Pertanian perkotaan (Urban Farming) merupakan praktik pertanian di daerah perkotaan serta wilayah sekitarnya dan merupakan kegatan terpadu yang melibatkan hortikultura, peternakan, akuakultur, ataupun praktik lain untuk menghasilkan makanan segar atau produk pertanian lainnya. Urban farming dapat membawa sistem pertanian lebih dekat pada konsumen dan memberi peluang lapangan kerja baru dengan adanya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). “Hartowijaya Agri Mandiri” merupakan salah satu kegiatan Urban Farming yang telah lama dilakukan oleh Ibu Cecilia dan Bapak Clive Pickering di Dusun Blotan, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2022, telah dilakukan sarasehan bertajuk “Belajar dan Tumbuh : Jagung” di pendopo milik bapak Suwardi (https://maps.app.goo.gl/D4CSkcnjUXrbCCDYA). Peserta sarasehan yang hadir sejumlah 20 orang. Selain petani lokal dari dusun Blotan peserta sarasehan juga berasal dari beberapa daerah lain di Yogyakarta dan Klaten. Kegiatan sarasehan diisi dengan paparan materi dan diskusi dan dilanjutkan dengan kunjungan ke pabrik emping jagung yang juga berlokasi di Dusun Blotan. Materi sarasehan pertama tentang “Biostimulan dan manfaatnya untuk tanaman” disampaikan oleh dosen dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada yaitu Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. Dalam paparan dijelaskan bahwa biostimulan merupakan supplemen yang mengandung nutrient, asam amino , hormon, asam humat, chitosan serta beberapa beneficial microbia misalnya Azotobacter spp., mikoriza, Rhizobium spp. dan Azospirillum sp. Aplikasi biostimulan dapat dilakukan dengan disemprotkan pada tanaman maupun permukaan tanah. Kandungan nutrien, hormon serta asam-asam amino yang ada dalam biostimulan dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif maupun kualitas hasil tanaman. Selain itu aplikasi biostimulan juga dapat membantu tanaman untuk bertahan terhadap berbagai cekaman baik biotik maupun abiotik. Ditengah meningkatnya harga pupuk kimia saat ini serta adanya perubahan iklim yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pangan, maka aplikasi biostimulan merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia. Aplikasi biostimulan yang mengandung mikrobia beneficial juga dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman sehingga tanaman lebih efisien dalam menyerap hara serta melakukan metabolisme. Dalam ujicoba dua macam biostimulan pada tanaman jagung P21 yang dilakukan bersama Hartowijaya Agri Mandiri didapatkan bahwa aplikasi biostimulan dapat meningkatkan tinggi tanaman dan bobot basah tanaman sekitar 12,5 %. Diharapkan kualitas hasil jagung P21 juga meningkat dengan adanya perlakuan biostimulan.
Paparan materi selanjutnya yaitu tentang “Pembuatan silase untuk kambing atau sapi” yang disampaikan oleh Dr. Endah Retnaningrum M. Eng. Dijelaskan bahwa silase merupakan pakan ternak dari hijauan atau limbah pertanian yang diawetkan melalui proses fermentasi anaerob dengan kandungan air 60-70%. Proses pembuatan silase dengan menyiapkan silo yang kedap udara. Selanjutnya limbah pertanian misalnya sisa tanaman/pucuk jagung dan tongkol jagung dipotong kecil-kecil, ditambahkan zat aditif seperti urea, air dan molase untuk meningkatkan kadar protein dan karbohidrat pada material pakan serta selanjutnya ditambahkan starter untuk fermentasi. Pada prinsipnya tahapan dalam pembuatan silase ada tiga yaitu fase aerobik, fase fermentasi dan fase stabilisasi. Proses pembuatan silase yang berhasil sangat baik akan menyebabkan bakteri asam laktat berkembang dan pH silase menjadi sekitar 3,2 – 4,2, tidak ada pertumbuhan jamur dan bau silase adalah asam. Penggunaan biostimulan dalam budidaya jagung P21 dan pembuatan silase dari limbah pertanian jagiung ini merupakan salah satu contoh penerapan Green Agriculture dalam urban farming yaitu melalui penerapan pemeliharaan dan peningkatkan kesuburan tanah dari segi kimiawi, biologis dan fisik serta penerapan daur ulang bahan organik limbah panen atau usaha tani nir limbah (zero waste agriculture).
Paparan ketiga disampaikan oleh Bapak Wahyu dari Saprotan Utama yang menyediakan benih jagung P21. Dalam paparannya dijelaskan cara menanam benih jagung yang benar, cara mengatasi hama dan penyakit tanaman, menentukan umur panen serta cara pemanenan dan pengeringan tongkol jagung.
Dari paparan materi ketiga pembicara dalam sarasehan tersebut banyak tanya jawab yang dilakukan oleh peserta dan hal ini juga menambah wawasan peserta terutama dari pengalaman petani yang telah mempraktekkan penggunaan benih yang baik, penggunaan biostimulan serta pengolahan silase. Diakhir acara sarasehan dilakukan kunjungan ke pabrik emping jagung yang terletak di Dusun Blotan. Pabrik emping jagung ini memerlukan bahan baku jagung yang cukup banyak setiap minggunya dan hasil pertanian jagung yang dilakukan petani di dusun Blotan dapat langsung dijual ke pabrik emping jagung tersebut. Hal ini juga mendukung efisiensi dalam supply chain management pabrik karena bahan baku jagung diperoleh dari lokasi yang dekat sehingga harga bahan baku dapat lebih rendah karena tidak memerlukan biaya transport. Sebaliknya petani jagung juga diuntungkan karena dapat segera menjual hasil panen ke pabrik yang dekat dengan lokasi panen.