Pada Tanggal 1 hingga 2 Juli 2022 Matalabiogama bersama Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) telah mengikuti kegiatan pemantauan layanan alam di kawasan cagar biosfer Merapi, Merbabu, dan Menoreh yang diselenggarakan oleh KTH Wanapaksi dan Yayasan Kanopi Indonesia, bekerjasama dengan Pemerintah Kalurahan Jatimulyo dan Burung Indonesia.
Kegiatan diawali dengan berkumpul di Omah Sulingan pada 15.00 sebelum dilakukan koordinasi lebih lanjut. Kegiatan dilanjutkan dengan koordinasi, briefing, serta pengenalan platform amatisekitar.info dengan fungsi untuk mendata burung, mamalia, atau ancaman lingkungan yang dijumpai selama kegiatan pengamatan berlangsung. Selanjutnya, tiap peserta yang telah ditugaskan berangkat menuju masing-masing desa lokasi yang telah dibagi sebelumnya, untuk beristirahat di base camp.
Keesokan harinya, pada tanggal 2 juli 2022 kegiatan pengamatan diawali pada pukul 06.00 hingga pukul 10.00. Di Desa Jatimulyo wilayah Sepait dijumpai banyak burung dengan total 22 jenis dengan jenis burung yang paling banyak ditemukan adalah burung madu sriganti dan madu kelapa, dengan perjumpaan paling menarik adalah ditemukannya ayam hutan hijau selama pengamatan. Vegetasi yang lumrah ditemukan di kawasan tersebut adalah sengon dan kaliandra, menunjukkan pemanfaatan agroforestry oleh penduduk setempat.
Di Desa Donorejo dijumpai burung sebanyak 22 jenis dengan jenis paling banyak dijumpai adalah burung cucak kutilang dan jenis burung paling menarik yang dijumpai adalah burung delimukan zamrud.
Di Desa Purwosari kawasan Gunung Gilingan dan Gunung Bondol dijumpai 29 jenis burung dengan jenis yang paling banyak dijumpai adalah burung Sepah kecil dan yang paling menarik adalah burung Tepekong jawa.
Di Desa Tlogoguwo dijumpai sebnayak 28 jenis spesies dengan jenis burung yang paling banyak dijumpai adalah burung epekong jambul, Cucak kutilang, Cinenen pisang, dan Kancilan bakau dengan tutupan habitat di kawasan tersebut adalah jalur pinus yang digunakan sebagai kawasan agroforestry oleh penduduk setempat.
Secara keseluruhan di keempat desa dijumpai 52 jenis burung pada pemantaukan layanan alam serta dijumpai jenis burung yang paling banyak adalah burung Madu kelapa, Cucak delima, dan Cabai, dengan jenis burung endemik berupa burung Ciung-air jawa, Pelanduk topi-hitam, dan Burung-madu jawa. Dijumpai adanya jenis burung yang tercatat rentan terhadap kepunahan yang meliputi Cucak delima dan Kacamata pleci. Selain itu juga dijumpai adanya ancaman kelestarian berupa maraknya perburuan liar.
Kegiatan dikahiri dengan evaluasi pada pukul 13.00 hingga 14.30. evaluasi berpusat pada kendala penggunaan platform amatisekitar.info dan keberadaan ancaman kelestarian burung di keempat desa tersebut. Kegiatan diakhiri pada pukul 14.55 setelah penutupan dan sesi foto bersama. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat mengenai peran burung di kawasan sekitarnya meningkat, serta diharapkan akan muncul desa ramah burung di kawasan cagar biosfer Merapi, Merbabu, dan Menoreh. Sekian dari kami, Vivat Et Floreat! [PWES]