Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat, tiga orang dosen dari Fakultas Biologi UGM memberikan penyuluhan sekaligus berbagi inspirasi tentang biogas, pupuk organik, dan mikrobia tanah pada Kelompok Tani Makmur dan Kelompok Ternak Sedya Makmur, Desa Wukirsari Cangkringan, Sleman. Acara ini dilaksanakan pada Selasa (26/9) di rumah Ketua Kelompok Tani Makmur, Takiyat.
Ketiga dosen Fakultas Biologi tersebut, yaitu Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes. (dosen Parasitologi, Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc. (dosen Fisiologi tumbuhan) dan Abdul Rahman Siregar, S.Si., M.Biotech (dosen Mikrobiologi) yang memberikan penyuluhan terkait bidang keahlian mereka. Hery memaparkan tentang cacing tanah dan cara pembuatan vermicompost, sementara Dwi berbagi tentang pembangunan reaktor biogas dan pemanfaatan sludge biogas sebagai pupuk organik plus untuk lahan para petani. Abdul menyampaikan pemanfaatan mikrobia tanah dan cara mengantisipasi penularan mikrobia parasit dari kotoran ternak dan lingkungan. Dalam kesempatan ini pula, Dwi sebagai grantee Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat berbasis Desa Binaan, menyampaikan hasil kerjanya di Wukirsari sekaligus hasil risetnya.
Penyuluhan kali ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh tim pengabdian ini, Dwi sejak tahun 2013 hingga saat ini telah melakukan program pengabdian kepada masyarakat di Desa Wukirsari dengan pendanaan dari LPPM UGM (Hibah Teknologi Tepat Guna, Hibah Desa Binaan dan KKN PPM UGM Antar Semester). Sepanjang pelaksanaan program pengabdian tersebut, Dwi berkolaborasi dengan kolega dari Fakultas Biologi maupun dari fakultas lain bahkan dari mitra swasta. Saat ini , hasil kerja tim pengabdian dari Fakultas Biologi tersebut terlihat dengan telah dibangunnya empat reaktor biogas berbahan feces sapi, pembuatan demplot pertanian padi organik, demplot pertanian cabai organik dan produksi biofertilizer serta pestisida organik berbahan urin sapi.
“Desa Wukirsari mempunyai potensi besar menjadi desa produsen pertanian organik, karena bahan baku pupuk organik baik dari kotoran ternak maupun bahan lain sangat melimpah. Petani dan peternak desa ini juga sangat antusias mewujudkan hal itu,”ungkap Dwi, Kamis (28/9).
Menurut Dwi, mereka bertekad mendampingi petani peternak desa ini sampai terwujud desa Wukirsari Mandiri Organik, pupuk dan pestisida diproduksi sendiri, hasil pertanian organik untuk konsumsi dan komoditas, serta terwujudnya pertanian organik tanpa residu dengan pembangunan biogas di seluruh pedukuhan. (Humas UGM/Satria)