hanya di Desa Ngoro-Oro, namun juga di daerah lain di seluruh Indonesia dengan menggunakan ayam jantan lokal unggul khas masing-masing daerah sehingga diharapkan juga dapat memperkaya plasma nutfah ayam di Indonesia.