Praktikum dan Laporan Praktikum
Mahasiswa Biologi sebagai bagian dari scientific community memiliki peran dalam pengembangan sains. Oleh karena itu, mahasiswa Biologi diperkenalkan dengan atmosfer scientific culture melalui praktikum dan penulisan laporan. Praktikum dimaksudkan untuk memudahkan mahasiswa memahami materi perkuliahan dan memberikan skill pengamatan dan pendekatan ilmiah. Laporan praktikum merupakan karya tulis ilmiah paling sederhana yang menjadi sarana berlatih menulis laporan penelitian.
Fakultas Biologi UGM memiliki 105 SKS mata kuliah wajib dengan 16 SKS praktikum. 16 SKS praktikum tersebut dibagi ke dalam 5 semester, yakni 2 SKS praktikum pada semester satu, 4 SKS praktikum pada semester dua, 4 SKS praktikum pada semester tiga, 4 SKS praktikum pada semester empat, dan 2 SKS paktikum pada semester lima. 6 SKS praktikum diikuti dengan pengerjaan laporan praktikum di tempat, sedangkan 10 SKS praktikum dengan pengerjaan laporan praktikum dibawa pulang. Sebanyak 14 laporan praktikum dengan penulisan tangan dan 2 laporan paktikum dengan komputasi.
Mengapa harus tulis tangan?
Di era digital ini seharusnya segala sesuatu dipermudah dengan adanya teknologi, tetapi mengapa penulisan laporan praktikum masih saja menggunakan metode konvensional alias tulis tangan? Penulisan laporan dengan tulis tangan bukanlah suatu bentuk penolakan akan teknologi yang seharusnya memudahkan. Pilihan ini diambil sebagai bentuk kehati-hatian dalam penggunaan teknologi. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Drs. Langkah Sembiring, M.Sc., Ph.D., “Sejak komputer berkembang orang-orang menjadi malas untuk menulis tangan. Penggunaaan komputer memang praktis, namun membuka peluang penyalahgunaan. Salah satunya mengakibatkan orang-orang yang malas berkarya membuat laporan dengan tidak original. Hal tersebut akan menimbulkan masalah, masalah pertama proses pembelajaran tidak terjadi, dan masalah kedua kejujuran sudah tidak bisa dijamin.”
Penulisan laporan praktikum dengan komputasi dapat diibaratkan seperti membuka jendela lebar-lebar kepada plagiarisme. Dengan menerapkan penulisan dengan tulis tangan, kita seakan-akan memasang teralis pada jendela. Tentu tak dapat menghilangkan kemungkinan adanya plagiarisme, tetapi dapat menjadi usaha memperkecil peluang hal itu terjadi. Pun jika plagiarisme itu terjadi, setidaknya si plagiat tetap melakukan proses pembelajaran (read: membaca master/ laporan praktikum orang lain), tidak semudah copy paste pada laporan komputasi.
Penulisan laporan praktikum tulis tangan tidak hanya diterapkan di Fakultas Biologi UGM, tetapi juga diterapkan di universitas-universitas di dunia, salah satunya adalah Deakin University, Melbourne. Pemberlakuan penulisan tangan dalam pengerjaan laporan praktikum juga bertujuan agar mahasiswa tetap melakukan aktivitas latihan koordinasi psikomotorik otak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pam Mueller dan Daniel Oppenheimer dari Princeton University dan University of California menyebutkan bahwa mahasiswa yang aktif melakukan kegiatan menulis dengan tangan mengalami proses pembelajaran yang lebih signifikan dibandingkan dengan mahasiwa yang terbiasa menggunakan komputer untuk mengetik.
Menurut Dra. Tjut Sugandawaty Djohan, M.Sc, Ph.D, penulisan laporan praktikum untuk mata kuliah Ekologi tidak mutlak dengan tulis tangan. Hal tersebut bergantung kepada jumlah praktikan, jika praktikan berjumlah banyak maka penulisan harus dengan tulis tangan. Penulisan dengan tulis tangan tersebut sama sekali tidak dimaksudkan untuk memberatkan mahasiswa, tetapi demi menghindari plagiarisme yang seringkali terjadi dan agar mahasiswa memiliki pemahaman konsep yang baik.
Penulisan laporan praktikum tulis tangan tidak ramah lingkungan
Penulisan laporan praktikum tulis tangan boleh jadi terus memperbanyak penggunaan kertas, apalagi dengan format penulisan yang hanya pada salah satu sisi kertas. Namun, hal itu dapat ditanggulangi dengan melakukan recycle laporan praktikum mahasiswa menjadi bubur kertas, sehingga dapat menjadi solusi ramah lingkungan sekaligus pemusnahan master (laporan praktikum yang sudah dikoreksi).
Tentang Tanggung Jawab Moral
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, universitas bertanggung jawab secara moral untuk turut serta memberantas bibit-bibit korupsi dan menciptakan kondisi yang kondusif agar mahasiswa terbiasa untuk jujur. Dalam hal ini, kondisi tersebut dibangun salah satunya dengan penerapan penulisan laporan praktikum tulis tangan.
“Kami sebenarnya mengkhawatirkan banyak sekali plagiarisme yang terjadi, hal itu merusak etika. Bagi orang-orang di luar negeri, plagiarisme merupakan hal yang sangat memalukan, hal tersebut sudah terfondasikan dalam diri mereka, sedangkan pendidikan karakter di negara kita masih belum berhasil. Kami ingin membangun bangsa, bukan untuk memberatkan mahasiswa.”, kata Dra. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc, Ph.D.
“Saya sangat berharap akan kejujuran mahasiswa, agar mahasiswa berniat untuk meningkatkan kemampuan diri dengan mengerjakan laporan praktikum tanpa menyontek, melihat master atau laporan teman.”, kata Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si, M.Si.
Kuliah yang tergadaikan
Adanya mahasiswa yang mengerjakan laporan praktikum saat kuliah berlangsung bukanlah pemandangan yang asing di Fakultas Biologi. Pemasalahannya adalah apakah pembahasan laporan praktikum yang diembankan terlalu banyak ataukah perkara mahasiswa yang masih belum bisa memanajemeni waktu?
Laporan praktikum tentu merupakan kewajiban yang harus dikerjakan oleh mahasiswa. Akan tetapi, mahasiswa juga harus belajar berpikir proporsional, beban SKS praktikum adalah 1 SKS, sedangkan beban SKS kuliah dapat berkisar antara 1-3 SKS. Jangan sampai menggadaikan SKS kuliah yang lebih banyak demi mengerjakan laporan praktikum yang beban SKSnya hanya 1 SKS.
Menurut Prof. Drs. Langkah Sembiring, M.Sc, Ph.D dan Dra. Tjut Sugandawaty Djohan, M.Sc, Ph.D, jumlah praktikum maksimal yang dapat diambil oleh seorang mahasiswa Biologi adalah sebanyak 5 praktikum dalam seminggu, 1 hari 1 praktikum. Praktikum untuk mata kuliah wajib di Fakultas Biologi tiap minggunya maksimal 4 praktikum dalam satu minggu. Jika mahasiswa memiliki jadwal praktikum lebih dari itu berarti itu sudah merupakan pilihannya sendiri, maka jangan mengambinghitamkan sesuatu ataupun orang lain atas pilihan diri.
Mau jadi aktivis organisasi mesti pikir-pikir lagi
“Dalam menjalani proses pendidikan di Universitas Gadjah Mada, seorang calon lulusan UGM harus memiliki kompetensi yang paling tidak dibagi menjadi tiga dan harus didapat secara komprehensif, yaitu: kompetensi di bidang knowledge (keilmuan), skill (kemampuan), dan attitude (sikap)” – Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc, Ph.D
Sebuah kutipan sebagai ucapan selamat datang yang disampaikan melalui Video Sambutan Mahasiswa Baru UGM 2014 memupuk mahasiswa-mahasiswi UGM agar tak hanya menjadi mahasiswa yang unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki berbagai skill dan mampu beradaptasi dengan masyarakat. Skill-skill tersebut tentulah didapat melalui berbagai kegiatan non-akademik yang difasilitasi oleh puluhan ORMAWA di UGM.
Ketika mahasiswa Biologi disibukkan oleh banyaknya laporan praktikum yang waktu pengerjaannya bahkan memakan waktu yang lebih lama jika dibandingkan waktu pelaksanaan praktikum, bagaimana mahasiswa Biologi dapat mengembangkan diri dan belajar memberi kebermanfaatan kepada orang lain melalui organisasi? Kesempatan untuk mengembangkan diri merupakan hak seluruh mahasiswa, kesempatan tersebut bukan hanya untuk mereka para mahasiswa dengan ‘kapasitas terpasang’. Mahasiswa Biologi dengan ‘kapasitas biasa-biasa saja’ pun juga memiliki keinginan untuk tak hanya sibuk memikirkan diri sendiri dan belajar memberi kebermanfaatan, tetapi apa daya jika diri masih terkungkung dengan berbagai laporan. Lalu sebenarnya apakah kami para mahasiswa Biologi sudah diberi porsi yang tepat? Apakah lagi-lagi ini semua murni karena diri kami yang belum mampu membagi waktu?
Hasil Kuisioner Penulisan Laporan Praktikum Tulis Tangan di Fakultas Biologi UGM
Berdasarkan hasil survey Penulisan Laporan Praktikum Tulis Tangan di Fakultas Biologi UGM, dari 91 responden, 52 responden setuju dengan penulisan laporan praktikum tulis tangan dan 39 responden tidak setuju. Laporan praktikum terberat menurut responden adalah Ekologi karena waktu pengerjaan laporan yang dirasa terbatas dan Fisiologi Tumbuhan karena pengerjaan laporan praktikum beberapa acara digabung sekaligus.
Refleksi
Kebanyakan dari kita, para mahasiwa, merasa kewalahan akan banyaknya laporan praktikum yang harus diselesaikan. Namun, sebagai mahasiswa kita harus menyadari bahwa kehidupan mahasiswa bukanlah kehidupan normal di mana kita bisa melakukan segala hal dengan sesuka hati. Kehidupan sebagai mahasiswa merupakan fase di mana kita memiliki kesempatan yang besar untuk belajar memberi kebermanfaatan bagi orang lain, bukan hanya sibuk memikirkan urusan diri sendiri dan terlena oleh banyaknya laporan praktikum. Momen laporan bertumpuk-tumpuk ini dapat kita maknai sebagai proses belajar memanajemeni waktu dan menantang diri agar tak menyerah kalah dengan keadaan. Di samping itu, mahasiswa dan dosen juga harus mengingat-ingat kembali makna SKS, karena barangkali kita lupa makna SKS yang sesungguhnya.
Referensi
- Mueller, P.A, Oppenheimer, D.M, 2014, The Pen Is Mightier Than the Keyboard: Advantages of Longhand Over Laptop Note Taking, Journal of Psychological Science, Vol. 25(6) 1159–1168.
- Panduan Akademik Program Sarjana Program Studi Biologi Fakultas Biologi UGM 2014.
- Video Sambutan Mahasiswa Baru UGM 2014
Komunikasi Oral:
- Wawancara Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si, M.Si., Ketua Program S1 Fakultas Biologi UGM, 11 Maret 2015, pukul 08:46.
- Wawancara Dra. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc, Ph.D., Kepala Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi UGM, 10 Maret 2015, pukul 09:25.
- Wawancara Dra. Tjut Sugandawaty Djohan, M.Sc, Ph.D, Lektor Laboratorium Ekologi dan Konservasi Fakultas Biologi UGM, 15 April 2015, pukul 14:30.
- Wawancara Prof. Drs. Langkah Sembiring, M.Sc, Ph.D, Plt. Kepala Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM, 24 Maret 2015, pukul 16:37.
DEPARTEMEN KAJIAN AKSI STRATEGIS
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS BIOLOGI UGM