Masjid Al Hayat Fakultas Biologi UGM telah berdiri sejak 14 Maret 1976. Masjid yang awalnya diberi nama “Mushola Al Hayat” tersebut sangat bernilai historis karena merupakan mushola pertama di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Mushola ini tercatat hanya sekali mengalami perluasan, yaitu pada tahun 1995.
Seiring dengan waktu, Masjid Al Hayat sudah tidak mampu lagi menampung sholat berjama’ah dalam sekali waktu dikarenakan meningkatnya jumlah jama’ah. Jama’ah masjid merupakan civitas akademika beragama Islam dari Fakultas Biologi dan mahasiswa praktikum Biologi Umum dari luar fakultas dengan jumlah kurang lebih 2.500 orang. Para dosen, karyawan, dan mahasiswa yang akan menjalankan sholat terpaksa bergiliran sampai beberapa kali, sehingga banyak menyita waktu.
Selain mempunyai arti penting dalam berbagai aspek kehidupan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, masjid juga memiliki fungsi utama yaitu sebagai titik pusat kegiatan islam bagi masyarakat khususnya yang tinggal di lingkungan sekitarnya maupun masyarakat umum.
Mengingat akan beberapa urgensi tersebut, maka Fakultas Biologi UGM mencanangkan relokasi masjid Al-Hayat ke lokasi baru yang juga berada di dalam kawasan Fakultas Biologi UGM. Pembangunan masjid yang proses pembangunannya diketuai secara langsung oleh Ketua Takmir Masjid Al-Hayat, Dr. Slamet Widiyanto, M.Sc., ini diawali dengan proses pengumpulan dana. Selain itu, sebagai permulaan, dilakukan peletakan batu pertama yang dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan puncak Dies Natalis Fakultas Biologi UGM ke-62 pada Selasa lalu (19/9).
Prosesi peletakan batu pertama ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr, Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., Ketua Senat Fakultas Biologi, Prof.Dra.A. Endang Sutariningsih Soetarto, M.Sc., Ph.D., dan Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si, yang juga merupakan alumni Fakultas Biologi UGM.
“Sebagaimana Rasulullah SAW. memfungsikan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah maghdoh dalam rangka hablumminallah, tetapi juga masjid sebagai ma’had seperti pusat penerangan dan informasi, pusat pendidikan dan pengajaran, serta pusat kegiatan sosial dan ekonomi dalam rangka hablumminannas.”, tutur Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., Dekan Fakultas Biologi UGM.