Yogyakarta – Untuk kali pertama sepanjang sejarah Fakultas Biologi UGM, Jama’ah Mahasiswa Muslim Fakultas Biologi UGM (JMMB UGM), sebuah lembaga yang fokus pada kegiatan keislaman, memberikan gebrakan baru dengan mengadakan sebuah event besar yaitu BioIslamic Fair 2016. BioIslamic Fair 2016 merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari essay competition yang diikuti oleh mahasiswa/I muslim se-DIY, talkshow kepenulisan, talkshow kemuslimahan, dan bedah buku. Rangkaian tersebut dimulai dengan pembukaan essay competition pada 1 Oktober 2016, dilanjutkan talkshow kepenulisan pada 29 Oktober 2016, talkshow kemuslimahan pada 12 November 2016, dan bedah buku sebagai penutup BioIslamic Fair 2016 pada 13 November 2016. Seluruh talkshow maupun bedah buku dilaksanakan di Auditorium Fakultas Biologi UGM yang dihadiri oleh mahasiswa/I dari berbagai universitas di Yogyakarta. BioIslamic Fair 2016 perdana ini mengangkat tema “Peran Pemuda Muslim dalam Menyongsong Bonus Demografi Tahun 2020”. Bonus demografi adalah fenomena saat penduduk usia produktif sangat besar dibandingkan dengan usia tidak produktif. Diperlukan peran pemuda, khususnya pemuda muslim, dalam menyongsong bonus demografi 2020. Pemuda muslim diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam mempersiapkan generasi penerus yang bermartabat dan berakhlaq mulia. Sehingga wawasan, pemikiran, dan kreatifitas pemuda, khususnya mahasiswa/i muslim,harus diasah dengan sebaik-baiknya seiring tumbuh dan berkembangnya kesadaran para pemuda tak terkecuali pemudi terhadap posisi pentingnya di tengah-tengah masyarakat. Latar belakang tersebutlah yang mendorong JMMB UGM untuk mengadakan kegiatan ini.
Pada tanggal 29 Oktober 2016 telah dilaksanakan “Talkshow Kepenulisan” sebagai salah satu rangkaian kegiatan dari BioIslamic Fair 2016. Kegiatan ini diisi oleh Kurniawan Gunadi sebagai penulis muda berbakat yang hasil tulisannya digemari oleh banyak pemuda di Indonesia. Siapa sangka penulis muda ini adalah jebolan mahasiswa FSRD ITB. Kurniawan Gunadi dimoderatori oleh Nisrina Alifah Karimah (Biologi 2013) yang merupakan Menteri Eksternal BEM Fakultas Biologi UGM. Talkshow Kepenulisan ini mengangkat subtema “Merangkai kata, hidupkan sastra Indonesia”. Sehingga harapannya dapat meningkatkan minat pemuda untuk lebih melebarkan sayapnya dalam bidang kepenulisan. Beliau mengatakan bahwa sebagai seorang muslim, kita memilki kewajiban untuk menyeru ke dalam kebaikan. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menulis. “Slot bagi penulis di masa mendatang itu masih sangat luas” menurutnya. Oelh karena itu sebagai pemuda dimana pada tahun 2020 akan menguasai Indonesia perlu untuk menulis dan menympaikan hal-hal positif dalam tulisannya.
“Dunia kepenulisan tidak akan mati, jika iya maka apa yang akan terjadi pada Indonesia?”
Dengan menulis berarti kita mengukir sebuah peninggalan untuk masa mendatang. Ibarat gajah yang mati meninggalkan gading, penulis mati meninggalkan karya. “Indonesia saat ini kekurangan konsumsi buku yang ‘bergizi’, penulispun yang produktif hanya beberapa orang saja” hal tersebut yang menjadi penyemangat beliau untuk menulis.
Tak berhenti pada talkshow kepenulisan, BioIslamic Fair 2016 melanjutkan rangkaian acaranya yang dilaksanakan pada tanggal 12 November 2016. Talkshow ini diisi oleh permbicara pertama yaitu Febrianti Almeera, seorang muslimah muda asal Bandung founder komunitas Great Muslimah penulis buku, dan owner Almeera Moslem Wear, serta pembicara kedua yaitu Ustadzah Floweria, seorang Ibu Muda alumni Hubungan Internasional UGM yang juga seorang penulis berbagai buku. Talkshow kemuslimahan ini dimoderatori oleh ‘Afifah (Biologi 2014) yang merupakan peserta Rumah Kepemimpinan PPSDMS Angkatan 8. Subtema yang diangkat pada talkshow ini adalah “Be An Inspiring Muslimah”. Menurut Teh Pepew, sapaan akrab Febrianti Almera, sosok inspiratif yang hakiki adalah sosok yang istiqomah dalam berhijrah berfondasikan “Tauhid”, bukan lagi mengambisikan gaya hidup yang mewah termasuk tidak lagi berambisi dalam mengejar harta, tahta, dan cinta.
Pohon merupakan Makhluk Hidup yang sering di sebut dalam Al Qu’an, dimana pohon terbagi menjadi 3 bagian yaitu akar, batang, dan buah. Akar merupakan bagian paling penting bagi tumbuhan. Akar merupakan fondasi dari pohon tersebut. Sebagaimana dengan dengan diri kita, iman dan aqidah adalah fondasi diri dan fondasi hati. Apabila iman dan aqidah sudah tertanam dalam hati maka akan muncul dalam perbuatan atau amalan yang tak melenceng terhadap syariat islam, sehingga akhlak juga akan mengikuti kearifan fondasi diri tersebut. Ustadzah Floweria mengungkapkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pemuda saat ini dari berbagai sisi kehidupan dan dampaknya apabila pemuda saat ini tidak menjaga akhlaknya sebagai seorang muslim.
Sebagai puncak acara BioIslamic Fair 2016, dilaksanakan bedah buku “Hidup Sekali, Berati, Lalu Mati” pada 13 November 2016. Puncak acara ini turut dihadiri oleh Dekan Fakultas Biologi UGM yaitu Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc. dan pembina JMMB UGM yaitu Dr.med.vet. Hendry T.S.G. Saragih, M.P. Dalam sambutan Dekan Fakultas Biologi UGM, Beliau berpesan kepada JMMB UGM supaya BioIslamic Fair tidak hanya menjadi pesta yang hanya digelar dalam satu malam. Beliau juga berharap bahwa BioIslamic Fair 2016 ini bukan yang pertama dan terakhir, namun BioIslamic Fair harus ada di tahun-tahun berikutnya. Bedah buku ini diisi bersama sang penulis buku langsung yaitu Ahmad Rifa’I Rifan yang berasal dari Lamongan. Penulis memaparkan tipe-tipe manusia di dunia ini. Manusia-manusia tersebut adalah manusia wajib, manusia sunnah, manusia mubah, dan manusa haram. Manusia wajib adalah manusia yang dibutuhkan di dunia ini. Apabila tidak ada dia maka dapat menimbulkan kerusakan. Manusia sunnah adalah manusia yang ketika ada sangat bermanfaat. Namun, saat tidak ada, ada yang menggantikan. Manusia mubah adalah manusia yang dengan adanya dia tidak terlalu penting, tidak ada dia juga tidak masalah. Yang terakhir adalah manusia haram yaitu manusia yang kehadirannya memberi dampak buruk bagi sekitar, tidak adanya dia justru membuat lebih baik keadaan. Kita termasuk manusia apa?
“Jangan sampai ada tidaknya dirimu di dunia ini tak ada bedanya.”