Pelaksanaan Budidaya dan Produksi Pakan Satwa Berbasis Mikroalga skema program PkM-MBKM di Kampung Satwa yang diinisiasi oleh Dr. Eko Agus Suyono, S. Si., M. App. Sc. Hasil pelaksanan kegiatan sudah tercapai sangat baik seperti target budidaya mikroalga dari mulai skala pilot sampai menengah dengan output hasil budidaya ±1.320 liter menggunakan 110 galon bekas 15 liter, hasil budidaya mikroalga dapat dipemanenan setiap 48 liter menghasilkan 50 gram berat basah yang kemudian menjadi 10 gram berat kering mikroalga, dan produksi pakan satwa berbasis mikroalga skala pilot dengan output hasil prototype pakan satwa ±500 gram. Kegiatan Program PkM-MBKM tahun 2022 yang diinisiasi Dr. Eko Agus Suyono, S. Si., M. App. Sc. melibatkan dua mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yaitu Lathief Al Umami dan Nisrina Salsabila untuk mendampingi mitra masyarakat Kampung Satwa agar dapat melakukan kultivasi mikroalga skala menengah dan produksi pakan satwa subtitusi berbasis mikroalga skala pilot.
Kegiatan diskusi dan evaluasi program PkM-MBKM dilakukan tanggal 14 November 2022 menghasilkan beberapa output bahan diskusi dan evaluasi untuk pelaksanaan program pada tahun 2023. Kegiatan dimulai dari diskusi Hanif Kurniawan selaku Ketua Kampung Satwa lalu Warsi Astuti selaku mitra program PkM-MBKM Kampung Satwa. “Kami ucapkan terima kasih untuk tim dan dosen pembimbing PkM-MBKM Pakan Satwa Mikroalga yang sudah berkenan untuk mengenalkan dan mengajarkan mikroalga mulai dari teknik budidaya, teknik pemanenan, serta pengelolaan pasca panen dengan output produk pakan satwa. Kami juga berharap Pak Eko dapat melanjutkan program PkM-MBKM pada tahun 2023 Kampung Satwa dengan membuat video pembelajaran berupa animasi serta showcase photobioreactor sederhana beberapa jenis mikroalga di Yogyakarta yang menarik wisatawan” ungkap Hanif Kurniawan. “Kami merasa terbantu dengan pakan satwa substitusi bahan mikroalga semoga produksi ini dapat terus berlanjut, mas Lathief dan mbak Nisrina rajin untuk mengecek dan mengembangkan budidaya mikroalga yang saya kira untuk produksi budidaya semisal 50 galon dengan kira-kira 500 liter saja sudah cukup ternyata setelah dilakukan pemanenan memerlukan jumlah budidaya lebih banyak untuk saran saya setuju dengan Mas Aan dengan animasi dan showcase sederhana dapat memudahkan kami apabila ada wisatawan yang tertarik terkait mikroalga.” ungkap Warsi Astuti.