Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi permasalahan utama kesehatan di Indonesia dengan tingginya kasus kematian dan jumlah penderitanya. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah penderita demam berdarah pada Januari-Februari 2016 sebanyak 8.487 dengan jumlah kematian 108 orang. Berbagai upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah sudah dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat melalui program pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Namun begitu,angka kasus demam berdarah di Indonesia masih tergolong tinggi.
Prihatin terhadap kondisi ini, sejumlah peneliti yang tergabung di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM mencoba mencari terobosan dalam memberantas demam berdarah. Mereka meneliti dan mengembangkan tanaman yang berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku obat, termasuk sebagai bahan baku obat anti nyamuk.
“Fakultas Biologi UGM berhasil mengembangkan tanaman melon yang berpotensi digunakan sebagai bahan obat anti nyamuk yaitu Gama Melon Parfum,” jelas Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiyadi Daryono,M.Agr.Sc., Rabu (7/12) di Fakultas Biologi UGM.
Gama Melon Parfum ini merupakan kultivar melon baru yang berhasil dikembangkan Fakultas Biologi UGM. Penelitian kultivar melon baru ini berlangsung sejak tahun 2011diketuai oleh Budi Daryono. Gama Melon Parfum memiliki ukuran kecil dengan berat rata-rata 200-350 gram. Melon ini memiliki ornamen kulit buah yang unik menyerupai batik, menghasilkan aroma harum, hanya saja rasa buahnya pahit.
Gama Melon Parfum mengandung flavonoid dan terpenoid yang tinggi. Kedua senyawa tersebut terbukti ampuh untuk membunuh jentik nyamuk. Selain itu, dengan kandungan volatile yang tinggi menjadikan melon tersebut memiliki aroma yang wangi. Aroma ini tidak disukai oleh nyamuk sehingga bisa dimanfaatkan untuk obat anti nyamuk.
Dari hasil uji efektivitas ekstrak buah Gama Melon Parfum terhadap nyamuk demam berdarah diketahui persentase rata-rata daya proteksi terhadap nyamuk dari ekstrak kulit dan dan daging buah sebesar 95,61 persen dan 99, 35 persen.
“Ini membuktikan bahwa Gama Melon Parfum sangat potensial dikembangkan menjadi lotion anti nyamuk maupun dijadikan serbuk pengganti abate,” kata Budi Daryono.
Gama Melon Parfum ini tidak hanya terbukti ampuh untuk digunakan sebagai anti nyamuk. Namun, penggunaan melon ini dapat menjadi alternatif obat anti nyamuk yang ramah lingkungan.
Budi Daryono menegaskan bahwa Fakultas Biologi UGM terus mendorong penelitian dan penciptaan berbagai inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat, industri, dan kepentingan nasional, termasuk dalam bidang biomedis.
“Riset terus kita perkuat dan mendorong Fakultas Biologi menjadi Innovative Faculty serta menjadi pusat unggulan dalam pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati tropika,”pungkasnya. (Humas UGM/Ika)