Q.S : Ali-imran : 185 dibacakan oleh Ikhsan Maulana untuk membuka KIP pada hari Rabu, 12 Oktober 2016. Seperti biasa, KIP ini dilaksanakan di Ruang V Fakultas Biologi UGM. Ustadz Basuki memberikan tayangan video tentang kematian sebagai pengantar sebelum memasuki materi.
Saat tidak menginginkan mati, berarti belum mempersiapkan untuk kematian, padahal tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Dalam kehidupan manusia, Allah pasti mengetahui apapun yang dilakukan oleh hambanya. Dalam Surah Ali Imran, Allah mengingatkan bahwa kita akan mati dan dunia adalah kesenangan yang memperdayakan. Manusia hidup, pasti tidak lepas dari perintah Allah, dan perintah Allah untuk kebaikan hambanya. Lalu Allah menguji dengan cobaan dan ujian yang berat dan yang baik untuk mengetahui siapa yang beriman dan siapa yang kufur. Kemudia setiap manusia pasti akan kembali pada-Nya untuk mempertanggungjawabkan apa saja yang telah diperbuat.
Setiap umat pasti menginginkan seperti yang Allah firmankan pada Q.S Al-Fajr :27-30. Ciri hamba Allah : hidupnya tenang, hatinya puas dengan keadaan diri dan diridhoi dengan Allah SWT. Kematian tidak bisa dimajukan atau dimundurkan karena semuanya adalah karena kehendak dan kuasa-Nya. Sakit, kecelakaan, dibunuh dan lain-lain hanyalah sebuah peristiwa, bukan merupakan penyebab kematian.
Ali Imran : 102, kembalilah dalam keadaan islam. Waktu itu tunggal, dalam 1 detik yang sama otak kita hanya bisa memikirkan satu hal. Waktu itu tidak bisa digantikan, tidak bisa kembali waktu yang lalu. Waktu terus berjalan, tidak ada yang bisa menghentikan waktu. Di setiap berjalannya waktu, makaberiringan pula berkurangnya umur manusia.
Macam-macam kematian:
Orthohanasia : kematian karena proses alamiyah, lahir, dewasa, tua, mati
Dysthanasia : kematian yang terjadi secara tidak wajar, misal karena kecelakaan, pembunuhan, atau bunuh diri.
Euthanasia : kematian karena dibunuh secara medis.
Dengan kematian, Allah menguji kesabaran manusia dalam menghadapi setiap kematian, termasuk dengan kematian dari hambanya sendiri. Metode menjemput maut. Sesungguhnya, kematian itu tergantung sesuai dengan segala sesuatu yang manusia kerjakan dalam kehidupannya.
Saat maut itu datang, maka manusia akan sendirian di dalam kubur sana. Semua yang masih hidup dan semua yang dimiliki ditinggalkannya. Yang tersisa dapat dua macam, pahala atau dosa yang terus membayangi. Tidak ada yang berkuasa merubah takdir selain dengan izin-Nya, itulah mengapa manusia harus bersimpuh pada-Nya untuk memohon diberikan kematian yang diridhoi oleh-Nya.
“Siapakah Tuhanmu? Apakah agamamu? Siapakah Nabimu? Apakah kitabmu?” pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan di alam kubur pada setiap manusia, semoga kita bersama mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.