Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai salah satu daerah dengan kekayaan budaya lokal dan seni di Indonesia. Dari berbagai kerajinan tangan, batik, hingga berbagai peninggalan sejarah dapat ditemukan di Provinsi yang terletak di tengah-tengah pulau Jawa ini. Namun, dibalik itu semua, D.I. Yogyakarta juga memiliki kekayaan alam yang tidak kalah uniknya dengan alam di daerah lainnya. Kekayaan alam di D.I. Yogyakarta kini juga menjadi daya tarik wisata yang kian mendapatkan sorotan publik. Dalam rangka meningkatkan pengetahuan pengelola pariwisata D. I. Yogyakarta, Fakultas Biologi hadir dan memberikan pemaparan terkait Flora dan Fauna di Yogyakarta pada kegiatan Sertifikasi dan Pelatihan Pramuwisata Lokal khusus Kraton, Tamansari, Pura Pakualaman.
Sebagai salah satu materi dari rangkaian kegiatan sertifikasi dan pelatihan ini, Fakultas Biologi UGM yang diwakili secara langsung oleh Dekan, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., menyampaikan materi di hadapan belasan pemandu wisata lokal atau khusus D. I. Yogyakarta di ruang Mahoni Hotel Gowongan Inn Jl. Gowongan Kidul No. 50 Yogyakarta pada Kamis lalu (21/9). Dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia D. I. Yogyakarta bekerjasaman dengan BNSP, LSM Pramindo, Dr. Budi menyampaikan bahwa beberapa flora dan faun yang terdapat di Yogyakarta selain memiliki nilai filosofis, juga memiliki kontribusi terhadap lingkungan . Yogyakarta juga memiliki ekosistem gumuk pasir yang hanya terdapat dua di dunia. Tidak hanya di pesisir pantai, Di kawasan gunung Merapi terdapat pula beberapa spesies endemik yang hanya ditemukan di lokasi tersebut, antara lain adalah Anggrek Vanda (Vanda tricolor var. suavis) yang dikembangkan oleh Fakultas Biologi sebagai pionir penelitian anggrek di Indonesia.
Dengan mengetahui potensi flora dan fauna yang terdapat di Yogyakarta, Pemerintah diharapkan bisa menjaganya dan menjadikannya sebagai potensi yang patut dilestarikan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ”Disamping itu kegiatan ini juga dalam rangka memperkenalkan kontribusi Biologi untuk peningkatan dan pengembangan pariwisata khususnya di D.I. Yogyakarta dan ke depannya di Indonesia”, tambah Dr. Budi.