ASEAN Synchrotron Science Camp merupakan program short courses dalam bidang science yang diselenggarakan oleh Synchrotron Light Research Institute (SLRI), Thailand. SLRI merupakan bagian dari Suranaree of University (SUT) dan berdiri dibawah Kementrian Sains dan Teknologi Thailand. Program ini dikhususkan bagi mahasiswa S1 dengan kriteria minimal yang sedang menempuh semester 5, juga mahasiswa S2 dan S3 di seluruh negara ASEAN. Adapun persyaratan untuk dapat mengikuti program ini disediakan secara detail dalam web Synchrotron Light Research Institute (SLRI). Program ini telah dilaksanakan 6 kali, dimulai dari tahun 2011 yang selalu menuai kesuksesan seperti berbagai peserta yang berasal dari negara ASEAN, beragam status mahasiswa, beragam bidang studi, hingga beragam latar belakang penelitian.
Pada tahun 2017, Synchrotron Light Research Institute (SLRI) berkolaborasi dengan Thailand Institute of Nuclear Technology (TINT) menyelenggarakan The 6th ASEAN Synchrotron Science Camp yang dilaksanakan pada tanggal 27 November-1 Desember 2017 di Faculty of Science, Kasetsart Univeristy (KU) Bangkok dan SLRI, Nakhon Ratchasima Thailand. Adapun jumlah peserta yang berhasil lolos untuk mengikuti program tersebut yaitu 83 mahasiswa dengan 1 berasal dari Cambodia, 33 dari Indonesia, 12 dari Malaysia, 1 dari Myanmar, 8 dari Philippines, 18 dari Thailand, dan 10 dari Vietnam. Dari sejumlah 83 mahasiswa yang dapat mengikuti program tersebut, Fakultas Biologi UGM berhasil mengirimkan satu delegasi yaitu Rikha Riski Kurnia (2014).
Kegiatan yang berlangsung dalam acara ASEAN Synchrotron Science Camp secara garis besar yaitu lecture, mini project dan sub-group activities. Pada hari pertama, tanggal 27 November 2017 kegiatan berlangsung di Faculty of Science, Kasetsart University (KU), Bangkok. Adapun rangkaian kegiatan pada hari tersebut yaitu neutron symposium seperti pengenalan Thailand Institute of Nuclear Technology (TINT), Asia-Oceania Neutron Scattering Association (AONSA), Australian Centre for Neutron Scattering (ANSTO), dan Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI) yang dipresentasikan oleh pembicara dari Thailand, Jepang, Australia, dan Korea. Selain itu, terdapat sesi lecture mengenai Neutron Scattering Application. Meskipun materi yang dipaparkan adalah ilmu fisika, namun Rikha (2014) menemukan hal baru seperti Sterile Insect Technique (SIT) untuk memanage populasi lalat buah yang telah dikembangkan oleh Thailand Institute of Nuclear Technology (TINT), dan Food Irradiation Technology yang digunakan menghambat pertumbuhan tanaman kerdil, mengendalikan serangga pada tanaman, desinfektan terhadap buah segar yang diekspor dari negara USA, serta mengurangi mikroorganisme patogen.
Pada tanggal 28 November-1 Desember 2017 kegiatan berlangsung di Synchrotron Light Research Institute (SLRI), Nakhon Ratchasima. Adapun rangkaian kegiatan yaitu lecture mengenai teknologi synchrotron, pengenalan dan kunjungan beam-line, pengenalan beasiswa CERN, DESY, HGS-HIRe Summer Student Program, dan melakukan praktikum pada masing-masing beam-line.
Pada program the 6th ASEAN Synchrotron Science Camp 2017 peserta yang lolos akan ditempatkan pada kelompok mini project untuk melakukan praktikum atau menggunakan beam-line secara langsung. Terdapat 12 kelompok yang merupakan jumlah beam-line hasil energi synchrotron dalam berbagai macam penelitian, yaitu : The secret of sapphires (BL.1.1), Microtomography of our skeleton : an inside look at bone, SAXS analysis of gold nanoparticles, BL2.2, Characterizes the diamond-like carbon (DLC) films by using XPS and NEXAFS technique, Spectroscopic photoemission, Synchrotron based FTIR microspectoscopy : Study of biochemical composition of human cells, The study of uptake and distribution of Zn element in bean sprout, Protein X-Ray diffraction, Radio Frequency Technology for accelerator, Magnet Technology, dan SLRI Beam Test Facility.
Seluruh kegiatan pada masing-masing beam-line akan dipresentasikan pada hari terakhir, 1 Desember 2017 oleh masing-masing kelompok.
Menurut Rikha (2014), acara ASEAN synchrotron science camp merupakan program yang sangat bagus, terstruktur dan tepat waktu. Hampir seluruh rangkaian kegiatan tidak pernah mundur. Panitia dan seluruh peserta sangat ramah dan saling menghargai proses pembelajaran. Program ini tidak hanya mengajarkan pengetahuan baru tetapi juga toleransi, leadership, kekeluargaan dan kebersamaan.
Tujuan diselenggarakan program ini yaitu mengenalkan teknologi synchrotron karena merupakan satu-satunya di Negara ASEAN, membangun jaringan antar peneliti di Negara ASEAN. Pihak Synchrotron Light Research Institute (SLRI) sangat terbuka dan free access bagi peneliti yang akan melakukan penelitian berbasis synchrotron. Adapun tahapan pendaftaran dan pengajuan proposal dapat dilihat secara langsung dalam web SLRI.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi Setiadi Daryono, Ph.D. menyatakan harapannya semoga dengan mengikuti program ASEAN Synchrotron Science Camp., para mahasiswa Indonesia khusunya dapat menjalin hubungan antar peneliti dalam bidang science, mengasah kemampuan dalam penerapan ilmu science, meningkatkan leadership, serta menumbuhkan rasa toleransi demi kesejahetraan kemajuan peradaban dunia.