• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Pengabdian kepada Masyarakat
  • hal. 32
Arsip:

Pengabdian kepada Masyarakat

Tahun ke-6 Peran Serta Fakultas UGM Biologi Dalam Ekspedisi NKRI: tahun 2017 Koridor Papua Bagian Selatan

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 24 Juli 2017

Foto bersama antara Menko PMK dengan peserta Ekspedisi NKRI 2017
Dosen Fakultas Biologi UGM memaparkan hasil ekspedisi 2011-2016 kepada Menko PMK
Dosen Fakultas Biologi UGM memaparkan hasil ekspedisi 2011-2016 kepada Menko PMK

Fakultas Biologi UGM dari tahun ke tahun berkomitmen tinggi dalam kegiatan Ekpedisi NKRI. Sejak tahun 2012 Fakultas Biologi bergabung dengan Ekspedisi yang diprakarsai oleh Kopassus TNI AD yang saat itu bernama Ekspedisi Khatulistiwa. Ekspedisi berubah namanya menjadi Ekspedisi NKRI sejak tahun 2013 hingga saat ini. Tahun ini kegiatan Ekspedisi NKRI mengambil lokasi di wilayah Papua Bagian Selatan.

Pada tahun 2017, kegiatan Ekspedisi telah diawali dengan sosialisasi kegiatan hingga perekrutan peserta sejak bulan Mei 2017. Kegiatan terbagi dalam beberapa tahap. Saat ini kegiatan berada pada fase awal yaitu pembekalan dan pemberangkatan peserta pada bulan Juli 2017.

Ekspedisi NKRI 2017 memiliki tujuan untuk mendata dan meneliti segala potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, mendorong peningkatan kesejahteraan sosial, menumbuhkan cinta tanah air, meningkatkan pertahanan keamanan nasional, membangkitkan kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan, memberikan teladan kepada masyarakat untuk menjaga untuk menjaga kelestarian alam serta meningkatkan akses perhubungan, komunikasi dan perekonomian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan Ekspedisi NKRI 2017 dijadwalkan mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan 22 November 2017. Seluruh peserta telah mendapatkan pembekalan dan pelatihan, baik fisik maupun mental, baik secara teori maupun praktek serta simulasi dan aplikasi di daerah latihan Pusdiklatpassus di Batujajar dan Situlembang.

Staf Fakultas Biologi UGM yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut adalah Rury Eprilurahman, M.Sc (Tim Flora Fauna bagian Fauna) dan Dr. Ratna Susandarini, M.Sc. (Tim Flora Fauna bagian Flora). Pembekalan dilaksanakan pada tanggal 18-20 Juli 2017 di Pusdikpassus Batujajar, Jawa Barat. Peserta dibekali tata cara koleksi spesimen tumbuhan dan hewan baik dari menemukan, menangkap hingga proses pengawetan. Selain itu peserta juga diberika ketrampilan dalam mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan dan hewan di Papua.

Setelah pembekalan, pada tanggal 21 Juli 2017 dilaksanakan upacara pelepasan peserta ekspedisi ke lokasi masing-masing yaitu di wilayah Asmat, Mindiptana, Mappi, Tanah Merah dan Merauke. Kegiatan tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan  (PMK) sebagai Inspektur Upacara. Secara resmi  tim Ekspedisi NKRI Koridor Papua Bagian Selatan 2017 telah dilepas di Lapangan Hitam Pusdikpassus Batujajar dan diberangkatkan pada hari Senin, 24 Juli 2017 menggunakan KRI Teluk Bintuni.

Sebagai bagian dari rangkaian upacara pelepasan peserta Ekspedisi NKRI 2017, juga diselenggarakan pameran hasil kegiatan dan display perlengkapan ekspedisi. Dalam kesempatan tersebut, Tenaga Ahli bidang Flora dan Fauna dari Fakultas Biologi UGM berperan memaparkan secara ringkas kepada Menko PMK mengenai hasil atau temuan penting dari 6 ekspedisi yang telah berlangsung dari tahun 2011 hingga 2016.

Menteri PMK menyampaikan bahwa Ekspedisi NKRI kali ini memiliki peran dan arti strategis sebagai bukti kehadiran Pemerintah bagi rakyat terutama di daerah tertinggal dan terdepan. Kelima lokasi terpilih tersebut berbatasan langsung dengan   dua negara tetangga yaitu Papua Nugini dan Australia. Puan Maharani juga menyampaikan bahwa dengan diselenggarakannya Ekspedisi NKRI Koridor Papua bagian selatan yang puncak acaranya direncanakan di Merauke pada tanggal 28 Oktober 2017 mendatang maka sudah lengkap pelaksanaan Ekspedisi NKRI mulai dari Sabang (2011) sampai Merauke (2017). Upacara pelepasan juga dihadiri oleh Danjen Kopassus, Wakasal, Kasdam III/Siliwangi Brigjen TNI YP. Sembiring, Pejabat Eselon I Kementrian Lembaga, Bupati Mappi, Bupati Merauke, Bupati Boven Digoel, Para Rektor Perguruan Tinggi dan para pejabat TNI dan Polri.(Rur/Rat)

Perpaduan Masyarakat dan Akademisi dalam konservasi anggrek berbasis ESD di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kec. Girimulyo, Kulon Progo, D.I Yogyakarta

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 29 Mei 2017

Anggrek adalah tanaman hias yang sangat diminati oleh masyarakat dan memiliki nilai ekonomi tinggi, akan tetapi belum banyak yang dapat membudidayakanya. Hal inilah yang medorong Tim dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) khususnya Fakultas Biologi dan Fakultas Pertanian yang diketuai Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. yang tergabung dalam Tim ‘Hibah Pengabdian kepada masyarakat berbasis ESD’ untuk melakukan sosialisasi serta pelatihan tentang budidaya anggrek kepada masyarakat di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I.Yogyakarta yang bertempat di rumah Bapak Sutarman Kepala Dusun Banyunganti pada  hari Jum’at 5 Mei 2017 dan hari Rabu 24 Mei 2017.

Kegiatan yang dilakukan di Dusun Banyunganti berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, D.I.Yogyakarta Sebagai Usaha Konservasi Anggrek Alam Secara in situ dan ex situ berbasis Education for Sustainable Development (ESD)‘’.  Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dibuka oleh Ibu Dr. Endang Semiarti sebagai pakar atau ahli di bidang anggrek dengan memberikan penjelasan mengenai budidaya anggrek secara konvensional. Selanjutnya dilakukan praktek budidaya secara konvensional oleh masyarakat dusun Banyunganti yang didampingi oleh mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang tergabung dalam Kelompok Biology Orchid Study Club (BiOSC). Kegiatan yang dilakukan tidak hanya sebatas pada pelatihan budidaya secara konvensional namun juga akan dilakukan pelatihan budidaya secara in vitro skala rumah tangga, pelatihan kewirusahaan dan pelatihan IT untuk pembuatan website ekowisata anggrek Dusun Banyunganti.

Kegiatan ini dilatarbelakangi dengan adanya potensi yang sangat besar di kawasan Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo yang belum dikembangkan yaitu, banyaknya tanaman anggrek yang secara alami tumbuh liar di pekarangan penduduk maupun di hutan. Masyarakat tidak menyadari bahwa anggrek-anggrek tersebut merupakan plasma nutfah yang sangat berharga bagi daerahnya dan beberapa diantaranya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sehingga tanaman anggrek tersebut harus dijaga keberadaannya jangan sampai punah. Beberapa tanaman anggrek yang bernilai ekonomi tinggi dapat dibudidayakan untuk menambah pendapatan (income) keluarga. Selama ini masyarakat menganggap beberapa tanaman anggrek disekitar mereka hanyalah tanaman liar, dan tidak memiliki nilai ekonomi. Bahkan kawasan Kulon Progo memilki anggrek khas yang belum diketahui oleh masyarakat, yaitu jenis anggrek Dendrobium capra dan Coelogyne speciosa. Hal ini menjadi suatu alasan yang sangat penting untuk memasyarakatkan anggrek-anggrek Kulon Progo di daerah (habitat) aslinya. Kondisi masyarakat yang umumnya petani, sangat mendukung keberhasilan realisasi pembudidayaan anggrek dikarenakan masyarakat sudah terbiasa dengan budidaya tanaman. Kemudian latar belakang lainnya, dalam mendukung program pemerintah daerah untuk membangun bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di kawasan Kulon Progo, pengembangan kawasan banyunganti sebagai tempat budidaya anggrek diharapkan bisa menjadi destinasi wisata. Sebab, dengan adanya bandara didaerah tersebut akan mempermudah mobilitas dengan akses jalan yang semakin baik dan dekat dengan pusat kota.

Kegiatan sosialiasi budidaya tanaman anggrek kepada masyarakat tersebut sebelumnya sudah mendapat respon yang positif dari banyak instansi. Beberapa instansi diantaranya seperti  Pemerintahan Desa Banyunganti, Dinas Pariwisata Kulon Progo, Perhutani, Pokdarwis, Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi DIY, Fakultas Biologi UGM, serta Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini didanai oleh Universitas Gadjah Mada dengan hibah program Implementasi ESD dalam masyarakat bertema Konservasi Biodiversitas dengan kategori ESD Masyarakat tahun 2017 yang dikelola oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat UGM. Sutarman-Kepala Dusun Banyunganti mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan keindahan di dusun banyunganti.

Kerja sama yang telah terjalin dengan baik antar semua pihak dalam kegiatan ini semoga dapat terus berlanjut dan berkembang. Sehingga impian untuk menjadikan kawasan Banyunganti menjadi Sentra Tanaman Anggrek di Kabupaten Kulon Progo dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang sebelumnya belum pernah ada dapat terwujud dan UGM sebagai center of excellence (CoE) Anggrek akan terus mendukung keberlanjutan dari program ini. [MFSidiq/BiOSC].

Fakultas Biologi UGM Memberikan Penyuluhan dan Pelatihan Program Aplikasi Tepat Guna (TTG) pada Kambing Bligon untuk Peternak di Dusun Wanabrata DIY

Pengabdian kepada Masyarakat Rabu, 24 Mei 2017

Penyuluhan_Kambing_Bligon_untuk_Peternak_WanabrataPada hari Sabtu (13 Mei 2017), Fakultas Biologi UGM memberikan penyuluhan dan pelatihan aplikasi Teknologi Tepat Guna (TTG) pada Kambing Bligon utuk puluhan peternak kambing di Dusun Wanabrata, Desa Tuksono, Sentolo, Kulon Progo DIY. Penyuluhan tersebut dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat oleh Fakultas Biologi UGM dengan harapan bahwa warga memiliki pengetahuan terkait teknik dan pengembangan budidaya kambing Bligon agar didapatkan kambing yang memiliki sifat unggul untuk meningkatkan kesejahteraan peternak. Program TTG Bligon ini diinisiasi oleh dosen Fakultas Biologi UGM, yaitu bapak Dr. Slamet Widianto, M.Sc. sebagai ketua dan bapak Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc. sebagai anggota.

Bapak Dr. Slamet Widianto, M.Sc. dalam penyuluhan tersebut menyampaikan kepada warga mengenai rencana dan manfaat program TTG Bligon ini dilaksanakan di dusun Wanabrata. Penyampaian tersebut dilengkapi oleh pemaparan dari bapak Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., yang  menjelaskan persilangan dari kambing Bligon agar warga faham sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh indukan yang disilangkan hingga didapatkan anakan berupa Kambing Bligon Super yang memiliki kualitas unggul seperti daging yang banyak, perawakan kambing yang bagus dan produksi susu yang melimpah.

Salah satu peternak di desa Wanabrata, bapak Puji menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua tim dari Fakultas Biologi UGM yang telah memberikan hibah dan kepercayaan kepada peternak di desa Wanabrata untuk melaksanakan program TTG mengenai pemuliaan hewan ternak Kambing Bligon.

“Setelah mengikuti penyuluhan, kami minimal tahu bagaimana cara untuk mengembangkan pembibitan kambing yang baik. Kami berharap agar kedepannya akan terus diadakan pembinaan dan pendampingan untuk keterlanjutan program TTG ini dan semoga melalui penyuluhan tersebut menjadi salah satu motivasi kami untuk mengembangkan hasil ternak yang lebih maksimal lagi” ucap bapak Puji.

Melalui program TTG ini, Fakultas Biologi UGM berharap agar kedepannya Desa Tuksono dapat dijadikan sebagai Pusat Peternakan Kambing Bligon Super, terkait potensi Desa Tuksono yang mendukung peternakan Kambing karena berada di daerah pegunungan dan memiliki sumber daya alam yang mendukung pertumbuhan Kambing.

Fakultas Biologi Memberikan Pelatihan Budidaya Kelengkeng Warga Gunungkidul

Pengabdian kepada Masyarakat Kamis, 18 Mei 2017

Puluhan warga Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul mengikuti pelatihan budidaya Kelengkeng Super Sleman. Dalam pelatihan yang diselenggarakan Fakultas Biologi UGM, 11 Mei 2017 di Desa Kemadang ini warga dibekali pengetahuan terkait teknik dan pengembangan budidaya Kelengkeng Super Sleman.

Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., dalam kesempatan tersebut menyampaikan harapan besar kedepan warga Desa Kemadang dapat mengembangkan Kelengkeng Super Sleman. Bahkan, menjadikan buah ini menjadi salah satu produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul sehingga dapat meningkatkan potensi agro wisata di kawasan tersebut.

“Kami berharap masyarakat Kemadang bisa membudidayakan Kelengkeng Super Sleman ini dengan baik dan menjadikannya salah satu produk unggulan Gunungkidul,”harapnya.

Sementara itu, Dr. Purnomo, M.S., staf pengajar Fakultas Biologi UGM, menyampaikan kelengkeng merupakan tanaman yang memiliki beragam karakter dan varietas. Umumnya, kelengkeng yang dibudidayakan adalah varietas kelengkeng diamond river, kelengkeng aroma durian atau mata naga, kelengkeng itah, kelengkeng jenderal, kelengkeng kristalin, dan masih banyak lainnya.

“Masing-masing kelengkeng tersebut memiliki keunggulan,”jelasnya.

Demikian pula dengan Kelengkeng Super Sleman yang dikembangkan oleh Yusuf Suleman, SIP, salah satu staf Fakultas Biologi UGM. Kelengkeng jenis ini memiliki sejumlah kelebihan salah satunya mudah dalam perawatannya. Perawatan yang dilakukan cukup sederhana, seperti mebersihkan gulma, penyiraman dua kali sehari, dan pemupukan satu minggu sekali.

“Kendala yang biasa dihadapi adalah hama kupu-kupu dan belalang,” kata Yusuf.

Yusuf menyebutkan dalam waktu tiga tahun Kelengkeng Super Sleman sudah mampu menghasilkan buah. Buah yang terbentuk biasanya berkisar antara 80-90 persen dari total bunga. Sementara produksi buah umumnya berlangsung selama tiga bulan.
Kelengkeng Super Sleman memiliki karakteristik daging buah yang lebih tebal dan rasa lebih manis. Selain itu, kelengkeng jenis ini tidak begitu terpengaruh terhadap musim.

“Tidak kenal musim, musim kemarau atau penghujan tidak mengubah rasa buah,”jelasnya.

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang merupakan pelaksanaan program hibah desa dan diketuai Soenarwan Hery Poerwanto S.Si., M.Kes., ini mendapatkan sambutan positif dari warga setempat. Para warga terlihat sangat antusias berdiskusi terkait cara budidaya Kelengkeng Super Sleman.

Ketua Kelompok Tani Desa Kemadang, Suwarno, mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman. Dia juga berencana untuk menamam di kawasan bukit karst Kemadang.

“Jika kelengkeng ini berhasil ditanam di sini, kami ingin ada pengembangan lagi,”ujarnya.(Humas UGM/Ika)

Penyuluhan dan Pelatihan Budidaya Kelengkeng Super Sleman (KSS) di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 15 Mei 2017

Kamis, 11 Mei 2017, bertempat di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul. Acara yang dilakukan adalah pelatihan budidaya kelengkeng super sleman. Acara tersebut dihadiri oleh dosen Fakultas Biologi, Kepala Desa Kemadang, warga Desa Kemadang dan mahasiswa/i Fakultas Biologi. Acara dimulai dari pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Acara pertama berupa penyampaian materi dari ketiga narasumber. Narasumber pertama Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan materi tentang Pengenalan Gerakan One Village-One Product (OVOP). Narasumber kedua Dr. Purnomo, M.S. menyampaikan materi tentang Pengembangan Kelengkeng Super Sleman di Desa Kemadang, Gunungkidul. Narasumber ketiga Bapak Yusuf Suleman menyampaikan materi tentang Teknik Budidaya Kelengkeng Super Sleman (KSS). Setelah dilakukan penyampaian materi oleh ketiga narasumber, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sesi ini sangat menarik, antusiasme warga sangat besar sehingga memunculkan banyak pertanyaan peserta penyuluhan.

‘Tanaman KSS memiliki sifat diantaranya mudah dalam perawatan, perawatan membutuhkan kesabaran dan keikhlasan dan tanaman yang dirawat ‘memahami’ keinginan sang pemilik tanaman. Kendala dari KSS adalah kupu-kupu dan belalang. Perawatan yang dilakukan meliputi mencabut gulma, penyiraman (pukul 06.00 dan 16.00), pemupukan 1 minggu sekali dan penambahan tanah. Keuntungan dari KSS adalah dalam waktu 3 tahun sejak bibit ditanam sudah menghasilkan buah, buah yang terbentuk berkisar 80-90% dari total bunga, produksi buah berlangsung selama 3 bulan, daging buah lebih tebal, rasa daging buah lebih manis, tidak mengenal musim dan musim penghujan tidak merubah rasa buah’ ujar Bapak Yusuf.

Bapak Suwarno, ketua kelompok tani di Desa Kemadang mengungkapkan bahwa jika pohon KSS ini berhasil ditanam, beliau menginginkan adanya pengembangan lagi. Beliau memiliki ide untuk menanamnya di bukit karst yang nantinya bukit tersebut dibuat lubang sebagai potnya dan diisi dengan tanah yang dicampur pupuk untuk menanam pohon KSS. Tujuannya agar nutrisi yang diberikan ke tanaman akan terfokus ke akar tanaman tersebut dan tidak tersebar ke bagian tanah yang lain. Bapak Yusuf mendukung ide dari Bapak Suwarno karena sesuai dengan prinsip penggunanaan bis beton yaitu memfokuskan nutrisi ke tanaman dan mencegah nutrisi tersebar di tanah.

Selain itu, warga Desa Kemadang tertarik mengembangkan pohon kelengkeng yang dibuat rendah, umur berbuah tidak terlalu lama dan menginginkan pemakaian pupuk dengan harga terjangkau.

Acara kedua berupa sesi foto bersama. Foto dilakukan oleh ketiga pembicara, Kepala Desa Kemadang, warga Desa Kemadang dan mahasiswa/i Fakultas Biologi. Sesi ini merupakan bukti konkret dimulainya kerjasama kelengkeng super sleman antara Fakultas Biologi dengan warga Desa Kemadang.

Acara ketiga berupa penanaman pohon kelengkeng ke lahan. Sesi ini dipandu oleh Bapak Yusuf Suleman. Sesi ini diberikan pelatihan berupa cara pemindahan pohon kelengkeng dari pot ke lahan, pemberian komposisi pupuk dan tanah dan waktu dan cara penyiraman yang tepat terhadap kelengkeng. Kedepannya, warga Desa Kemadang diberi tanggungjawab untuk merawat pohon kelengkeng sehingga warga Desa Kemadang dapat memahami cara budidaya kelengkeng yang baik dan benar. Harapannya, warga yang diberi tanggungjawab merawat pohon kelengkeng tersebut akan memiliki kemampuan dan menjadi ahli budidaya kelengkeng di Desa Kemadang, kemudian mereka dapat melakukan transfer ilmu kepada warga yang lain.

Acara ini berakhir dengan selesainya penanaman dua buah pohon KSS ke lahan. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan program hibah bina desa yang berjudul Pengembangan Pariwisata Agro-Maritim Terpadu Berbasis Education for Sustainable Development di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul dengan ketua Soenarwan Hery Poerwanto S.Si., M.Kes. yang diselenggarakan oleh LPPM.

Penanaman Pohon untuk Konservasi Air di Kabupaten Gianyar

Pengabdian kepada Masyarakat Rabu, 2 November 2016

Minggu (30/10) Fakultas Biologi UGM melakukan kegiatan penanaman pohon di Derah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan hulu. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama Fakultas Biologi UGM dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar. Upacara kegiatan penanaman pohon dilakukan di Pura Tirta Empul dan dihadiri oleh Ketua Badan Lingkungan Hidup, Bapeda, Perwakilan DPRD, Perwakilan DInas Pariwisata, delegasi dari Fakultas Biologi UGM, serta Pemerintah kecamatan, Desa dan masyarakat setempat. Tidak kurang dari 1090 bibit dari 28 jenis tanaman yang diberikan kepada masyarakat DAS Pakerisan hulu, yang diwakili oleh masyarakat Tirta Empul, Manukaya, Pura Mangening, Saraseda dan Pura Gunung Kawi. Bibit Pohon disumbangkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar.

Fakultas Biologi mengirimkan 1 delegasi yang terdiri dari Dr. Purnomo, M.S. (Ketua Tim Kerja sama Fakultas Biologi UGM dengan BLH Gianyar) dan Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc (Penanggung jawab Kegiatan Penanaman Pohon dan dan Konservasi Air). Dr. Retno Peni menjelaskan bahwa kegiatan penanaman pohon bertujuan untuk konservasi air di DAS Pakerisan. Dr. Retno Peni juga menambahkan bahwa Fakultas Biologi berusaha melatih masyarakat di DAS Pakerisan untuk bisa merawat tanaman. “Masyarakat sangat menyambut baik kegiatan ini. Mereka memilih sendiri jenis tanaman yang hendak mereka rawat nantinya”-papar Dr. Retno Peni.   “Disinilah peran Fakultas Biologi UGM untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya merawat pohon untuk konservasi air dan kami berusaha menghubungkan antara kebutuhan masyarakat dengan Program-program Pemerintah”-Pungkas Dr. Retno Peni.

Sosialisasi dan Budidaya Kelengkeng Super Sleman Fakultas Biologi UGM

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 15 Agustus 2016

Sambutan Dekan Fakultas Biologi UGM saat sosialisasi
Pemaparan mengenai program Teknologi Tepat Guna (TTG) oleh Bapak Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
Pemaparan materi mengenai perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan oleh Dr. rer.nat. Ari Indrianto, SU.
Pemaparan materi tetang perlakukan hormon untuk peningkatan pertumbuhan tanaman oleh Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St.

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada melalui program Tekhnologi Tepat Guna (TTG) mendapat kesempatan kedua kalinya yang sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 15 September 2015 untuk melakukan pengabdian masyarakat di sekitar Dusun Gejayan, Condongcatur, Sleman, DIY. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu Tridarma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap universitas. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan pada 16 Mei 2016 mengambil tema sosialisasi dan budidaya tanaman kelengkeng super sleman. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 30 orang masyarakat perwakilan setiap RT yang ada di dusun Gejayan, Bapak Dekan, Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Biologi UGM serta Mahasiswa S3 Fakultas Biologi UGM. Materi kegiatan berupa: pemaparan mengenai program Teknologi Tepat Guna (TTG) oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc; perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan oleh Dr. re. nat. Ari Indrianto, SU.; perlakukan hormon untuk peningkatan pertumbuhan tanaman oleh Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St dan Penyuluhan tentang metode penanaman, perawatan dan pembuahan Kelengkeng Super Sleman (KSS) oleh Yusuf Sulaiman, S.IP.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi salah satu “mata air” bagi Fakultas Biologi UGM sebagai bentuk kebaikan ke masyarakat yang ditanamkan oleh Gadjah Mada, papar Dekan Fakultas Biologi. Semenara itu, Wakil Dekan Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc, menyampaikan bahwa Dusun Gejayan diharapkan mampu membudidayakan tanaman kelengkeng Super Sleman dan diharapkan dapat menjadi One Village One Product (OVOP) dari hasil tersebut. Fakultas Biologi UGM juga memaparkan bahwa untuk kedepan tidak hanya sosialisasi mengenai kelengkeng, tetapi diharapkan berkembang dalam lingkup yang lebih luas, seperti budidaya Jamur, Anggrek dan lain-lainnya. Sementara itu dalam pemaparan Dr. rer.nat Ari Indrianto, SU., menyampaikan bahwa dalam melakukan budidaya tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan kultur jaringan, hasil tanaman yang identik dengan induknya. Meskipun demikian, dalam hal budidaya tanaman perlu diperhatikan pula hormon pertumbuhannya, hormon seperti apa yang dibutuhkan dalam budidaya tersebut, atau hormon apa yang perlu di hambat untuk hasilkan tanaman dengan buah yang maksimal?. Seperti yang dipaparkan Ibu Dr. Kumala Dewi. Lain halnya dengan Bapak Yusuf Sulaiman, S.IP yang memaparkan mengenai bagaimana penanaman, perawatan tanaman yang baik hingga menghasilkan buah yang maksimal, beliau juga memaparkan bahwa tanaman sama halnya dengan manusia, mereka butuh kelembutan dan sentuhan untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanya jawab mengindikasikan antusiasnya para peserta sosialisasi.

Pemaparan materi tentang metode penanaman, perawatan dan pembuahan KSS oleh Yusuf Sulaiman, S.IP.
Pemberian bibit tanaman KSS oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Pemberian bibit tanaman KSS oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian masyarakat
Pemberian bibit Tanaman KSS oleh Wakil Dekan Bidang Aset dan keuangan, Fakultas Biologi UGM

Fakultas Biologi UGM dalam kesempatan sosialisasi ini juga memberikan 10 bibit tanaman untuk perwakilan RT yang ada di sekitar Dusun Gejayan. Pemberian bibit secara simbolis dilakukan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Akademik, Wakil Dekan Bidang Aset dan Keuangan, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, serta Bapak dan Ibu Pemateri saat sosialisasi tersebut.

Harapan masyarakat Dusun Gejayan, Condongcatur Sleman, adalah bahwa kegiatan tersebut tidak berhenti disini, tetapi perlu ada kelanjutan seperti praktikum pembudidayaan tanaman melalui metode soma klonal yang disampaikan serta buku panduan budidaya kelengkeng yang dapat dibaca dan dipahami oleh masyarakat umum, sehingga informasi yang ada tidak hanya diketahui oleh peserta sosialisasi tetapi juga pada masyarakat luas. Selain itu harapan kedepan, Dusun Gejayan juga dapat menjadi penghasil buah yang dapat memenuhi kebutuhan pasar tanpa harus import. Sukses selalu Fakultas Biologi UGM atas pengabdian masyarakatnya.

Budidaya Kelengkeng Super Sleman Memberi Hasil Positif

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 25 Januari 2016

Budidaya_Kelengkeng_Super_SlemanHari libur merupakan hari istirahat dan bersantai untuk menghilangkan kepenatan selama sekian hari sibuk dengan rutinitas pekerjaan, namun berbeda halnya dengan Bapak Yusuf atau biasa dikenal akrab dengan nama Bapak Sule, seorang staf Fakultas Biologi UGM yang sedang menggeluti salah satu bidang tanaman yaitu budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman. Hari libur merupakan hari sibuk bagi Pak Yusuf untuk menata, membenahi dan memantau kembali tanaman Budidaya Kelengkeng Super Sleman tersebut. Saat kami berkunjung ke rumah beliau di daerah Condongcatur, Sleman Yogyakarta, kami melihat banyak tanaman kelengkeng hasil dibudidaya baik yang siap di tanam maupun yang masih bibit. Menurut beliau, merawat tanaman sama halnya dengan merawat diri kita sendiri. Kita harus memahami seperti apa kebutuhan tanaman, dalam hal ini nutrisi sebagai sumber pakannya maupun air sebagai penyegar tubuhnya. Pemberian nutrisi berupa vitamin tanaman diberikan olehnya minimal setahun sekali, dan penyiraman dua kali sehari.

Setiap waktu, beliau juga melakukan pengecekan kesuburan tanah pada tanaman tersebut. Menurutnya tanah yang keras dan tidak subur menghambat pertumbuhan tanaman. Penghambatan ini ditandai dengan pertumbuhan daun kecil, menguning dan mengarah pada kelayuan serta kematian. Ketika tanaman tersebut telah mengalami hal ini, sebaiknya perlu ada perubahan atau pergantian jenis tanah yang baik. Tanah yang baik merupakan tanah yang telah bercampur dengan unsur hara lainnya. Beliau menggunakan pupuk kompos (dari kotoran hewan) yang telah dibersihkan dan diolah sebagai sumber nutrisi bagi tanaman tersebut.

Dalam waktu dekat, beliau juga akan menyewa tanah yang berada tidak jauh dari rumahnya untuk pengembangan budidaya tanaman kelengkeng ini. Saat itu, kami juga melihat lokasi tanah yang akan disewakan dan mendapatkan setangkai buah kelengkeng yang telah masak. Kelengkeng dengan buah yang besar, daging buah yang tebal, biji yang sangat kecil dan dengan rasa manis, membuat kami semakin surprise dengan pengembangan budidaya tanaman tersebut. Kelengkeng jenis ini tidak akan mengenal musim dan menghasilkan buah sangat lebat dari setiap pohon yang baik dan sehat. Beliau menyatakan bahwa, satu pohon Kelengkeng Super Sleman ini mulai dari budidaya pertama kali hingga saat ini telah berbuah 2 kali dengan hasil dalam sekali berbuah sebanyak 20 kg buah kelengkeng berkualitas baik.

Keberhasilannya dalam mengembangkan tanaman budidaya Kelengkeng Super Sleman ini akan berdampak postif pula ke daerah lain dalam waktu dekat. Menurutnya, beliau telah menerima undangan dari Pemerintah Daerah di Palembang, Sumatera Selatan melalui bantuan publikasi dari teman lamanya yang saat itu tinggal di sekitar Tangerang Banten, untuk mengembangkan budidaya tanaman kelengkeng Super Sleman ini areal kosong seluas 10.000 ha. Hal ini tidaklah mudah, dan perlu ketelitian serta kerjakeras. Beliau akan membantu mengawal pengembangan budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman di daerah tersebut dan berharap berjalan dengan baik serta tidak hanya di areal 10.000 ha tertapi mungkin lebih. Hal ini ditinjau dari kebutuhan vitamin dan nutrisi manusia melalui buah terus meningkat. Dengan demikian, keberhasilan pengembangan tanaman Budidaya Kelengkeng ini akan membawa harum nama Fakultas Biologi UGM dirancah Nasional dan berharap ke tingkat Internasional nantinya. Sukses selalu untuk Budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman tersebut. Kami Bangga! (doc.Ike N.Nayasilana).

1…303132

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Sinergi UGM dan Masyarakat Karangmojo, Perkuat Ketahanan Pangan Lokal dan Dukung Program Gizi Anak Sekolah
  • [Hibah PkM-Desa Mitra] Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kampung Satwa dalam Rangka Mendukung Kegiatan Edu-Ekowisata
  • Pembukaan dan Courtesy Dinner Summer Course Internasional: Kolaborasi Fakultas Biologi UGM dan University of Technology Sydney Yogyakarta, 30 Juni 2025
  • Fakultas Biologi UGM dan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Sahkan Rencana Kerja Tahunan 2025 dan Perkuat Kolaborasi Konservasi Berkelanjutan
  • Kemajuan PkM Desa Mitra Sinduadi : Sosialisasi, Studi Lapang, dan Pemantauan “Pemberdayaan Produktivitas Kebun Budidaya Kelengkeng Lokal Unggul dan Polinator Klanceng di Kebun Sawetsari Fakultas Biologi UGM”
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY