Batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui karena pembentukan batubara berlangsung selama 600 juta tahun yang lalu, sehingga batubara yang saat ini dieksploitasi terbentuk pada zaman kaboniferous, yaitu dimana kondisi udara di bumi didominasi oleh unsur karbon. Untuk memanfaatkan batubara tersebut maka dibuatlah lubang tambang, salah satunya adalah lubang galian tambang blok J dengan luas 2 Ha dan kedalaman 100 m yang dikerjakan oleh PT.Kaltim Prime Coal. Kegiatan tersebut tentu sangatlah merusak kondisi tanah sehingga apabila akan dilakukan remediasi maka hal pertama yang harus dilakukan adalah membenahi tanah terlebuh dahulu, sehingga tumbuhan dapat tumbuh dilahan tersebut.
Perbaikan sifat fisik tanah dilakukan dengan mencampur antar lapisan horizon tanah dengan galian, sehingga tanah menjadi berkerikil. Selanjutnya remediasi yang dilakukan adalah menggunakan tanaman yang dikenal dengan fitoremediasi. Fitoremediasi berfungsi untuk menjerap unsur logam seperti ferri (Fe 3+) ,Al3+ sehingga menjadi khelat (ikatan antara logam dan asam organik karena tanaman). Tujuan dari fitoremediasi adalah menghilangkan unsur beracun dalam tanah. Terakhir adalah proses mengembalikan kesuburan tanah dengan menggunakan terra pretta (tanah hitam) yaitu dengan menggunakan biochar, kompos, dan POC (Pupuk Organik Cair).
Untuk melaksanakan upaya penyelamatan lahan bekas tambang ini, Delegasi Fakultas Biologi UGM melakukan pertemuan dan presentasi dengan pihak PT.Pupuk Kalimantan Timur (PUPUK KALTIM). Kegiatan yang dilaksanakan pada 11-13 Desember 2017 ini dilakukan di 2 lokasi, yaitu di PT.Pupuk Kalimantan Timur (PUPUK KALTIM) serta survey lahan pasca tambang di PT.Kaltim Prime Coal (KPC). Delegasi dari Fakultas Biologi UGM diwakili langsung oleh Dekan Fakultas Biologi, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc., dan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama, Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. Selain dari Fakultas Biologi, hadir pula seorang mahasiswa dari Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu Tanah UGM, yaitu saudara Andrian Oktadhitama Nasution. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui situasi lahan pasca tambang secara kualitatif sehingga dapat menentukan langkah yang tepat untuk reklamasi dan remediasi lahan pasca tambang batu bara di PT. Kaltim Prime Coal.
Dalam presentasinya, Dr. Budi memaparkan terkait produk-produk hasil penelitian Fakultas Biologi UGM yang diperkirakan dapat di tanam di lahan pasca tambang Batubara di PT.Kaltim Prime Coal, antara lain adalah melon hikapel, melon melonia, meloni, dan melona. Ada juga komoditas jagung dengan kultivar Gama Jagung, yaitu jagung berwarna merah dan rasa manis.
“Lahan yang akan diremediasi apabila akan di tanami melon harus menggunakan screenhouse untuk meminimalkan adanya penurunan produksi yang disebabkan oleh adanya serangan hama, anomali iklim seperti hujan, dan kemudahan pengontrolan tanaman dengan teknologi terra preta (tanah hitam) yang merupakan pemanfaatan tribio (trilogi biomassa) yaitu biochar,kompos dan POC dapat menyokong pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang akan di budidayakan.”, tutur Dr. Budi terkait rencananya dalam pemanfaatan lahan pasca tambang.
Selain presentasi dari Dr. Budi, Dr. Eko juga menyampaikan presentasi tentang potensi algae di lahan pasca tambang. Dr. Eko menyampaikan bahwa void (kubah galian) tergenang yang terisi oleh air memiliki kandungan algae yang melimpah dan apabila dapat dimanfaatkan secara optimal, maka di harapkan dapat menyokong kesuburan di lahan bekas tambang tersebut. Algae yang berada di dalam void dimanfaatkan dan di kembangbiakkan sehingga perlu adanya analisis spesies algae yang terdapat di void tersebut dapat diidentifikasi.
“Apabila algae tersebut dapat diidentifikasi maka karakteristik dari algae tersebut dapat teridentifikasi juga sehinga pemanfaatan algae tersebut dapat lebih optimal. Contoh dari pemanfaatan algae adalah Anabaena azollae yang bersimbiosis dengan Azolla pinnata dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hijau”, papar Dr. Eko.
Setelah dilakukan presentasi, dilakukan pula survey ke lahan tambang di PT.Kaltim Prime Coal (KPC). Tujuan ke lahan tambang batu bara adalah untuk mengidentifikasi morfologi tanah, genesis tanah, klasifikasi tanah secara kualitatif, kapabilitas tanah (soil capability), dan kesesuaian tanah (soil suitability) untuk suatu komoditas. Sehingga ketika melakukan remediasi di wilayah pasca tambang tersebut hasilnya dapat lebih optimal.