Minggu (10/11) rombongan berangkat ke Desa Kemadang dipimpin oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Suwarno Hadisusanto, SU. Rombongan disambut oleh warga yang sangat apresiatif mengikuti kegiatan ini. Dipilihnya Desa Kemadang karena desa tersebut merupakan desa binaan Fakultas Biologi UGM dan desa tersebut memiliki banyak potensi yang perlu dikembangkan. Sebagian besar warga Desa Kemadang bermata pencaharian sebagai nelayan dan berjualan di Pantai Kukup Gunung Kidul. Pantai Kukup memiliki banyak potensi selain untuk pariwisata, diantaranya hasil perikanan dan kemalimpahan Alga. Salah satu potensi yang sudah dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada adalah Ulva lactuca (alga hijau) untuk dibuat kripik Ulva (karang hijau).
Sebagai tindak lanjut kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan, Fakultas Biologi UGM hadir di desa ini untuk melakukan sosialisasi dengan tema “Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Secara Berkelanjutan”. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa rangkaian acara penting yaitu Sosialisasi Ekologi, Pelatihan Hasil Perikanan, dan Cean up Beach. Sebelum dimulai kegiatan ini Ketua KMP, Eko Prasetya, memberikan sambutan, kemudian kegiatan ini di buka oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Suwarno Hadisusanto, SU. Dalam sambutannya Bapak Dekan menyampaikan apresiasi kepada warga yang sangat antusis mengikuti kegiatan ini. Dr. Suwarno jungan mengajak warga untuk berdiskusi dalam pemanfaaatan potensi serta bagaimana memasarkan produknya. “kami disini tidak menggurui, tapi mengajak diskusi Bapak/Ibu sekalian tentang potensi yang ada di desa ini beserta pemasaran produknya, jadi sama-sama belajar”, kata beliau.
Sosialisasi kepada masyarakat dipandu oleh 4 pembicara dari Fakultas Biologi UGM dan kelompok mahasiswa pascasarjana F.Biologi UGM yang membawakan demo abon ikan. Pembicara tersebut merupakan dosen F.Biologi UGM, yaitu: Dr. Suwarno Hadisusanto, SU., Dr.rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, M.Si, Dr. Diah Rachmawati, dan Drs. Tri Joko, M.Si. kesempatan pertama disampaikan oleh Dr. Suwarno Hadisusanto, yang menyampaikan tentang Masalah Lingkungan yang Perlu Diwaspadai. Beliau menjelaskan mengenai berbagai aktivitas yang berkaitan dengan bahan beracun/toksik yang berbahaya bagi tubuh manusia. Permasalahan tentang bahaya toksik terdapat di beberapa aktivitas manusia, misalnya: rumah tangga, pedagang keliling, kemasan/wadah produk makanan, kosmetik, sarana transportasi, aktivitas pertanian, dan sebagainya. Dalam penghujung penyampaian materi, beliau menyampaikan pesan kepada warga dan seluruh rombongan. “jaman terus berkembang manusia selalu menuntut kebutuhan hidup serba cepat, murah, dan mudah. Tuntutan ini manusiawi dan wajar, tetapi harus diimbangi pengetahuan tentang pengamanan sehingga kewaspadaan harus tetap terjaga. Hal ini sebagai antisipasi keselamatan dari berbagai ketidaknyamanan di akhir kenikmatan tersebut”, tutur Dr. Suwarno.
Selanjutnya sosialisasi dilanjutkan oleh Dr.rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, M.Si, yang menyampaikan tentang gambaran umum pemanfaatan sumberdaya hayati (SDH) secara berkelanjutan. Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan tentang pengertian umum Lingkungan hidup dan SDH, klasifikasi SDH, SDH pantai dan laut, prinsip pembangunan berkelanjutan, prinsip pengelolaan lingkungan dan perlindungan ekosistem, dan upaya dalam pembangunan berkelanjutan. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan ekonomi yang dilaksanakan saat ini harus ekonomi hijau/ green economy. “Hutan tidak hanya dimanfaatkan kayunya saja untuk ditebang, melainkan dapat dikembangkan berbagai energi yang murah dan ramah lingkungan”, tutur Dr. Andhika. Diakhir sosialisasinya, beliau menyampaikan bahwa diperlukan langkah konservasi SDH untuk pengembangan potensi desa dan pantai.
Setelah disampaikan secara umum tentang pemanfaatan SDH, Drs. Trijoko, M.Si menjelaskan secara rinci tentang Budaya Bahari dan Pemanfaatan Sumber Daya Pantai secara Berkelanjutan. Drs. Trijoko menyampaikan bahwa wilayah Yogyakarta (DIY) sangat strategis dengan adanya Gunung Merapi disebelah utara yang melambangkan kesuburan dan juga potensi pantai di sebelah selatan yang melambangkan kemakmuran, sehingga perlu pengenalan berbagai potensi dan berupaya untuk dikembangkan. Saat ini DIY baru membuat dermaga internasional di Kulon Progo, sebagai pintu masuk untuk akses pengembangan secara internasional. Beliau memaparkan berbagai potensi pantai selatan yang dapat dikenali, dimanfaatkan, dan dikembangkan, misalnya lobster dan rumput laut (alga). Beliau juga menyampaikan berbagai kearifan lokal untuk mengmbangkan dan menjaga potensi yang ada.
Dengan berbagai potensi yang ada di Desa Kemadang, khususnya bahan pangan lokal dan ikan, Dr. Diah Rachmawati memberikan sosialisasi tentang Diversitas Pengolahan Bahan Pangan Lokal. Dr. Diah memberikan resep pemanfaatan singkong, Manihot utilisima, untuk diolah menjadi Steak Singkong Ikan. Beliau menyatakan bahwa pantai selatan Gunung Kidul merupakan obyek tujuan wisata yang potensial, sehingga harus dipadu dengan adanya makanan yang khas dan menarik untuk menambah daya tarik wisatawan. Dengan pengembangan bahan pangan lokal ini, diharapkan dapat mendorong terciptanya ketahanan pangan di Gunung Kidul.
Materi yang diberikan disambut dengan respon positif oleh warga. Rasa ingin tau warga yang tinggi diwujudkan dengan aksi ibu-ibu warga Desa Kemadang yang melontarkan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan serta menyampaikan produk-produk yang telah dikembangkan, serta permasalahan yang dihadapi warga dalam pengembangan ini. Ibu Partini, seorang warga yang menyambut baik kegiatan ini belia menenyakan beberapa hal terkait materi dan menyampaikan pengembangan produknya berupa dodol sirsak. Setelah diskusi selesai, acara dilanjut dengan demo memasak. Pada kesempatan ini, KMP mempraktikkan proses pembuatan abon ikan. Demo masak ini disampaikan oleh tim KMP yang dipimpin oleh Yuanita Rachmawati. Warga dan rombongan sangat antusias mengikuti demo masak ini serta mencicipi hasil olahan abon tersebut.
Setelah kegiatan sosialisasi dilaksanakan, rombongan melanjutkan aksi sosial di Pantai Kukup Gunung Kidul, dalam kegiatan Clean up Beach. Rombongan melakukan pembersihan area pantai dan sekitarnya dari sampah sampah anorganik yang berserakan dan mengajak wisatawan untuk peduli terhadap lingkungan. Aksi ini dipimpin oleh Priyambodo dan Yuanita Rachmawati dan didampingi oleh Dekan dan Dosen F.Biologi UGM. Tak hanya membersihkan sampah, rombongan Fakultas Biologi UGM juga menancapkan papan ajakan menancapkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah pantai, dan menempatkan tong sampah di beberapa titik di lokasi sekitar pantai Kukup. Sebanyak 8 papan ajakan dan 10 tong sampah yang disebar di beberapa titik. Senyum keceriaan dan kebanggaan dari rombongan setelah seharian melaksanakan aksi ini. Besar harapan Fakultas Biologi UGM terus memantau perkembangan Desa Kemadang dan kebersihan Pantai Selatan. (Dego-Alan/KMP F.Biologi UGM)