Bu Nuning menempuh studi S3 di Leiden University dan lulus pada tahun 2013. Pada kesempatan ini, beliau mempresentasikan hasil studinya dengan judul : βPyrrolizidine Alkaloid Variation in Jacobaea Plants : from Plants Organ to Cell Levelβ. Pyrrolizidine alkaloids (PAs) pada genus Jacobaea dipilih sebagai model untuk mempelajari keanakeragaman metabolit sekunder. Berdasarkan biosintesisnya, PAs pada genus Jacobaea dikelompokkan menjadi empat grup, yaitu senecionine-, jacobine,-erucifioline-, dan otosenin-like Pas. Pyrrolizidine alkaloids diketahui sebagai toksin dan detternts yang efektif bagi herbivore dan serangga. Pada penelitian tersebut, beliau menguraikan mengenai variasi Pas yang terdistribusi pada level organ, jaringan dan sel. Beliau menggunakan pendekatan metabolomic untuk mempelajari variasi PAs yang terdistribusi pada level jaringan dan sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akumulasi PAs pada Jacobaea plants memiliki pola yang spesifik.
Pak Donan, sebagai narasumber kedua, telah menyelesaikan S2 pada tahun 2008 di Negara Prancis. Judul penelitian beliau adalah βRe-evaluation of Ngawi 1 Cranium (Homo erectus, Java, IndonesiaI) Using 3D Images Assistance and Multi-Variance Analysisβ. Sebagian besar fosil yang ditemukan di Indonesia, terdiri dari kranium yang tidak lengkap dan diluar konteks stratigrafi. Kranium Ngawi-1 tergolong spesial, karena sebagian besar diselubungi dengan sedimen yang keras pada bagian basalnya. Untuk menganalisis dan mendiskripsikan karakteristiknya tidak mungkin dilakukan tanpa melepaskan atau menghilangkan sedimen tersebut. Oleh karena itu, Pak Donan menggunakan CT scan dan selanjutnya hasil scan tersebut dilakukan analisis dengan 3D software (Amira, Mimics) untuk mendeskripsikan karakteristik bagian basal pada kranium Ngawi-1. Hasil scan membuktikan bahwa karakteristik basal pada kranium Ngawi-1 menunjukkan : tonjolan pada occipital externa dengan crista occipitalis; torus occipitalis; apophysis basilar dengan fossette motochordale; foramen ovale bagian kiri terkikis; dan foramen ovale bagian kanan dengan foramen spinosum. Analisis morfologi dan morfometrik menunjukkan bahwa cranium Ngawi-1 memiliki kemiripan karakteristik yang sangat dekat dengan kelompok Ngandong-Sambungmacan. (up-p2mksa).