Masa remaja dianggap sebagai masa storm dan stress, dimana setiap masing-masing individu ingin merasakan kebebasan dalam mengarahkan kehidupan mereka. Jika terarah dengan baik, maka setiap hal yang terbentuk akan baik pula . Begitu pula dengan perasaan cinta yang tumbuh pada diri manusia. Makna cinta tidak hanya ditemukan pada ujung sebuah FTV, namun aspek biologis dan psikologis dapat menjelaskan bagaimana cinta tumbuh dan berkembang sedemikian rupa. Untuk menelusuri lebih lanjut apa yang terjadi dalam sistem tubuh manusia ketika cinta datang maka BEM Biologi mengadakan forum diskusi ilmiah.
BioPsycho-love-gy yang diadakan pada Jumat, 5 Desember 2014 dihadiri oleh 124 mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas Biologi dan fakultas lain. Acara ini diisi oleh 2 pembicara yaitu Dra. Budi Andayani, MA,Psi dari Psikologi UGM dan Laksmindra Fitria,S.Si, M.Si dari Fakultas Biologi sendiri. Salah satu Kelompok studi di Biologi juga mengadakan publikasi tentang Sexsual Paratsitism of Anglerfish : Love From The Deep. Meskipun acara ini diadakan pada sore hari, namun ada antusiasme tinggi pada setiap peserta.
Biologi dan Psikologi memegang peranan penting dalam memandang cinta. Perasaan cinta dibedakan menjadi dua yaitu Passionate Love (cinta romantik), yang dicirikan oleh emosi keintiman yang kuat dan ketertarikan seksual yang tinggi, dan Companionate love (cinta persahabatan), yang dicirikan karena adanya afeksi, rasa percaya, dan perasaan tenteram disaat bersama orang yang dicintai.
Dari Aspek biologi, kita dapat mengetahui bagaimana proses munculnya perasaan cinta. Hormon membantu setiap kegiatan manusia begitu pula jatuh cinta. Hormon yang dapat menimbulkan rasa cinta itu muncul adalah Feromon. Tidak hanya hormon Feromon, namun masih ada beberapa hormon lagi yang berfungsi ketika seseorang mengalami jatuh cinta. Bahkan rasa rindu seorang ibu terhadap anaknya juga diikuti oleh sebuah hormon yaitu Oksitosin. Hormon Oksitosin memiliki peranan penting dalam sistem attachment-caregiving (kelekatan karena perawatan). Hormon ini mempengaruhi pengekspresian perasaan cinta, perasaan peduli, perasaan saling percaya, tidak hanya antara ibu dan anak, tetapi juga antara teman dan pasangan.
Dalam psikologi, cinta seringkali menjadi dasar terjadinya hubungan yang akrab dan orang yang kemudian menjadi pasangan. Menurut Teori Segitiga Sternberg cinta terdiri dari tiga aspek utama yaitu : keintiman, gairah/nafsu, dan komitmen. Dalam The Love Triangle ada 8 jenis cinta yaitu Non love, Liking, Empty Love, Romantic Love, Fatuous Love, Companionate Love, Consumate Love, Infatuated Love.Persahabatan bukan termasuk dalam cinta, namun dalam cinta ada sebuah persahabatan.
“Mudah-mudahan setelah mengikuti acara ini cinta bisa diilmiahkan sehingga bisa proposional” pesan Bapak heri ketika berdiri untuk memberikan sambutan. Rasa cinta itu penting. Entah untuk Tuhan, pasangan, orangtua maupun hewan peliharaan. Namun ada yang harus lebih diperhatikan dibandingkan dengan rasa cinta yaitu komitmen dan gaya berkomunikasi terhadap pasangan. Dengan diadakannya forum diskusi ini, peserta lebih dapat mengatur perasaan masing-masing. Karena ketika jatuh cinta dan patah hati, maka dua hal tersebut sama-sama membawa setiap individu menuju titik stress dan otak bekerja pada titik nol. (AnnisaF)