Jama’ah Mahasiswa Muslim Biologi kembali mengadakan acara dalam rangka menyambut mahasiswa baru tahun 2016 yang sering kita kenal dengan sebutan “Temu Gamada Muslim” yang dirangkai dengan tema “Bangga Menjadi Biolog Muslim Prestatif” Tema ini diangkat mengingat jenjang mahasiswa adalah jenjang yang potensial untuk mengembangkan diri dan menyelami pribi menjadi seorang muslim yang prestatif terkhusus pada bidang biologi. Acara ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 10 Agustus 2016 di ruang seminar dan ruang sidang bawah Fakultas Biologi. Mahasiswa baru yang hadir sebanyak 92 orang terdiri dari 59 putri dan 33 putra.
Temu gamada muslim dibuka dengan tilawah oleh Lalu Gunawan (2015) dan Fadhil Azhari (2015). Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua PMB Jundi (2015). Seanjutnya disambung dengan acara talkshow.
Acara yang bertemakan “Bangga Menjadi Biolog Muslim Prestatif” ini menghadirkan dua orang pembicara yang ahli dibidangnya masing – masing, yakni Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dan Dr. med. ved. drh. Hendry T.S.S.G. Saragih. M.P. Kedua pembicara berbagi pengalaman mereka kepada mahasiswa terkhusus gamada muslim biologi 2016 melalui acara talkshow menarik yang dimoderatori oleh Fajar Priyambada (2011) dengan pembawa acara Satrio Nurullah (2014) dan M. Fathi R. (2014).
Talk show pertama dengan pembicara Budi Setiyadi Daryono selaku dosen di fakultas Biologi UGM yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi. Beliau memulai steatment dengan surah Ar-Rahman : 55
“fabiayialaaairabbikumatukadziban”
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?
Menjadi seorang biolog merupakan anugerah tersendiri. Melihat banyak sekali aspek yang bisa dikaji dan diperdalam lebi jauh dalam bidang biologi. “Sebenernya biologi itu banyak aspeknya, banyak nikmat Allah SWT yang berkaitan dengan makhluk hidup. Sehingga objek yang akan dikaji begitu tersebar luas. Tanpa disadari Rasulullah pun adalah seorang biolog. Berdasarkan kisah, pernah suatu ketika Rasulullah dapat menenangkan seekor unta, beliau dapat menundukkan unta tersebut. Ini karena Rasulullah mengetahui perilaku unta tersebut. Hal ini mencirikan rasulullah seorang biolog yang mana Rasulullah memiliki kepiawaian bagaimana seharusnya memperlakukan hewan sebagaimana layaknya seorang biolog.”Ujar beliau.
Tak hanya sekedar biolog, tetapi menjadi biolog yang prestatif adalah acuan dari kegiatan ini. Bapak Budi mengatakan bahwa prestatif merupakan bagaimana seseorang menghasilkan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar juga ekosistem. Seperti karya beliau yang mengmbangkan berbagai varietas melon di Fakultas Biologi. “Gajah saja mati meninggalkan tanduk, kita seorang manusia jangan sampai setelah mati tidak meninggalkan apa apa.” Intinya kalau ada niat baik dan tentunya usaha, in syaa Allah prestasi itu datang sendiri dengan tidak dibarengi kesombongan.
Beranjak ke sesi selanjutnya berbicara mengenai kiat-kiat beliau sampai akhirnya mencapai titik kesuksesan seperti saat ini. Pak Budi dengan gamblang membeberkan kiat-kiatnya selama ini. Berawal dari niat, niatkan semua apa yang dilakukan adalah bagian dari ibadah. Kemudian upayakan mengisi waktu dengan aktifitas positif. Selanjutnya berusaha keras, semuanya diupayakan semaksimal mungkin dengan sungguh sungguh. Karena Allah menyukai seorang muslim yang kuat. Kuat secara fisik, kuat secara ilmu, kuat secara amal. Dan pada akhirnya jangan sampai dibarengi dengan kesombongan.
Rangkaian talkshow sesi pertama ditutup dengan statement dari beliau “ Kesuksesan tidak diperoleh secara instan, semua butuh proses, jangan terburu – buru, semua butuh kesabaran, sungguh – sungguh, keseriusan, bekerja hanya mengharap keridhoan Allah maka semua kesuksesan akan datang kepada kita. Dan tentunya semua atas izin Allah, in syaa Allah.”
Talkshow sesi kedua berlanjut dengan narasumber yang tak kalah mengagumkan yakni Dr. med. ved. drh. Hendry T.S.S.G. Saragih. M.P. yang sekaligus merupakan salah satu dosen di fakultas biologi. Talkshow kedua lebih mentitik beratkan pada “bagaimana menyeimbangkan antara aktif berorganisasi tanpa melupakan kewajiban kuliah dan agama” topic ini diangkat senada dengan background dari narasumber yang semasa kuliahnya dahulu sudah aktif dalam organisasi namun tetap bisa berprestasi.
Beberapa pertanyaan diajukan oleh moderator, semua dijawab dengan sangat inspiratif. Pengalaman yang beliau sampaikan, seakan – akan mengajak para pendengarnya untuk tidak hanya menjadi mahasiswa yang berkutat hanya pada masalah akademik, “akademik memang sangat penting tapi masih banyak hal yang juga tak kalah penting dan menarik yang dapat meningkatkan kapasitas pribadi.” Ujar beliau.
Beliau juga menyampaikan bahwa dalam dunia kerja, sangat jelas ada perbedaan antara mehasiswa yg aktif dalam organisasi dengan mahasiswa yang hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah – pulang, kuliah – pulang). Mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi, pengalaman yang didapatkan selama organisasi lah yang mendidiknya menjadi terlatih. Namun tidak juga dipungkiri, banyak mahasiswa yang kebablasan organisasi dan akademiknya terbengkalai. Disini yang perlu dibenah adalah managemen waktu. Management waktu adalah sesuatu yang sangat penting.
“Mengikuti kegiatan organisasi menjadikan kita memiliki visi yang lebih terarah. Sesibuk apapun, manage waktu sangat diperlukan. Sesibuk apapun, tetap ibadah kepada Allah harus diutamakan.” Sambung pak Hendry.
“Jangan menjadi mahasiswa rumahan, cobalah menjadi mahasiswa yang punya visi kedepan. Manage waktu itu perlu, akademik jangan ditinggalkan serta ibadah tetap dijalankan” petikan kata motivasi diatas merupakan closing statement yang diberikan narasumber kepada para mahasiswa baru biologi 2016.
Acara kembali dibuka dengan penampilan nasyid dari JMMB. Setelah itu pengumuman KIP (Kajian Islam Pekanan) yang merupakan suatu kegiatan yang wajib bagi mahasiswa baru.
Tibalah di penghujung acara, para peserta disuguhkan dengan sesi “ice cream party” yang mana sekaligus merupakan penutup dari rangkaian acara Temu Gamada Muslim 2016.