telah menggelar “trauma healing” (penyembuhan dari rasa trauma) untuk sekitar 80 anak-anak korban merapi yang berada di barak pengungsian Pogung Rejo. Menurut Ramdhan Nugraha, selaku koordinator kegiatan, pembentukan posko trauma healing tersebut ditujukan untuk meringankan trauma paska bencana, mengembalikan keceriaan anak-anak, dan mengembalikan kegiatan belajar bermain, sehingga anak-anak tidak mengalami kejenuhan yang dapat berakibat pada depresi.
Mahasiswa Fakultas Biologi tampil sebagai inisiator pembentukan posko trauma healing dan bertindak sebagai pusat koordinasi segala bentuk kegiatan untuk anak-anak SD hingga SMA di pengungsian tersebut. Dalam perjalanannya, mahasiswa Fakultas Biologi bekerjasama dengan tim terapi anak dari ACT (Aksi Cepat Tanggap), Fakultas Psikologi UGM, Rumah Belajar Ceria, dan juga berkoordinasi dengan Kementrian Pendidikan Indonesia serta Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, untuk memastikan anak-anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak selama berada di lokasi pengungsian. “Disini, mahasiswa berperan sebagai fasilitator untuk memastikan anak-anak tetap mendapat pendidikan formal di sekolah negeri terdekat dan menyelanggarakan kegiatan pembelajaran psiokologis dan keagamaan, agar anak- anak tidak menjadi putus asa dengan dunianya dan tidak kehilangan orientasi untuk akhiratnya ”, ujar Ramdhan. Program trauma healing yang diadakan meliputi program belajar bersama, nonton bersama, aneka perlombaan untuk anak, dan EFT (Emotional Freedom Technik) yang merupakan terapi sugesti positif.