Menurut Kukuh Indra, anggota tim herpetology Biologi UGM, salah satu faktor yang menghantarkan tim ini mendapat gelar peneliti terbaik pada acara tersebut adalah kontinuitas dan konsistensi peneltian keanekaragaman herpetofauna di lereng selatan Merapi, dari tahun 2006 hingga 2010. “Selama ini penelitian seputar monitoring keanekaragaman herpetofauna di suatu daerah jarang dilakukan secara kontinu dari tahun ke tahun, padahal kontinuitas sangat penting untuk memantau keberadaan berbagai spesies, dan melihat perkembangan ekosistem lokasi penelitian”, sahut Kukuh.
Berdasarkan hasil penelitian tim herpetology Biologi UGM, ditemukan 37 spesies herpetofauna di lereng Selatan Gunung Merapi, dan empat diantaranya merupakan spesies endemik Jawa. Pasca erupsi Gunung Merapi 2010, data keanekaragaman herpetofauna dari tahun 2006 hingga tahun 2010 sebelum erupsi tersebut sangat berharga. Tim herpetology Biologi UGM turut berperan dalam inventarisasi keanekaragaman herpetofauna Gunung Merapi secara ex situ. Menurut Berry Fakhry, anggota tim herpetology Biologi UGM, dalam waktu dekat ini, tim herpetology Biologi UGM akan mengadakan penelitian seputar herpetofauna pasca erupsi merapi 2010. Herpetofauna merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan, keberadaan herpetofauna di suatu daerah dapat menjadi bioindikator perubahan lingkungan. “Apa yang berubah dari lingkungan di sekitar kita, dapat diketahui dengan memahami apa yang berubah dari herpetofauna ”, imbuh Berry dan Kukuh. (ardh 12/1/11)