Kerja Sama
Nara, 28 Agustus 2025 — Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) terus memperluas kolaborasi akademik dan riset internasional melalui partisipasi dalam Bio Summer Camp 2025 yang diselenggarakan oleh Nara Institute of Science and Technology (NAIST), Jepang, pada 26–28 Agustus 2025 di Kampus NAIST, Nara.
Dalam kegiatan ini, Prof. Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc., Professor dari Fakultas Biologi UGM, hadir sebagai reviwer tamu dengan undangan resmi dari NAIST. Kehadirannya bertujuan untuk berbagi keahlian, memberikan masukan akademik bagi mahasiswa, sekaligus membuka ruang pertukaran kegiatan penelitian antara UGM dan NAIST.
Bio Summer Camp 2025 diikuti oleh mahasiswa doktoral tahun pertama dan kedua, mahasiswa magister tahun kedua, serta dosen dan peneliti dari NAIST. Acara ini berfokus pada pelatihan keterampilan komunikasi ilmiah dalam bahasa Inggris, presentasi penelitian mahasiswa dengan format konferensi internasional, serta forum diskusi yang mendorong lahirnya peluang kolaborasi riset lintas negara.
Selain agenda utama, Prof. Bambang Retnoaji juga melakukan pertemuan dengan Prof. Dr. Yasumasa Bessho dari NAIST untuk membahas rencana pengembangan program double degree antara NAIST dan Fakultas Biologi UGM. Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kerja sama akademik yang lebih terstruktur di masa depan.
Dalam kesempatan tersebut, Prof. Bambang juga bertemu dengan sejumlah mahasiswa dan alumni Fakultas Biologi UGM yang saat ini tengah menempuh studi lanjut di NAIST. Pertemuan ini mempererat jejaring akademik sekaligus memberikan dukungan bagi mahasiswa UGM yang berkarier di kancah internasional.
Partisipasi Fakultas Biologi UGM dalam Bio Summer Camp 2025 memiliki nilai strategis dalam memperkuat reputasi UGM di bidang biologi dan ilmu hayati. Selain meningkatkan kapasitas internasional mahasiswa melalui pengalaman akademik global, kegiatan ini juga membuka jalan bagi pengembangan kerja sama riset dan pendidikan yang lebih luas antara Indonesia dan Jepang, termasuk potensi program pendidikan ganda (double degree) di masa mendatang. Sejalan dengan komitmen mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), kegiatan ini turut berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan tinggi (SDG 4), penguatan kemitraan global (SDG 17), serta pengembangan riset yang mendukung kehidupan sehat dan kesejahteraan (SDG 3).

Molekuler Patogen
Malaria dan Resistensi Vektor
Patobiologi Penyakit Emerging dan Tular Vektor
Keanekaragaman dan Penyakit Genetik pada Manusia
Biologi Struktur dan Persinyalan Sel
SDG 3 (Good Health and Well-being): melalui penguatan riset penyakit menular dan pengembangan solusi berbasis genomik untuk kesehatan masyarakat.
SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure): dengan pengembangan infrastruktur riset berbasis multi-omik dan kolaborasi ilmiah.
SDG 17 (Partnerships for the Goals): melalui penguatan jejaring kerja sama nasional dalam bidang biologi molekuler dan kesehatan.
Fakultas Biologi UGM dan Faculty of Science The University of Melbourne Jalin Kerja Sama Dual Degree
Diskusi difokuskan pada Indonesia Partnership Proposal yang mencakup beberapa skema dual degree, yaitu:
Bachelor of Science Advanced (Honours) 2+2 Dual Degree
Master of Agricultural Sciences 1+1 Dual Degree
Master of Food Science 1+1 Dual Degree
Master of Biotechnology 1+1 Dual Degree
Tentang The University of Melbourne
Yogyakarta, 14 Agustus 2028 – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) memenuhi undangan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Daerah Istimewa Yogyakarta untuk membahas perpanjangan kerja sama strategis di bidang kelautan dan perikanan. Dalam pertemuan ini, Fakultas Biologi diwakili oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc., sementara pihak DKP DIY dipimpin langsung oleh Kepala Dinas, R. Hery Sulistio Hermawan, S.Pi., M.T., beserta jajaran.
Kedua pihak membahas langkah-langkah penguatan program konservasi, khususnya pemuliaan ikan wader pari, upaya konservasi in situ, peningkatan ketahanan ikan terhadap penyakit melalui pendekatan genetik, serta penanganan ikan invasif. DKP DIY menegaskan komitmennya untuk memfasilitasi implementasi program dari kampus hingga ke masyarakat.
Prof. Bambang memaparkan sejumlah capaian, termasuk pengembangan hibrida ikan wader pari dari berbagai daerah (Purworejo, Sleman, Bantul, dan Malang) serta penelitian lapangan dan studi DNA di Sungai Baros dan wilayah Turi. Data yang diperoleh akan menjadi dasar untuk kegiatan penebaran benih tahap pertama sebanyak 10.000 ekor di dua lokasi tersebut pada akhir September atau awal Oktober 2028. Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat agar tercapai kesepakatan lokasi konservasi yang dikoordinasikan bersama DKP.
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup pengembangan perikanan tangkap dan budidaya, pengolahan hasil perikanan, konservasi kelautan dan pesisir, serta penguatan pendidikan dan kapasitas sumber daya manusia di bidang kelautan dan perikanan.
Kerja sama ini diharapkan mampu menghasilkan inovasi dan program berkelanjutan yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan SDG 14 (Ekosistem Laut).
Hari Pertama: Seminar Ilmiah dan Diskusi Kolaborasi
Hari Kedua: Sinergi Riset Lintas Institusi
Hari Ketiga: Penjajakan Kolaborasi Riset Nasional