Kalurahan Kedungpoh, Kapanewon Nglipar merupakan salah satu desa yang terletak di Kabupaten Gunungkidul. Kalurahan Kedungpoh saat ini sedang berkembang baik di bidang perdagangan, pertanian, pariwisata, dan lain-lain. Di bawah kepemimpinan Lurah Bapak Dwi Yono, Kalurahan Kedungpoh sedang berusaha mengembangkan eduwisata yang berbasis potensi lokal. Eduwisata merupakan sebuah konsep suatu kegiatan perjalanan rekreasi atau liburan yang dikemas bersama dengan berbagai aktivitas pendidikan.
Dalam rangka penguatan program pengembangan seluruh potensi Kalurahan Kedungpoh sebagai desa eduwisata tersebut, maka pada tanggal 4 Desember 2021, tim Fakultas Biologi yang terdiri dari Drs. Trijoko, M.Si., Dra. Mulyati Sarto, M.Si., Dr. Siti Sumarmi, Drs. Hari Purwanto, MP., Ph.D., Ludmilla Fitri Untari, S.Si., M.Sc., Dr. Woro Anindito Sri Tunjung, M.Sc., Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc. melakukan kunjungan koordinasi dengan Lurah Kedungpoh beserta perangkatnya dan masyarakat beserta Tim CSR PLN. Pada pertemuan tersebut disepakati bahwa akan ditingkatkan peran dan kerjasama antara Fakultas Biologi UGM, CSR PLN dan Pemda Kalurahan Kedungpoh untuk pengembangan destinasi eduwisata di Kedungpoh.
Pertemuan diawali dengan paparan Bapak Lurah Kedungpoh mengenai kondisi dan potensi Kalurahan yang Beliau pimpin. Kemudian Tim CSR PLN Yogyakarta yng diwakili Kepala PLN Wonosari Bapak Pranawan. Bapak Pranawan menjelaskan komitmen PLN mendukung pengembangan potensi masyarakat khususnya terkait program elektrifikasi pertanian. Bapak Kepala PLN Wonosari memberikan contoh beberapa kegiatan pertanian di masyarakat Gunungkidul yang telah mendapatkan dukungan PT PLN. Selanjutnya Tim Fakultas Biologi melaporkan pelaksanaan program Hibah Pengabdian Masyarakat Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan pelaksanaan Hibah Teknologi Tepat Guna tahun 2021. Pada tahun 2021, telah dilaksanakan enam program Hibah Pengabdian Masyarakat MBKM dan satu program Hibah TTG Universitas Gadjah Mada di Kalurahan Kedungpoh yang dilaksanakan oleh tujuh orang dosen beserta sekitar 25 mahasiswa yang terlibat dalam program tersebut.
Dusun Kedungpoh Lor merupakan dusun yang telah mencanangkan diri sebagai Kampung Madu, dengan potensi peternakan lebah madu Apis cerana yang telah mulai dibudidayakan di Dusun Kedungpoh Lor sejak tahun 2009. Dengan potensi peternakan lebah madu tersebut, maka Dusun Kedungpoh Lor merencanakan pengembangan eduwisata berbasis peternakan lebah madu. Akan tetapi menghadapi perubahan iklim global yang mempengaruhi perubahan intensitas dan waktu musim hujan telah menyebabkan pemenuhan pakan alami lebah madu menjadi berkurang, sehingga di tahun 2021 ini Peternak Lebah Madu di Kedungpoh Lor telah mengalami gagal panen madu. Oleh karena itu, dalam perencanaan pengembangan wilayah Kedungpoh Lor tersebut, maka program penanaman tanaman pakan alami lebah madu akan segera dilakukan secara intensif dengan jumlah tanaman yang mampu memenuhi kebutuhan nektar dan pollen untuk seluruh lebah madu yang ada di peternakan lebah madu Sari Alami Kedungpoh Lor. Program penanaman tanaman pakan alami tersebut akan mensupport dua program sekaligus yaitu program budidaya lebah madu (pengembangan eduwisata berbasis lebah madu) dan wisata kedung (embung) Kedungpoh Lor dengan wisata buah-buahan. Pemilihan jenis tanaman buah-buahan yang merupakan pakan alami lebah alami didasarkan atas kalendar pembungaan yang telah disusun oleh tim peneliti Fakultas Biologi UGM. Dengan penanaman secara intensif tanaman yang pemilihan jenis tanamannya didasarkan atas masa pembungaan serta merupakan tanaman penghasil buah yang memproduksi nektar dan / atau pollen sehingga dapat dipergunakan sebagai pakan alami lebah madu, maka produktivitas madu akan meningkat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Wisata kedung (embung) yang akan segera mulai dibangun pada tahun 2022, juga akan dipercantik dengan keberadaan Troides helena (Kupu-kupu Raja) karena sedang berlangsung upaya dilaksanakannya konservasi in situ T. helena di wilayah Kedungpoh Lor.
Sebagai wilayah yang sebagian besar wilayahnya merupakan hutan rakyat dan ladang serta dilalui aliran sungai, maka nyamuk menjadi permasalahan yang dapat menganggu kesehatan masyarakat. Oleh karena itu telah dilaksanakan. Pelatihan Pengendalian secara Hayati Larva Nyamuk dengan Bacillus thuringiensis var. israelensis. Kegiatan percontohan kultur bakteri pada Air Kelapa telah dilakukan, sehingga masyarakat Kedungpoh mampu mengendalikan pertumbuhan nyamuk yang berbahaya bagi kesehatan masyarakat secara mandiri.
Saat ini, salah satu dusun di Desa Kedungpoh, yaitu Klayar menggeliat kembali pasca pandemic Covid-19 dengan memberdayakan Wisaya Klayar. Wisata Klayar mempunyai fasilitas pemancingan, bumi perkemahan, produk holtikultura serta fasilitas outbond dan warung makan. MBKM di bawah koordinasi Dwi Umi dengan tiga orang mahasiswa anggotanya membuat demplot pertanian organik dengan tanaman cabai rawit sebagai tanaman percontohannya. Klaster penerima manfaat adalah Kelompok Tani Ngudi Makmur dan Pokdarwis Wisata Klayar yang berjumlah 50 orang. Hasil demplot organik saat ini dapat dinikmati sebagai wisata petik sendiri dan mampu menunjukkan produktivitas yang tinggi serta tahan terhadap penyakit.
Pengembangan Gama Ayam di Kedungpoh, merupakan pengembangan Ayam Dwiguna. Ayam Dwiguna mempunyai keunggulan dalam menghasilkan daging yang tinggi dan menghasilkan telur dengan kuantitas yang lebih baik sehingga dapat mensupport kebutuhan protein hewani masyarakat, dalam masa pandemi dan ketahanan pangan. Kegiatan ini meliputi pembentukan Kelompok Peternak Ayam yang telah diberi nama “Ngudi Mulyo”. Penyediaan bibit ayam mandiri dan pakan mandiri sebagai landasan untuk menjadikan Desa Kedungpoh sebagai pusat pengembangan “Gama Ayam Dwiguna”. Kegiatan ini sudah berjalan selama dua tahun dan tahun depan kemandirian bibit ayam dan pakan diharapkan dapat diwujudkan.
Masyarakat Kedungpoh telah melakukan penanaman empon-empon (kapulaga, kunyit, jahe, dan sebagainya) sejak lama. Akan tetapi upaya atau pemanfaatan empon-empon sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga belum dilakukan secara maksimal, sehingga perlu diperkenalkan teknologi tepat guna agar masyarakat dapat menjadikan empon-empon sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga dapat dilakukan. Fakultas Biologi UGM akan berupaya membantu masyarakat agar pemanfaatan empon-empon tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan keluarga.
Selain itu di beberapa dusun lainnya, potensi pertanian dan perikanan yang ada juga merupakan landasan untuk pengembangan wilayah agar kesejahteraan masyarakat meningkat. Pada pertemuan tersebut, para partisipan dari pearngkat dan warga Kedungpoh memberi masukan untuk dapat dilaksanakan pada tahun mendatang, misal pengembangan peternakan Gama Ayam dengan produksi pakan lokal sehingga dapat menjadikan Kedungpoh sebagai salah satu sentra Gama Ayam di Gunungkidul, produksi pupuk organik berbasis cacing tanah, peningkatan produksi pertanian bawang merah di Dusun Gojo, peningkatan produksi pertanian padi lahan kering, mengatasi problem lalat dikarenakan adanya peternakan ayam potong yang ada di Dusun Gojo, peningkatan produksi buah dan pemasaran buah Kakao (coklat) yang terdapat di Dusun Gojo, dan konservasi sidat dan wader in situ yang ada di sungai yang melintasi Dusun Kedungpoh Lor.
Permasalahan yang dialami oleh Kalurahan Kedungpoh adalah penguatan kelompok (cluster kegiatan, pengembangan SDM, dan modal kegiatan). Oleh karena itu peserta diskusi sepakat agar seluruh program kegiatan tersebut akan disinergikan antara Pemda Kabupaten Gunungkidul, Kecamatan Nglipar, Kalurahan Kedungpoh dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan Fakultas Biologi UGM serta program CSR PLN.
Pertemuan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Dusun Klayar. Eduwisata Klayar di Dusun Klayar merupakan salah satu wilayah yang saat ini sedang mengembangkan potensi eduwisata dengan kebun buah, hortikultura, dan taman bunga serta budidaya ikan Wader Pari (Rasbora lasteristriata). Dengan dukungan salah satu dosen Fakultas Biologi UGM, Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc., masyarakat di Dusun Klayar telah berhasil melakukan kegiatan penangkaran ikan wader pari. Selanjutnya warga Klayar berencana untuk mengembangkan wisata kuliner ikan wader pari dengan meningkatkan kemampuan budidaya ikan tersebut. Selain wader pari, beberapa jenis ikan endemik Gunungkidul juga akan dikembangkan dengan skema yang sama.
Selain itu, di Dusun Klayar ini terdapat area seluas kurang lebih 12HA yang berasal dari lahan Kehutanan yang telah dikelola oleh Kalurahan Kedungpoh dan direncanakan sebagai wilayah pengembangan konservasi ex situ tanaman langka dan tanaman penyimpan air, serta penanaman hortikultura organik. Di wilayah ini direncanakan untuk pengembangan eduwisata agro dengan menggabungkan prinsip wisata dan pertanian organik terpadu termasuk pupuk organik, biofertilizer, dan insektisida organik. Pengembangan pertanian organik ini merupakan aplikasi dari produksi biofertilizer berbahan urine sapi dan biang mikrobia hasil penelitian Dwi Umi Siswani, dosen Fakultas Biologi UGM. Dengan pengembangan area menjadi wilayah eduwisata berbasis agro tersebut, diharapkan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Rencana program pengabdian kepada masyarakat tahun 2022 telah disampaikan di depan forum stakeholder Desa Mitra dan CSR PLN. Kedepannya, akan diteguhkan tiga pilar UGM, CSR PLN, dan Desa Kedungpoh dalam mengembangkan desa ini sebagai desa mandiri sejahtera.