Fakultas Biologi kini dilengkapi kembali oleh dua dosen yang telah selesai menempuh gelar doktornya, penghargaan berupa presentasi kuliah umum yang diadakan di Fakultas Biologi, menghadirkan kedua dosen tersebut. Pembukaan kuliah umum yang dibuka oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Wakil Dekan bidang akademik Fakultas Biologi dan dihadiri oleh para guru besar (Profesor), dosen dan mahasiswa S3, Fakultas Biologi pada Rabu, 06 Januari 2016 ini menyambut meriah kehadiran kedua dosen tersebut, beliau adalah Dr. Slamet Widianto (lulusan FKH UGM) yang kini berada di Laboratorium Fisiologi hewan, Fakultas Biologi dan Dr. Hendry Tri Sakti Surya Gunawan Saragih (lulusan Jerman), berada di Laboratorium Struktur dan Perkembangan hewan, Fakultas Biologi. Kedua dosen ini memiliki dedikasi dan semangat yang tinggi melalui studi dan penelitiannya hingga diharapkan dapat mengharumkan Fakultas dan Universitas serta Indonesia di kacah dunia. Penelitian yang berisu pada hewan dan manusia dalam menggugah dunia akan arti penting ilmu pengetahuan.
Disertasi Dr. Slamet Widianto, terpapar bahwa kebutuhan daging ternak di Indonesia terus meningkat akan permintaan, namun demikian pemerintah belum sanggup untuk mencukupinya, sehingga harus import dari luar negeri (Singapura). Hewan ternak yang diimport dari luar negeri terkadang tidak diketahui kondisinya, apakah hewan tersebut dalam kondisi baik ataukah dalam kondisi stress, yang menyebabkan kualitas dari daging tidak enak dikonsumsi (daging keras atau memiliki rasa yang kurang enak). Dalam penanganan manajemen satwa ternak sebenarnya telah diatur dalam UU kesejahteraan satwa (UU animal walfare), SOP ini tersusun dengan jelas bagaimana satwa tersebut dalam kondisi baik dan nyaman dengan kebutuhan pakan, minum, lingkungan serta kesehatannya. Penelitian beliau mendapatkan hasil bahwa kondisi satwa ternak yang stress pada pra-penyembelihan akan berdampak pada kualitas daging. Uji coba ini dilakukan pada sapi ternak di sekitar rumah potong ternak daerah Pleret, Bantul, Yogyakarta melalui metode FTIR – invasive spesies (metode tanpa menyakitkan satwa uji). Sampel penelitian berupa syaraf katekolamin dan hormone kortisol yang diambil dengan jeda waktu pra-penyembelihan antara 8-12 jam, mendapat informasi jelas bahwa hewan ternak yang stress saat pra-penyembelihan menghasilkan kualitas daging yang kurang baik, kekerasan dan kekenyalan daging adalah faktor utama dari kualitas daging yang kurang baik. Stressnya hewan tersebut akibat tidak mengindahkan animal walfare, hewan dengan penuh tekanan dari manusia disekililingnya hingga ruang yang sempit dan masa waktu pemindahan (transportasi saat perjalanan menuju penyembelihan). Uji syaraf katekolamin dan hormone kortisol dengan struktur kimia yang sama yaitu terdapat NH2 dan CH3 menggambarkan analisis spectra yang baik. Korelasi 0,8 dari kedua data tersebut tergambar pada areal pengelompokan dalam spectra yang terjadi saat pra-penyembelihan menjadi informasi penting. Dengan demikian, beliau berpendapat bahwa penanganan manajemen satwa ternak sembelihan dapat dikelola dengan baik dengan mengindahkan UU animal walfare. Beliau berharap, kepada pemerintah agar dapat memonitor kembali mengenai hewan ternak import yang masuk ke Indonesia.
Sementara, disertasi Dr. Hendry Tri Sakti Surya Gunawan Saragih telah menghasilkan 3 publikasi internasional dengan point index scopus lebih dari 5. Penelitian yang berisu pada gangguan jantung dengan judul “PECAM-1: Dependent regulation and protective effect of heme oxygenase-1 in the endothelium”, menyatakan bahwa impact besar pada penelitiannya berada pada Oxygenase-1 dan Endothelium. Penelitian yang mendapat penghargaan terbaik di Universitasnya di Jerman, menjadi inspirasi penting bagi Fakultas Biologi, terutama dalam memotivasi mahasiswa S3 yang saat ini masih melalukan studinya. Penelitian dengan filosofi: “Integreted, Barrier and Modulation” ini memberikan informasi penting akan organ penyusun dalam suatu organisme (manusia), kerjasama atau kolaborasi yang tepat antar satu bagian dengan bagian lainnya menjadi informasi penting pada tubuh dalam menjaga kondisinya agar tetap baik, sementara barrier yang ada sebagai batasan dalam pengendalian agar kondisi tetap terjaga lebih baik. Beliau menggambarkan bahwa sel darah putih yang bekerja dengan baik ketika terjadi peradangan pada salah satu organ tubuh. Hal inilah, yang dibahas mengenai PECAM-1 yang bergerak atau berpindah, akibat gen anti inflamasi yang berubah atau berpindah, dimana gen tersebut berfungsi sebagai integrated. (Ike N.Nayasilana – Mahasiswa S3 Biologi)