Memiliki hubungan kerjasama penelitian yang baik antara Jepang dan Indonesia, Fakultas Biologi UGM turut memperkuat hubungan ini dengan menjalin kerjasama dengan beberapa Universitas di Jepang, salah satunya adalah Yamagata University. Menindaklanjuti kunjungan perwakilan dari Yamagata Univeristy, Jepang pada pertengahan November tahun 2015 silam dan penandatanganan kerjasama akademik dan riset yang tertulis dalam Memorandum of Agreement (MoA) agustus lalu, kini delegasi Yamagata University datang kembali ke Fakultas Biologi UGM untuk mendiskusikan kerjasama yang akan dilakukan oleh kedua belah pihak. Diskusi yang dilakukan pada selasa lalu (21/11) ini dihadiri oleh 4 orang delegasi dari Yamagata University,yaitu 3 staff dari Faculty of Science, Prof. Yokoyama, Prof. Fujiyama, dan Prof. Miyazawa serta satu staff dari Faculty of Agriculture, Dr. Sato. Dari pihak Fakultas Biologi UGM, hadir juga Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama, Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., dan beberapa jajaran dosen di Fakultas Biologi UGM.
Bertempat di Ruang Sidang Atas Fakultas Biologi UGM, diskusi antara Fakultas Biologi UGM dan Yamagata University membicarakan terkait aktivitas yang dapat dilakukan bersama seperti pertukaran pelajar, baik dengan maupun tanpa credit transfer, dan riset kolaborasi yang salah satunya adalah penelitian antara Laboratorium Entomologi Fakultas Biologi UGM dengan Prof. Fujiyama. Selain itu, publikasi riset bersama, join workshop, join seminar dan visiting professor juga direncanakan sebagai bagian dari kerjasama. Tak kalah penting, penulisan proposal bersama juga akan dilakukan guna mengundang visiting professor, mendaftar program JSPS dan KLN untuk join riset dan workshop. Untuk bisa mengetahui potensi-potensi yang dimiliki di kedua institusi, dilakukan juga presentasi profil masing-masing fakultas sehingga akan memudahkan kolaborasi dengan tema yang sesuai.
“Ini adalah bukti nyata dari penandatanganan MoA yang tidak sia-sia implementasinya”, tambah Dr. Budi terhadap diskusi yang merencanakan kerjasama penelitian hingga tahun 2019.
Dalam pemaparan rencana kerjasama penelitian, Prof. Yokoyama menjelaskan bahwa Indonesia dan Jepang memiliki persamaan dan perbedaan yang sangat menarik untuk dikaji lebih jauh. Indonesia dan Jepang sama-sama berada di perbatasan lempeng tektonik sehingga terdampak oleh aktivitas kegunung-apian dan juga gempa bumi. Namun, perbedaan lokasi dimana Indonesia terletak di kawasan tropis sedangkan Jepang di kawasan beriklim sedang. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan antara lain adalah terkait pengaruh perubahan lingkungan terhadap biodiversitas, baik keanekaragaman hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme, dan juga membandingkannya di ekosistem tropis dan ekosistem iklim sedang.