“Climate Change: Impact on Food Security”
Dio Nardo Wijaya
Master Student
Faculty of Biology
Universitas Gadjah Mada
Email : dio.nardo.w@mail.ugm.ac.id
Dio Nardo Wijaya, mahasiswa Program Magister minat Biologi Molekular dan Genetika Fakultas Biologi UGM mendapatkan kesempatan untuk mengikuti “FSC-UC Summer School 2016” di Kasetsart University, Thailand dengan tema “Climate Change: Impact on Food Security” yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juli sampai 11 Agustus 2016.
Program FSC-UC Summer School 2016 ini membahas mengenai perubahan iklim serta dampaknya bagi ketahanan pangan di seluruh dunia khususnya di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Program ini diselenggarakan yang bekerja sama dengan the Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA); the Southeast Asian University Consortium for Graduate Studies in Agriculture and Natural Resources (UC); the Food Security Center (FSC) of the University of Hohenheim , Germany dan the German Academic Exchange Service (DAAD) sebagai pemberi dana.
Program ini terdiri dari tiga modul yang berkaitan dengan dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian dan produksi makanan. Setiap modul terdiri atas perkuliahan/teori, studi kasus, diskusi dan kunjungan lapangan. Semua rangkaian kegiatan dalam program ini menuntut keaktifan dari para pesertanya dan saya beruntung mendapatkan teman-teman yang luar biasa dalam program ini. Semua peserta yang berasal dari berbagai negara lain seperti Malaysia, Myanmar, Kamboja, Laos, Filipina, Pakistan, Thailand, Ghana, Kamerun, Kenya, El Salvador, Kontarika, Kolumbia dan Argentina begitu aktif berpartisipasi dalam rangkaian program ini. Kami saling bertukar cerita mengenai kondisi dan permasalahan akibat perubahan iklim dari masing-masing negara.
Modul 1 yang berlangsung dari tanggal 25 hingga 29 Juli 2016 membahas mengenai perubahan iklim dan dampaknya bagi akuakultur/perikanan. Modul ini diampu oleh Dr. Sukrit Nimitkul. Beliau merupakan dosen Fakultas Perikanan di Kasetsart University. Dalam modul ini, saya bersama peserta lain dibawa untuk memahami apa sebenarnya perubahan iklim dan bahaya yang bisa ditimbulkannya khususnya dalam bidang akuakultur/perikanan. Sealin itu semua peserta juga diberikan pengetahuan mengenai kondisi akuakultur/fisheries di Thailand dan teknologi serta sistem yang digunakan oleh pembudidaya ikan di Thailand dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim.
Modul 2 yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 5 Agustus 2016 membahas mengenai perubahan iklim dan dampaknya bagi peternakan. Modul kedua ini diampu oleh Dr. Jean Rust. Beliau merupakan peneliti dari Dohne Agricultural Development Institute, Afrika Selatan. Pemahaman mengenai modul kedua ini mengambil studi kasus dari peternakan di Afrika Selatan. Berbagai solusi yang coba diterapkan pada peternakan di Afrika Selatan seperti pemilihan indukan unggul hingga masalah nutrisi dan kesehatan hewan ternak dikaji dalam modul ini. Selain itu, pemanfaatan kotoran ternak dan cahaya matahari sebagai sumber energi juga sangat penting untuk dilakukan disana.
Modul 3 yang merupakan modul terakhir berlangsung dari tanggal 8 hingga 11 Agustus 2016 membahas mengenai bagaimana menerapkan sistem pertanian pintar dengan memanfaatkan teknologi seperti satelit dan robot. Modul ini diampu oleh Dr. David Reiser. Beliau merupakan dosen dari University of Hohenheim, Jerman. Dalam modul ini diajarkan dan didiskusikan mengenai sistem pemetaan menggunakan satelit, bagaimana mengukur variasi kerenggangan tanah menggunakan proximal sensing dan remote sensing, positioning systems (Global Navigation Satellite Systems (GNSS), Global Positioning System (GPS) dan Real Time GPS (DGPS)), sistem koordinat, digital images, dan kontrol mesin serta robot. Teknologi ini diharapkan mampu mengatasi permasalahn pertanian akibat perubahan iklim, meskipun untuk merapkannya di negara berkembang msaih sangat sulit.
Setelah mengikuti ketiga modul ini semua peserta diharapkan mampu mengembangkan ide sebagai solusi untuk menjaga ketahanan pangan di negaranya masing-masing mengingat perubahan iklim yang terjadi berpotensi besar mengancam ketahanan pangan di seluruh dunia. Sebagai salah satu peserta dari program ini saya merasa program ini memberikan banyak sekali pengetahuan baru bagi saya dan semoga pengetahuan ini dapat saya pergunakan sebaik-baiknya.