Dua staf Fakultas Biologi, baru saja menyelesaikan studi doktoralnya. Masing – masing adalah drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. dari lab Entomologi, dan Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Sc. Keduanya menyampaikan hasil penelitiannya selama menempuh studi doktoral kepada civitas akademika Fakultas Biologi UGM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa paskasarjana.
Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. telah menyelesaikan studinya di Cardiff University, UK dengan fokus riset pada kajian penanggulangan vektor penyakit yang disebabkan oleh beberapa serangga seperti nyamuk, ngengat dan serangga hama lainnya. Beliau meneliti biokontrol terhadap vektor, yakni bakteri yang dapat menyebabkan toxin pada serangga, dan fokusan beliau pada spesies Lysinibacillus sphaericus.
Penanggulangan vektor penyakit selama ini masih lebih dominan dengan menggunakan senyawa kimia, yang justru merupakan solusi yang cukup mahal dan dapat memberikan dampak kerusakan lingkungan. Alternatif yang dapat menjadi prospek yang cukup baik terhadap penanggulangan vektor penyakit ini salah satunya dengan menggunakan organisme yang dapat mengganggu metabolisme terhadap serangga yang menjadi hama ataupun vektor penyakit. Organisme yang menjadi agen penghambat tersebut kita kenal dengan istilah organisme biokontrol, juga dapat digunakan sebagai biopestisida.
Lysinibacillus sphaericus memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa toxin yang spesifik terhadap beberapa jenis nyamuk. Dr. Hari pada penelitiannya berupaya memetakan gen yang berperan untuk menghasilkan toxin dan juga mempelajari mekanisme toxin yang terjadi.
Pematerian kedua disampaikan oleh Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si. yang baru saja menyelesaikan studi doktoralnya di Faculty of Science and Engineering, University of Groningen, Belanda. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan hasil penelitian beliau yang mengenai, “Enzymatic Biodiesel Synthesis Using Novel Process Intensification Principles”. Penelitian tersebut merupakan bagian dari proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan beberapa institusi di Belanda untuk menjawab tantangan energi dunia melalui pengembangan energi terbarukan dari biodiesel.
Dr. Ilmi mencoba untuk meningkatkan proses efisiensi pengolahan biofuel dari bahan hayati dengan penggunaan enzim lipase pada reaktor yang sedang dikembangkan di Groningen. Reaktor yang digunakan, Continuous Centrifugal Contractor Separator (CCCS), merupakan modifikasi alat sentrifugator yang digunakan untuk memisahkan dua fase cairan. Reaktor ini cukup kecil dan diharapkan di masa depan dapat menjadi reaktor portable yang mudah dibawa ke daerah-daerah terpencil. Meskipun demikian, dikarenakan kecepatan sentrifugasi dari reaktor tersebut, perlu diketahui apakah sheer stress yang dihasilkan akan mempengaruhi kinerja dari enzim lipase dalam mengubah substrat menjadi biodiesel. Selain itu, dengan menerapkan konsep zero waste technology, Dr. Ilmi juga mencoba untuk mengolah limbah hasil proses ekstraksi biodiesel menjadi media untuk memproduksi enzim lipase dari fungi.
Penelitian Dr. Ilmi menunjukkan sistem bioreaktor portable yang dikembangakan mampu mengolah minyak dari tumbuhan menjadi biodiesel dengan efisiensi yang tinggi melalui penggunaan enzim lipase. Penggunaan enzim lipase yang di-immobilisasi dapat meningkatkan daya tahan dari enzim, sehingga mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk membeli enzim yang fresh pada setiap prosesnya. Selain itu, limbah dari tanaman yang digunakan dalam proses pembuatan biodiesel dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur untuk produksi lipase.
Diharapkan, hasil dari penelitian Dr. Ilmi dapat diaplikasikan menjadi “Mobile Biodiesel Production Unit” untuk memfasilitasi produksi biodiesel dari bahan alam yang tersedia di pelosok Indonesia.