Budidaya Kelengkeng yang telah dilakukan oleh Fakultas Biologi kini memberi hasil yang yang lebih baik, melalui program budidaya tanaman melalui metode somaklonal okulasi (sambung pucuk) tersebut, siap membuahkan Kelengkeng Super Sleman (KSS) yang Segar. Keterampilan dalam tekhnik pengembangan secara detail dan teliti mulai dari penyiapan media tanam, tekhnik somaklonal okulasi, evaluasi kesehatan tanaman yang sakit, pemotongan tunas apical (memperbanyak cabang sehingga tanaman mampu menghasilkan lebih banyak buah), suplai nutrisi yang mencukupi, induksi pembungaan melalui pemanfaatan hormon pembungaan, dan program fase istirahat pasca produksi buah menjadi bagian dari aktivitas Bapak Yusuf Sulaiman selaku staf Fakultas Biologi UGM. Kegiatan budidaya ini juga tengah mengharumkan Fakultas Biologi UGM ke berbagai lokasi mulai dari Pulau Jawa, Sumatera, maupun Kalimantan. Penyuluhan akan arti penting penghijauan sekaligus dapat memberikan hasil buah yang segar menjadi daya tarik tersendiri dalam kegiatan budidaya KSS. Berikut hasil somaklonal okulasi yang telah berhasil bibit unggul.
Bibit-bibit hasil somaklonal okulasi yang berhasil di tanam dalam media tanam (polybag), kemudian akan dilakukan perawatan hingga tumbuh sehat dan subur dengan tinggi minimal antara 60-80 cm sebelum dipindahkan ke lapangan atau kebun, namun jika perawatan menginginkan untuk tetap di dalam pot, maka pemindahan atau penggantian media tanam melalui pot besar dengan diameter minimal 70 cm. Hal ini memberi leluasa pada tanaman tersebut untuk tumbuh besar dan sehat hingga menghasilkan buah yang banyak dan besar. Tanaman ini akan menghasilkan buah perdana pada umur 2 tahun. Saat ini tanaman-tanaman yang telah berumur 2 tahun kini telah berbunga kembali dalam selang waktu 45 hari dari masa istirahat dari berbuah sebelumnya. Tanaman yang telah berbunga ini secepatnya dilakukan pembungkusan dengan jaring kelelawar, untuk menghindari buah yang rusak akibat serangga ataupun kelelawar. Berikut tanaman yang telah berbunga dan siap menunggu hasil (buah).
Dengan demikian, ternyata melakukan budidayakan tanaman kelengkeng sangat prospektif, minimal mampu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat terhadap gizi yang mengarah pada peningkatan permintaan masyarakat terhadap buah-buahan. Sementara sisi lain, melalui agribisnis tanaman kelengkeng, mampu memberikan pendapatan daerah dan sumber devisa negara. Hal ini sulit dipungkiri bahwa permintaan pasar terhadap buah kelengkeng saat ini cukup besar. Semoga peningkatan devisa negara melalui Fakultas Biologi tersebut dapat terwujud.