Pada acara yang bertempat di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), di Bukit Glagahsari Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc menyampaikan pematerian seputar pentingnya kegiatan restorasi. Menurut beliau, penanaman pohon sama dengan menghasilkan sumber energi dan sumber daya alam yang baru. “ Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi masih sering diekspor untuk diolah di negara lain. Setelah jadi produk jadi masyarakat justru menjadi penikmat/pengimpor dari negara lain. Hal seperti itu sama dengan menyerahkan kemerdekaan kita”, papar beliau.
Menurut Akbar Reza, Ketua BEM Fakultas Biologi UGM, poin kunci dari acara restorasi tersebut, tidak hanya pada saat penanaman, tetapi justru pada keberlanjutnnya yaitu monitoring. Hal senada juga dikemukakan oleh Ketua Panitia Hari Bumi Fakultas Biologi UGM, Eza Darizki yang mengatakan bahwa pasca penanaman akan diadakan monitoring perawatan secara berkala. “Monitoring akan dilakukan seminggu sekali selama tiga bulan, meliputi penyiraman, tambal sulam bibit, dan register ulang”, ujar Eza.
Hutan Koesnadi masih dalam tahapan reboisasi atau penanaman kembali komponen tumbuhan guna mengembalikan fungsi utama lahan agar produktif. Dalam hal ini UGM banyak melibatkan multipihak untuk terjun dan membantu terselenggaranya pembuatan Hutan Koesnadi hingga perawatannya kelak. Tujuan lainnya yakni sebagai fasilitas untuk menunjang segala aktivitas akademik mahasiswa UGM yang dituntut untuk terjun langsung ke lapangan sebagai sarana belajar di alam dan mengenal alam secara langsung.
(ard&pan.hr bumi F.Bio UGM)
Foto by : pan.hr bumi F.Bio UGM